5 Ekskavator Pemprov Dikuasai Eks Bupati Soppeng, Legislator Desak APH Sita

Posted on

Legislator DPRD Soppeng Andi Takdir mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk menyita lima unit alat mesin pertanian (alsintan) berupa ekskavator milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) yang diduga dikuasai mantan bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak. Dia menegaskan lima ekskavator itu merupakan bantuan pemerintah.

“Itu bantuan sebenarnya yang bisa tarik APH. Iya (kita desak untuk disita),” ujar Andi Takdir kepada infoSulsel, Senin (28/7/2025).

Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, kewenangan untuk mengambil kembali bantuan pemerintah itu adalah APH. Apalagi lima ekskavator itu dikuasai secara pribadi.

“Itu kan bantuan pemerintah, yang murni dikuasai pribadi (mantan bupati). Kalau pemerintah daerah yang tarik berarti pembiaran, karena diberikan bukan ke kelompok. Itu murni penyalahgunaan wewenang. Karena bukan kelompok yang diberikan,” katanya.

Andi Takdir enggan menanggapi lebih jauh soal peruntukan ekskavator saat dikuasai eks bupati. Dia mengaku masih akan memastikan informasi tersebut.

“Intinya saya tidak tahu di mana na bawa lima ekskavator itu. Tapi kita masih cari informasi soal itu (dibawa ke lokasi tambang),” sebutnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan rapat komisi terkait permasalahan aset pemerintah yang dikuasai oleh orang yang bukan memiliki kewenangan. Menurutnya, rekomendasi rapat dengar pendapat (RDP) sisa menunggu persetujuan pimpinan DPRD.

“Kami juga sementara sudah melakukan rapat komisi. Senin depan hasilnya diteruskan ke pimpinan untuk RDP dengan inspektorat dan BKAD, sekaitan soal aset pemerintah,” jelasnya.

Terkait penguasaan ekskavator tersebut, infoSulsel telah mengkonfirmasi mantan bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak. Namun hingga kini Kaswadi belum memberikan tanggapan.

Sebelumnya diberitakan, lima unit alsintan berupa ekskavator milik Pemprov Sulsel ternyata dikuasai oleh mantan bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak. Alat tersebut disimpan di kebun miliknya.

“Betul, ada semua di lokasinya mantan bupati (Andi Kaswadi). Ada dua unit di kebunnya di Medde, Marioriawa, dan tiga terparkir di Malaka, Kecamatan Lalabata,” ujar pejabat Pemkab Soppeng berinisial SM, Minggu (27/7).

S mengaku, alat itu diserahkan ke Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Soppeng pada tahun 2019. Alat tersebut difokuskan untuk program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).

“Iya, memang digunakan untuk program serasi 2019-2020. Setelah itu saya tidak terlalu paham mi,” katanya.

Andi Takdir enggan menanggapi lebih jauh soal peruntukan ekskavator saat dikuasai eks bupati. Dia mengaku masih akan memastikan informasi tersebut.

“Intinya saya tidak tahu di mana na bawa lima ekskavator itu. Tapi kita masih cari informasi soal itu (dibawa ke lokasi tambang),” sebutnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan rapat komisi terkait permasalahan aset pemerintah yang dikuasai oleh orang yang bukan memiliki kewenangan. Menurutnya, rekomendasi rapat dengar pendapat (RDP) sisa menunggu persetujuan pimpinan DPRD.

“Kami juga sementara sudah melakukan rapat komisi. Senin depan hasilnya diteruskan ke pimpinan untuk RDP dengan inspektorat dan BKAD, sekaitan soal aset pemerintah,” jelasnya.

Terkait penguasaan ekskavator tersebut, infoSulsel telah mengkonfirmasi mantan bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak. Namun hingga kini Kaswadi belum memberikan tanggapan.

Sebelumnya diberitakan, lima unit alsintan berupa ekskavator milik Pemprov Sulsel ternyata dikuasai oleh mantan bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak. Alat tersebut disimpan di kebun miliknya.

“Betul, ada semua di lokasinya mantan bupati (Andi Kaswadi). Ada dua unit di kebunnya di Medde, Marioriawa, dan tiga terparkir di Malaka, Kecamatan Lalabata,” ujar pejabat Pemkab Soppeng berinisial SM, Minggu (27/7).

S mengaku, alat itu diserahkan ke Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Soppeng pada tahun 2019. Alat tersebut difokuskan untuk program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).

“Iya, memang digunakan untuk program serasi 2019-2020. Setelah itu saya tidak terlalu paham mi,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *