Sebanyak 178 warga dari Kabupaten Yalimo, mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, imbas kerusuhan yang diduga dipicu rasisme di wilayah tersebut. Pengungsi tiba di Wamena dengan pengawalan ketat personel kepolisian.
“Jumlah pengungsi tercatat mencapai 178 orang, terdiri dari anak-anak, perempuan, dan laki-laki dewasa. Seluruhnya telah melalui proses pendataan oleh Polres Jayawijaya,” kata Kapolres Jayawijaya AKBP Anak Agung Made Satruya Bimantara kepada wartawan, Rabu (17/9/2025).
Para pengungsi tiba di Wamena dan langsung menuju Mapolres Jayawijaya pada Rabu (17/9). Para pengungsi mendapatkan penanganan medis dan makana dari personel kepolisian.
“Rombongan pengungsi tiba di Wamena dengan pengawalan ketat personel kepolisian. Sesampainya di Mapolres, para pengungsi langsung mendapatkan penanganan medis serta bantuan makan dan minum dari pihak kepolisian,” katanya.
Agung mengatakan setelah dipastikan dalam kondisi stabil, sebagian besar pengungsi dijemput pihak keluarga masing-masing. Sementara beberapa lainnya masih dalam penanganan medis di Klinik Polres Jayawijaya.
“Kami pastikan seluruh pengungsi yang tiba di Wamena dalam keadaan aman. Polres Jayawijaya bersama instansi terkait memberikan penanganan medis, pendataan, dan bantuan logistik,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan pecah di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo pada Selasa (16/9) sekitar pukul 07.00 WIT. Kerusuhan diduga dipicu rasisme yang melibatkan siswa di SMAN 1 Yalimo.
“Dugaan ucapan rasis terhadap seorang pelajar memicu kemarahan warga,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Cahyo Sukarnito kepada wartawan, Rabu (17/9).