Teka-teki identitas kerangka manusia yang ditemukan dalam batang pohon aren di Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut), kini telah terjawab. Kerangka tersebut milik warga bernama Muhammad Yuda Prawira yang dilaporkan hilang dua tahun silam.
Penemuan kerangka manusia awalnya menghebohkan warga di Dusun I Desa Pamatang Ganjang, Selasa (9/9) lalu. Kerangka itu berada di dalam batang pohon yang tumbang.
Dirangkum infocom, berikut ini fakta-fakta terungkapnya identitas kerangka manusia dalam pohon aren:
Dilansir infoSumut, kasus ini awalnya ditangani Polsek Firdaus. Namun belakangan kasusnya dilimpahkan ke Polres Sergai.
Kapolsek Firdaus AKP Ahmad Albar menyebut lokasi penemuan kerangka manusia langsung dipasangi garis polisi. Selain itu, batang pohon aren yang menyimpan kerangka manusia itu juga telah dibawa ke Polres.
“Sudah (digaris polisi) dan juga pohonnya sudah kita amankan di Polres,” kata Ahmad saat dikonfirmasi infoSumut, Senin (15/9).
Setelah penemuan kerangka itu, salah seorang warga sekitar sempat mengaku bahwa anaknya ada yang hilang sejak dua tahun lalu. Sang anak pergi dan tak kunjung ada kabar.
“Informasinya ada seperti itu (kehilangan anak), sekitar dua tahun lalu perginya, nggak ada kabar,” kata Ahmad Albar saat dikonfirmasi infoSumut, Rabu (10/9).
Ahmad menyebut warga yang mengaku anaknya hilang itu tinggal di sekitar lokasi penemuan. Anak warga tersebut, kata Ahmad, berjenis kelamin laki-laki, kelahiran sekitar tahun 2002.
“Iya warga situ juga, dekat lah, nggak jauh dari TKP. Menurut salah satu keluarganya, identik sih bajunya, celana yang mereka kenal, kalau bajunya (adik) yang perempuan katanya pernah ingat, pernah nyuci katanya,” jelasnya.
Ahmad menjelaskan bahwa anak warga yang hilang itu bernama Muhammad Yuda Prawira (23). Saat itu pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah kerangka itu merupakan Yuda atau tidak. Sejauh ini, pihak kepolisian masih menyelidikinya.
Namun, saat ditemukan itu, bagian kerangka tersebut masih utuh. “(Kerangka) lengkap, utuh, tapi sudah berserakan,” jelasnya.
Selain kerangka, ada sejumlah barang-barang milik korban yang juga ditemukan di dalam pohon itu. Barang-barang itu yakni celana panjang warna hitam, baju biru bertuliskan ‘just run’, satu handphone merek Nokia dan gelang aluminium silver.
Polisi kemudian mengirimkan sampel DNA kerangka manusia ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di Jakarta pada September lalu. Sampel ini menjadi salah satu cara untuk mengetahui identitas korban.
“Yang lama tes DNA-nya, nanti DNA-nya dibawa ke Jakarta ke Puslabfor Polri,” kata Kasat Reskrim Polres Sergai Iptu Binrod Situngkir saat dikonfirmasi infoSumut, Sabtu (13/9).
Binrod mengatakan sampel DNA itu nantinya akan dicocokkan dengan DNA warga yang mengaku kehilangan anaknya sekitar dua tahun lalu.
“Ada warga yang ngaku itu keluarganya. Jadi, kita ambil sampel pembandinglah yang ngaku tadi untuk dilakukan pemeriksaan DNA, apakah kerangka manusia itu identik dengan warga yang mengaku keluarganya,” sebutnya.
Belakangan polisi mengungkap identitas kerangka manusia tersebut. Kerangka dipastikan adalah Muhammad Yuda Prawira, warga sekitar yang dilaporkan hilang dua tahun silam.
“Menyatakan identitasnya saja, iya Muhammad Yuda Prawira,” kata Kasi Humas Polres Sergai, Iptu L. B. Manulang, dikonfirmasi infoSumut, Rabu (19/11).
Identitas kerangka tersebut diketahui berdasarkan hasil uji Laboratorium Forensik (Labfor) dan tes DNA. Menurut L.B. Manullang hasil tes DNA Muhammad Yudha Prawira mirip dengan ayah kandungnya.
“Dia tes DNA 99,9 biologisnya identik dengan bapaknya,” katanya.
Polisi turut menyinggung soal penyebab kematian korban. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa tidak ada tanda kekerasan pada kerangka milik Muhammad Yuda Prawira.
“Untuk penyebab kematian, saya katakan yang kita temukan ini adalah tulang belulang, jadi saya spesialis forensik hanya melaksanakan identifikasi, dari identifikasi tulang tersebut bisa disimpulkan tidak terdapat tanda tanda kekerasan pada tulang belulang,” kata Pamin Subdit Yamet Dokpol Bhayangkara Polda Sumut Iptu Egar Saragih, Rabu (19/11).
Egar menjelaskan bahwa tidak adanya tanda kekerasan pada kerangka karena minimnya bukti tambahan untuk diuji forensik. Seperti daging ataupun otot dari kerangka tersebut.
“Organ tidak dapat disimpulkan karena yang ditemukan hanya tulang belulang, untuk organ dalam bagian apapun tidak ada lagi hanya tulang belulang berdasarkan identifikasi, tulang belulang itu utuh berdasarkan manusia ras mongoloid jenis kelamin laki-laki,” jelasnya.
Egar menyebut jika ada bukti tambahan seperti daging ataupun ototnya, pihaknya bisa mengecek melalui uji forensik lebih jauh soal statusnya apakah kerangka tersebut korban penganiayaan atau tidak.
“Tidak menutup kemungkinan jika penemuannya masih ada jaringan lunaknya atau ada jaringan ototnya mungkin bisa ada tanda tanda kekerasan,” katanya.
1. Kasus Ditangani Polres Sergai
2. Warga Ngaku Kehilangan Anak 2 Tahun Lalu
3. Kerangka Ditemukan Utuh Dalam Pohon
4. Polisi Cek Sampel DNA Kerangka Manusia
5. Kerangka Manusia Ternyata Yuda Prawira
6. Tidak Ada Tanda Kekerasan
Ahmad menyebut warga yang mengaku anaknya hilang itu tinggal di sekitar lokasi penemuan. Anak warga tersebut, kata Ahmad, berjenis kelamin laki-laki, kelahiran sekitar tahun 2002.
“Iya warga situ juga, dekat lah, nggak jauh dari TKP. Menurut salah satu keluarganya, identik sih bajunya, celana yang mereka kenal, kalau bajunya (adik) yang perempuan katanya pernah ingat, pernah nyuci katanya,” jelasnya.
Ahmad menjelaskan bahwa anak warga yang hilang itu bernama Muhammad Yuda Prawira (23). Saat itu pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah kerangka itu merupakan Yuda atau tidak. Sejauh ini, pihak kepolisian masih menyelidikinya.
Namun, saat ditemukan itu, bagian kerangka tersebut masih utuh. “(Kerangka) lengkap, utuh, tapi sudah berserakan,” jelasnya.
Selain kerangka, ada sejumlah barang-barang milik korban yang juga ditemukan di dalam pohon itu. Barang-barang itu yakni celana panjang warna hitam, baju biru bertuliskan ‘just run’, satu handphone merek Nokia dan gelang aluminium silver.
3. Kerangka Ditemukan Utuh Dalam Pohon
Polisi kemudian mengirimkan sampel DNA kerangka manusia ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di Jakarta pada September lalu. Sampel ini menjadi salah satu cara untuk mengetahui identitas korban.
“Yang lama tes DNA-nya, nanti DNA-nya dibawa ke Jakarta ke Puslabfor Polri,” kata Kasat Reskrim Polres Sergai Iptu Binrod Situngkir saat dikonfirmasi infoSumut, Sabtu (13/9).
Binrod mengatakan sampel DNA itu nantinya akan dicocokkan dengan DNA warga yang mengaku kehilangan anaknya sekitar dua tahun lalu.
“Ada warga yang ngaku itu keluarganya. Jadi, kita ambil sampel pembandinglah yang ngaku tadi untuk dilakukan pemeriksaan DNA, apakah kerangka manusia itu identik dengan warga yang mengaku keluarganya,” sebutnya.
4. Polisi Cek Sampel DNA Kerangka Manusia
Belakangan polisi mengungkap identitas kerangka manusia tersebut. Kerangka dipastikan adalah Muhammad Yuda Prawira, warga sekitar yang dilaporkan hilang dua tahun silam.
“Menyatakan identitasnya saja, iya Muhammad Yuda Prawira,” kata Kasi Humas Polres Sergai, Iptu L. B. Manulang, dikonfirmasi infoSumut, Rabu (19/11).
Identitas kerangka tersebut diketahui berdasarkan hasil uji Laboratorium Forensik (Labfor) dan tes DNA. Menurut L.B. Manullang hasil tes DNA Muhammad Yudha Prawira mirip dengan ayah kandungnya.
“Dia tes DNA 99,9 biologisnya identik dengan bapaknya,” katanya.
5. Kerangka Manusia Ternyata Yuda Prawira
Polisi turut menyinggung soal penyebab kematian korban. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa tidak ada tanda kekerasan pada kerangka milik Muhammad Yuda Prawira.
“Untuk penyebab kematian, saya katakan yang kita temukan ini adalah tulang belulang, jadi saya spesialis forensik hanya melaksanakan identifikasi, dari identifikasi tulang tersebut bisa disimpulkan tidak terdapat tanda tanda kekerasan pada tulang belulang,” kata Pamin Subdit Yamet Dokpol Bhayangkara Polda Sumut Iptu Egar Saragih, Rabu (19/11).
Egar menjelaskan bahwa tidak adanya tanda kekerasan pada kerangka karena minimnya bukti tambahan untuk diuji forensik. Seperti daging ataupun otot dari kerangka tersebut.
“Organ tidak dapat disimpulkan karena yang ditemukan hanya tulang belulang, untuk organ dalam bagian apapun tidak ada lagi hanya tulang belulang berdasarkan identifikasi, tulang belulang itu utuh berdasarkan manusia ras mongoloid jenis kelamin laki-laki,” jelasnya.
Egar menyebut jika ada bukti tambahan seperti daging ataupun ototnya, pihaknya bisa mengecek melalui uji forensik lebih jauh soal statusnya apakah kerangka tersebut korban penganiayaan atau tidak.
“Tidak menutup kemungkinan jika penemuannya masih ada jaringan lunaknya atau ada jaringan ototnya mungkin bisa ada tanda tanda kekerasan,” katanya.
