22+ Puisi Hari Ibu yang Singkat, Ungkapan Cinta Menyentuh Hati-Penuh Makna

Posted on

Apakah infoers sedang mencari puisi Hari Ibu untuk dikirimkan kepada ibunda tercinta pada 22 Desember? Memberikan puisi di Hari Ibu selalu menjadi cara sederhana namun sangat berkesan untuk merayakan sosok yang tak tergantikan dalam hidup.

Melalui puisi Hari Ibu, infoers dapat menyampaikan rasa cinta, kasih sayang, dan terima kasih kepada ibu dengan cara yang indah. Setiap bait yang menyentuh hati dan penuh makna mampu menggambarkan betapa besar peran dan pengorbanan ibu bagi seorang anak.

Untuk itu, artikel ini menyajikan berbagai puisi yang tidak hanya indah, tetapi juga sarat emosi. Yuk, pilih dan ekspresikan rasa sayang kepada ibu tercinta!

Pernah Aku Ditegur
Karya: Chairil Anwar

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu…..
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu…..
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….

Ibu….
Aku sayang padamu…..Tuhanku….Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…..

Sajak Ibu
Karya: Wiji Thukul

Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
Tetapi menangis ketika aku susah
Ibu tak bisa memejamkan mata
Bila adikku tak bisa tidur karena lapar
Ibu akan marah besar
Bila kami merebut jatah makan
Yang bukan hak kami
Ibuku memberi pelajaran keadilan
Dengan kasih sayang
Ketabahan ibuku
Mengubah rasa sayur murah
Jadi sedap

Ibu menangis ketika aku mendapat susah
Ibu menangis ketika aku bahagia
Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
Ibu menangis ketika adikku keluar penjara

Ibu adalah hati yang rela menerima
Selalu disakiti oleh anak-anaknya
Penuh maaf dan ampun
Kasih sayang ibu
Adalah kilau sinar kegaiban tuhan
Membangkitkan haru insan

Dengan kebajikan
Ibu mengenalkan aku kepada tuhan

Cinta Ibu
Karya: KH A Mustofa Bisri

Seorang ibu mendekap anaknya
Yang durhaka saat sekarat
Air matanya menetes-netes di wajah
Yang gelap dan pucat
Anaknya yang sejak di rahim diharap
Harapkan menjadi cahaya
Setidaknya dalam dirinya
dan berkata anakku jangan risaukan dosa-
Dosamu kepadaku sebutlah namaNya, sebutlah namaNya.
Dari mulut si anak yang gelepotan lumpur
dan darah
Terdengar desis mirip upaya sia-sia
Sebelum semuanya terpaku kaku

Lembut, Sayup, Tua Renta
Karya: Endah Megawati

Kala mata terbuka
Kala hati menitikkan air mata
Kala dunia menghujat dan menghina
Tapi kau akan selalu datang membela
Tak jarang pula aku menyuruhmu tanpa rasa malu
Menambah beban mu yang gak sedikitpun aku bantu
Membentak mu dengan mimik kesal ku
Hanya karena sepasang baju yang belum sempat dilipat untuk sekolahku
Apa harus dengan kehilangan mu aku akan tersadar?
Apa harus dengan membiarkanmu tergeletak di lantai aku akan mengerti?
Apa harus dengan melihat mu tak lagi di sisi aku akan berubah?
Aku tak sanggup lagi, walau hanya menghayal sendiri

Bait Sajak untuk Ibu
Karya: Kusnan

Tetes-tetes darah, keringat, dan air matamu
Cukup sudah menorehkan
Prasasti-prasasti indah di hidupku
Menggenapi di setiap celah ruang dan waktu
Gumam doa tulus nan sederhanamu
Jua, keriput di kening untuk menata asa
Demi anak-anakmu
Telah menjadi saksi
Pada hamparan permadani indah beranda surga
Akhirnya
Maafkan bila belum sempurna baktiku padamu
Saat renta usia menjemputmu… ibu, maafkan kami anak-anakmu
Selamat jalan ibu
Merengkuh jalan panjang menuju haribaan-Nya
Tuhan semesta jagad raya
Yakinlah suatu saat bersama takdir, nanti
Kita akan tersenyum bersama semerbak harum surga
Amin

Kesunyian Ibu
Karya: Denza Perdana

Ibu
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya

Surau-surau yang Kubangun, Ibu
Karya: Hafney Maulana

Surau-surau yang kau bangun Ibu
Mengalir bersama darah dari sungging
Senyum bahagiamu
Dari tempat itu, ku kayuh bidukku
Memburu zikir tahmid dan tahlil

Ibu, sebatang alif yang kau suapkan dulu
Ibu, azan dalam suraumu
Jadi tongkat penepis ombak yang menjilat jejak
Jadi palu pemecah matahari yang membakar hari

Ibu, di surau-suraumu
Aku mengutip-ngutip waktu

Ibu
Karya: KH. Mustofa Bisri

Kaulah gua teduh tempatku bertapa bersamamu sekian lama
Kaulah Kawah dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi yang tergetar lembut bagiku melepas lelah dan nestapa Gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam
Mata air yang tak brenti mengalir membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain berenang dan menyelam
Kaulah Ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonku
Kaulah ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalananku mencari jejak sorga di telapak kakimu

Kepada Ibu
Karya: Rafina Yumma Syafiqa

Kata ibu, kami sama-sama
Berpeluk di rahimnya
Saat berada di kedua tangannya
Kami sedang berebut susunya

Kami berburu bintang paling terang
Bersama menyusim anak tangga
Memetik kejora
Kemudian kami letakkan di pangkuan ibu

Duh, ibu mengapa kau teteskan air mata haru?
Entah untukku, kau, atau kami

Catatan Terima Kasih
Karya: Lang Leav

Kamu telah memberitahuku
Semua hal
Aku perlu mendengar
Sebelum aku tahu,
Aku perlu mendengar mereka
Agar tidak takut dari semua hal
Aku pernah takut,
Sebelum aku tahu
Aku seharusnya tidak takut pada mereka

Untuk Ibuku Tercinta
Karya: Agus Suarsono

Ku ingin,
Menghirup hawa yang kau hirup
Melangkah,
Di tempatmu melangkah

Berteduh,
Di tempatmu berteduh
Dan terlelap di atas pangkuanmu

Ibu…
Ku cuma inginkan selalu bersamamu
Sepanjang waktuku..

Sajak Ibunda
Karya: WS. Rendra

Mengenangkan ibu adalah mengenangkan buah-buahan
Istri adalah makanan utama, pacar adalah lauk-pauk, namun Ibu adalah pelengkap sempurna
kenduri besar kehidupan
Wajahnya adalah langit senja kala.
Keagungan hari yang telah merampungkan tugasnya.
Suaranya menjadi gema dari bisikan hati nuraniku.
Mengingat ibu, aku melihat janji baik kehidupan.
Mendengar suara ibu, aku percaya akan kebaikan manusia.
Melihat foto ibu, aku mewarisi naluri kejadian alam semesta.
Berbicara dengan kamu, saudara-saudaraku, aku pun ingat kamu juga punya ibu.
Aku jabat tanganmu, aku peluk kamu di dalam persahabatan.

Syair untuk Ibu
Karya: Amelia Zelianti

Ibu setiap rintikkan air matamu
Menyadarkan diriku atas perbuatanku
Pengorbanan yang telah kau berikan untukku
Selalu ku kenang sepanjang hidupku
Di bawah redupnya pelita malam
Ku rebahkan kepalaku di pangkuanmu
Aku merasakan hati yang penuh ketenangan
Lewat belaian hangat tangan halusmu
Ibu, Kau lah jantung dan hatiku
Darahmu mengalir deras di tubuhku
Semua tentang lukamu terikat di batinku
Kutuliskan syair ini untukmu ibu
Dengan bait yang langsung terhubung denganmu
Dihiasi oleh goresan pena yang indah
Syair ini akan selalu mewarnai hidupmu

Ibu Malaikatku
Karya: Mosdalifah

Ibu…
Disini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapapun sakitnya kau tetap penuh

Ibu…
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu
Kau terus berjalan diantara duri-duri

Ibu…
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu

Ibu..
Kau lah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..
Ibu, malaikatku.

Ibu
Karya: Kusumo

Kasihmu tiada tara, sungguh besar sekali
Tak pernah ku mendengar keluhanmu
Setiap saat hanya cinta yang engkau berikan
Senyumanmu indah menyejukkan hati
Ibu…
Kau berikan perhatian penuh untuk kebaikan
Tak peduli hujan, panas, pagi, siang, sore, malam
Belaian hangat tanganmu terasa nyaman sekali
Teruslah mengasihiku, menyayangiku
Ibu…
Terima kasih untukmu, yang penuh kesabaran
Merawat, membesarkan, dengan ketulusan
Tak sanggup rasanya membalas kebaikanmu
Terlalu besar, banyak, tak terhitung jumlahnya
Doamu ibu, selalu kunantikan
Kuingin restumu menyertaiku
Doaku untukmu ibu
Semoga bahagia selalu

Ibu
Karya: Taufiq Ismail

Ibu
Di balik punggungku
Sinaran harumu
Teramat jai
Nyaris melahirkan
Tak dengar
Dibalik bumi kau, ibu
kuat apa kita bisa?

Setitik Rindu untuk Ibu
Karya: Fuji Rahma Febriyanti

Tentang rasa yang tak pernah ku ungkap
Tentang hati yang terasa begitu pengap
Tentang lidah yang keluar tuk berucap
Tentang rindu yang masih menancap
Aku berusaha melangkah tanpa tuntunan mu
Aku kehilangan semangat tanpa kehadiran mu
Aku kecewa saat jauh darimu
Aku menangis pelan karena merindukan mu
Walau yang ku rasa kadang pilu
Walau hati terus menahan sendu
Walau tangis masih sering mengisi waktu
Walau rindu masih sering menyapa ku
Aku akan menanti dengan sabar
Membiarkan rasa penat itu menjalar
Menutup senja hingga membuka fajar
Sampai rindu berakhir dengan kabar

Ibu dan Misteri
Karya: Jonna Fuchs

Bu, cintamu adalah sebuah misteri:
Bagaimana kamu bisa melakukan itu semua?
Ibu selalu ada di sana dan memperbaiki hal dengan sempurna
Untuk masalahku, besar dan kecil.
Cintamu melindungiku hari demi hari,
Jadi aku tidak takut, aku aman dan sehat.
Aku merasa bisa melakukan apa saja
Kapan pun ibu ada.
Ibu, cintamu adalah sebuah misteri,
Aku tidak punya petunjuk
Mengapa kamu mencintaiku sepanjang waktu,
Tapi saya sangat senang kamu melakukannya!

Ibu
Karya: Lola Ridge

Cintamu bagaikan cahaya bulan
yang mengubah hal-hal kasar menjadi keindahan,
sehingga jiwa-jiwa kecil
yang masam saling memantulkan secara miring
seperti di cermin yang retak. . .
melihat dalam rohmu yang bercahaya
pantulan mereka sendiri,
berubah rupa seperti aliran air yang bersinar,
dan mencintaimu apa adanya.

Kamu bukanlah gambaran dalam pikiranku,
melainkan sebuah kilau.
Aku melihatmu dalam kilauan
pucat seperti cahaya bintang di dinding abu-abu. . .
cepat berlalu dari ingatan bagaikan pantulan angsa putih
yang berkilauan di air pecah.

Ibuku Dehulu
Karya: Amir Hamzah

Ibuku dehulu marah padaku
diam ia tiada berkata aku pun lalu merajuk pilu
tiada peduli apa terjadi matanya terus mengawas daku
walaupun bibirnya tiada bergerak mukanya masam menahan sedan
hatinya pedih kerana lakuku
Terus aku berkesal hati
menurutkan setan, mengkacau-balau
jurang celaka terpandang di muka
kusongsong juga – biar cedera
Bangkit ibu dipegangnya aku
dirangkumnya segera dikecupnya serta dahiku berapi pancaran neraka
sejuk sentosa turun ke kalbu
Demikian engkau;
ibu, bapa, kekasih pula berpadu satu dalam dirimu
mengawas daku dalam dunia.

Ibu
Karya: Khalil Gibran

Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan
Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan
Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunan
Manusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati, yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti
Segala sesuatu di alam ini melukiskan tentang sosok Ibu

Matahari adalah Ibu dari planet bumi, yang memberikan makanannya dengan pancaran panasnya
Matahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari, sampai matahari meminta bumi untuk tidur sejenak

Di dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung dan anak-anak sungai
Dan bumi adalah Ibu dari pepohonan dan bunga-bungaan menjadi Ibu yang baik, bagi buah-buahan dan biji-bijian
Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuh dengan keindahan dan cinta
Selamat Hari Ibu

Ibu Super
Karya: Joanna Fuchs

Ibu, kamu adalah ibu yang luar biasa,
Begitu lembut, namun begitu kuat.
Banyak cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduli
Ibu sabar saat aku melakukan kesalahan;
Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya;
Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal;
Ibu adalah master dari setiap tugas.
Ibu adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan;
Ibu adalah bantalku saat aku jatuh.
Ibu membantu di saat-saat sulit;
Ibu mendukungku setiap kali aku menelepon.
Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu;
Ibu memiliki rasa hormatku sepenuhnya.
Jika aku memiliki pilihan,
Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!

Bunda Air Mata
Karya: Emha Ainun Najib

Kalau engkau menangis
Ibundamu yang meneteskan air mata
Dan Tuhan yang akan mengusapnya
Kalau engkau bersedih
Ibundamu yang kesakitan
Dan Tuhan yang menyiapkan hiburan-hiburan
Menangislah banyak-banyak untuk Ibundamu
Dan jangan bikin satu kali pun untuk membuat Tuhan naik pitam kepada hidupmu
Kalau Ibundamu menangis,
para malaikat menjelma butiran-butiran air matanya
Dan cahaya yang memancar dari airmata ibunda
membuat para malaikat itu silau dan marah kepadamu
Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci
sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala menutup pintu sorga bagimu

Nah, itulah kumpulan puisi Hari Ibu yang bisa digunakan sebagai referensi. Semoga membantu!

Puisi Hari Ibu 1

Puisi Hari Ibu 2

Puisi Hari Ibu 3

Puisi Hari Ibu 4

Puisi Hari Ibu 5

Puisi Hari Ibu 6

Puisi Hari Ibu 7

Puisi Hari Ibu 8

Puisi Hari Ibu 9

Puisi Hari Ibu 10

Puisi Hari Ibu 11

Puisi Hari Ibu 12

Puisi Hari Ibu 13

Puisi Hari Ibu 14

Puisi Hari Ibu 15

Puisi Hari Ibu 16

Puisi Hari Ibu 17

Puisi Hari Ibu 18

Puisi Hari Ibu 19

Puisi Hari Ibu 20

Puisi Hari Ibu 21

Puisi Hari Ibu 22

Puisi Hari Ibu 23