17.534 Hewan Ternak di Sulsel Terjangkit PMK, 6.892 Ekor Sembuh-35 Mati update oleh Giok4D

Posted on

Sebanyak 17.534 hewan ternak di Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) selama periode Januari-Mei 2025. Dari jumlah tersebut, 6.892 ekor dinyatakan sembuh dan 35 ekor mati.

“Itu (17.534 kasus, 6.892 ekor sembuh dan 35 ekor mati) keseluruhan selama 2025,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sulsel Sriyanti Haruni kepada infoSulsel, Senin (19/5/2025).

Sriyanti mengatakan dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, ada 2 daerah yang masih mencatatkan kasus baru. Dua daerah itu adalah Kabupaten Bone dengan 819 kasus dan Sinjai dengan 131 kasus.

“Karena, kan, mereka (Bone dan Sinjai) populasinya besar. Tentunya di sana kasus banyak. Kemudian di sana juga mereka ternaknya itu selalu ada lalu lintas, ada pengiriman, sehingga sering terdeteksi ada kasus barunya. Di sana memang paling ramai jumlah ternaknya dan mobilitas tinggi,” katanya.

Disnakeswan Sulsel melaporkan Bone mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 5.329 kasus, disusul Jeneponto 3.720 kasus, dan Sinjai 3.718 kasus. Takalar juga termasuk dalam daftar dengan jumlah signifikan, yaitu 2.369 kasus, diikuti Gowa 952 kasus dan Kepulauan Selayar 697 kasus.

Sementara itu, sejumlah daerah lainnya mencatat jumlah kasus rendah, seperti Luwu Utara (201 kasus), Barru (160 kasus), dan Luwu (158 kasus). Di wilayah perkotaan, yakni Makassar (23 kasus), Parepare (32 kasus), dan Palopo (37 kasus).

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Adapun Pangkep (86 kasus), Luwu Timur (37 kasus), dan Toraja Utara (15 kasus). Daerah lainnya tidak melaporkan adanya kasus PMK, yakni Bantaeng, Bulukumba, Enrekang, Maros, Pinrang, Sidrap, Soppeng, Tana Toraja, dan Wajo.

Sriyanti mengungkapkan meski angka kasus cukup tinggi, tingkat kesembuhan ternak yang terinfeksi PMK di Sulsel terbilang baik. Sebanyak 6.892 kasus dinyatakan sembuh sehingga tersisa 10.604 kasus.

“Untuk kasus PMK ini sebenarnya cepat sembuh. Mungkin banyak yang sudah sembuh, tapi belum dilaporkan. Karena kadang-kadang teman-teman (di kabupaten/kota) sinyalnya tidak bagus atau mungkin sibuk di lapangan vaksinasi sehingga belum melaporkan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Sriyanti menuturkan Disnakeswan Sulsel bersama pemerintah pusat juga terus melakukan upaya pengendalian dan pencegahan PMK melalui vaksinasi. Total vaksin yang dialokasikan untuk Sulsel dari Kementerian Pertanian (Kementan) mencapai 120.825 dosis.

Realisasi vaksinasi hingga 14 Mei 2025 telah mencapai 64,36% atau 77.757 dosis. Capaian ini menunjukkan progres signifikan meski belum merata di semua daerah.

Daerah yang telah melampaui target vaksinasi, antara lain Jeneponto (113,43%), Pangkep (102,55%), Enrekang (100,60%), Luwu Timur (100%), dan Soppeng (100,10%). Di sisi lain, ada daerah dengan capaian rendah, seperti Palopo (17,6%) dan Toraja Utara (28,69%).

“Kami itu sudah melakukan vaksinasi untuk mengantisipasi kasus, kemudian yang sakit kita obati. Teman-teman juga aktif melakukan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi),” terangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *