1 Muharram menandai awal dari tahun baru Hijriah. Momen ini menjadi waktu yang istimewa bagi umat muslim untuk melakukan muhasabah diri.
Ada berbagai amalan yang dianjurkan bagi setiap umat Islam saat memasuki Tahun Baru Islam atau 1 Muharram. Salah satunya adalah memanjatkan doa.
Doa-doa yang dipanjatkan untuk memohon keberkahan awal tahun, harapan akan rahmat, keselamatan, kesehatan, dan rezeki dari Allah SWT di sepanjang tahun yang akan datang. Lantas bagaimana lafaz doa yang dapat dibaca saat memasuki 1 Muharram?
Nah, berikut ini kumpulan bacaan doa yang dapat diamalkan pada 1 Muharram lengkap tulisan Arab, Latin, serta terjemahannya. Yuk, disimak dan amalkan!
Dilansir dari buku Doa & Dzikir Sepanjang Tahun karya H Hamdan Hamedan, M A, berikut sejumlah doa yang dapat diamalkan pada satu Muharram 1447 H:
Para sahabat Rasulullah SAW biasa membaca doa khusus saat memasuki tahun baru Hijriah, tepatnya pada tanggal 1 Muharram. Doa ini dibaca sebagai permohonan kepada Allah SWT agar tahun yang datang membawa keberkahan dan keselamatan.
Berikut ini lafal doa awal tahun:
اللَّهُمَّ أُدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ وَجَوَازِ مِنَ الشَّيْطَانِ.
Arab Latin: Allaahumma adkhilhu ‘alainaa bil amni wal iimaani was- salaamati wal islaami wa ridhwaanin minar rahmaani wa jawaazin minas-syaithaani.
Artinya: “Ya Allah, masukkan kami ke dalamnya dengan aman, iman, selamat, dan Islam. Dan anugerahkan kami rida dari Ar- Rahman (Allah), serta jauhkanlah kami dari setan.”
Terdapat juga doa menyambut 1 Muharram yang sering diamalkan oleh para ulama dan kaum muslimin. Doa ini merupakan permohonan perlindungan dari godaan setan, kendali atas hawa nafsu, serta harapan agar segala amal yang dilakukan di tahun baru mendekatkan diri kepada Allah SWT.
اللَّهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيمِ وَكَرِيمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ. وَهَذَا عَامُ جَدِيدٌ قَدْ أَقْبَلَ أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَارَةِ بِالسُّوْءِ وَالاسْتِغَالَ بِمَا يُقَرِبُنِي إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.
Arab Latin: Allaahumma antal abadiyyul qadiimul awwal. Wa ‘alaa fadhlikal ‘azhiimi wa kariimi juudikal mu’awwal. Wa haadza ‘aamun jadiidun qad aqbala. As-alukal ‘ishmata fiihi minas- syaithaani wa auliyaa-ih, wal ‘auna ‘alaa haadzihin nafsil ammaarati bis-suu-i, wal isytighaala bimaa yuqarribunii ilaika zulfaa yaa dzal jalaali wal ikraam.
Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada- Mu dari bujukan iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
اللَّهُمَّ أَنتَ الْأَبَدِيُّ الْإِلَهُ الْقَدِيمُ الْأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيمِ وَكَرِيمِ جُوْدِكَ الْعَمِيمِ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامُ جَدِيدٌ قَدْ أَقْبَلَ أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَالْأَعْمَالِ وَالْاِسْتِغَالَ بِمَا يُقَرِبُنِي إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِهَا وَأَسْتَكْفِيكَ مُؤْنَتَهَا وَشُغْلَهَا فِي عَافِيَةٍ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا.
Arab Latin: Allaahumma antal abadiyyul ilahul qadiimul awwalu, wa ‘alaa fadhlikal ‘aziimi wa kariimi juudikal ‘amiimil mu’awwalu, wa hadzaa ‘aamun jadiidun qad aqbala, as-alukal ‘ishmata fiihi minas-syaithaani wa awliyaa-ihi, wal ‘awna ‘alaa hazihin nafsil ammaarati bis-suu-i wal a’maali, wal isytighaala bimaa yuqarribunii ilaika zulfa, yaa dzal jalaali wal ikraam. As-aluka min khairihaa wa a-‘uudzu bika min syarrihaa wa astakfiika mu’natahaa wa syuglahaa fii ‘aafiyatiin bi-rahmatika yaa arhamar raahimiin. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallama tasliima.
Artinya: “Ya Allah, Engkau zat yang Maha Abadi, yang menjadi Tuhan, yang Maha Qadim, yang Maha Awal. Sesuatu yang menjadi andalan manusia hanyalah anugerah-Mu yang agung dan kemurahan-Mu yang mulia. Ini tahun baru telah tiba. Di dalamnya aku memohon penjagaan kepada-Mu dari setan dan kekasih-kekasihnya, memohon pertolongan atas nafsu amarah yang memerintahkan keburukan dan berbagai amal jelek, dan memohon tersibukkan diri dengan aktivitas yang dapat lebih mendekatkan diriku kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya, wahai Zat Yang Maha Agung dan Maha Mulia. Aku memohon kepadamu dari baiknya tahun ini, memohon perlindungan- Mu dari buruknya tahun ini. Aku memohon kecukupan dari biayanya dan kesibukannya dalam kesehatan dengan rahmat- Mu, wahai Zat Yang Maha Pengasih dari sekian kekasih. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan keselamatan yang sempurna kepada Sayyidina Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.”
Doa ini bersumber dari kitab Al-Fathul Mubin wad Durrut Tsamin karya Syekh Abdullah bin Muhammad Al-Khayyath Al-Harusyi (w. 1175 H). Doa ini memuat harapan perlindungan, keberkahan, dan kecukupan dari Allah SWT sepanjang tahun baru.
Pada 1 Muharram, seseorang juga dapat membaca doa tawasul ismul a’azham asmaul husna. Disebutkan dalam sebuah hadits, ada seseorang yang pernah berdoa dengan menyebut nama Allah yang agung ini. Menanggapi hal itu, Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung, yang apabila diminta dengan menyebut-Nya, pasti akan diberi dan apabila berdoa dengan menyebut-Nya pasti akan dikabulkan.” (HR. Ibnu Majah no. 3.857)
Lafal Doa Tawasul Ismul A’zham Asmaul Husna
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَ لَكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
Arab Latin: Allaahumma innii as-aluka bi-annaka antallaahul ahadus shamadu, alladzii lam yalid wa lam yuulad, wa lam yakul lahu kufuwan ahad.
Terjemahan: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, bahwasanya Engkau adalah Allah Yang Maha Esa, Yang Bergantung pada-Nya segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan- Nya.”
Bulan Muharram, termasuk pada tanggal 1 Muharram, menjadi waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan tobat. Amalan ini dilakukan agar dapat mengawali tahun baru Islam dengan hati yang bersih dan jiwa yang kembali kepada Allah.
Salah satu doa tobat yang sangat dianjurkan adalah doa yang dibaca oleh Nabi Adam AS setelah diturunkan ke bumi, sebagai bentuk penyesalan dan permohonan ampun kepada Allah. Berikut adalah bacaan doa tobat Nabi Adam AS:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَسِرِينَ.
Arab Latin: Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam tagfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin.
Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al- A’raf [7]: 23)
Selain doa Nabi Adam, salah satu doa tobat yang juga sangat dianjurkan untuk diamalkan pada 1 Muharram, adalah doa Nabi Yunus AS. Doa ini diucapkan oleh Nabi Yunus ketika berada dalam perut ikan.
Dalam suatu riwayat dari Awf Al-A’rabi dikatakan, bahwa Nabi Yunus sempat menyangka dirinya sudah meninggal. Lalu beliau menggerakkan kakinya dan sadar bahwa beliau masih hidup.
Berikut adalah bacaan doa tobat Nabi Yunus AS:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحْنَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّلِمِينَ.
Arab Latin: Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin.
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 87)
Selain memperbanyak doa, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak dzikir di bulan Muharram, termasuk pada tanggal 1 Muharram. Salah satu amalan dzikir yang sangat dianjurkan adalah membaca sayyidul istighfar.
Rasulullah bersabda, “Barang siapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari no. 6.306)
Berikut ini bacaan sayyidul istighfar:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنتَ.
Arab Latin: Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A-‘uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u laka bi-dzanbii, faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah Menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji- Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada- Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab, tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.”
Mengacu pada Kalender Hijriah Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag), 1 Muharram 1447 H jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Dalam kalender Islam, pergantian hari dimulai sejak terbenam Matahari (waktu Maghrib), bukan tengah malam seperti dalam kalender Masehi.
Artinya, 1 Muharram sudah dimulai sejak Kamis malam, 26 Juni 2025. Maka, doa satu Muharram dapat dibaca mulai setelah Maghrib pada Kamis malam hingga Jumat, 27 Juni 2025.
Nah itulah doa satu Muharram yang dapat diamalkan serta waktu membacanya. Semoga bermanfaat!