Petugas Kereta Api Larang Balita Naik Kereta, Ini Kronologinya

Posted on

Petugas kereta api (KA) melarang balita naik kereta api karena tidak memiliki tiket di Stasiun Mandai, Kabupaten , Sulawesi Selatan (Sulsel). Perlakuan petugas membuat ibu balita tersebut emosi dan tersinggung karena anaknya diminta tinggal di stasiun.

Insiden tersebut bermula saat wanita bernama Sri Ushwa Ningrum (29) memesan tiket kereta api di Stasiun Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Minggu (20/6). Sri dan keluarganya naik kereta rute Barru-Maros.

“Kami bersama keluarga berangkat dari Stasiun Pangkajene dengan membeli 30 lembar tiket tujuan Pangkajene-Barru, Barru-Mandai, Mandai-Pangkajene,” ungkap Sri kepada infoSulsel, Selasa (24/6/2025).

Dalam perjalanan, Sri dan keluarga terpaksa berdiri dalam gerbong karena kehabisan tempat duduk. Penumpang kemudian tiba di Stasiun Garongkong Barru untuk melakukan registrasi ulang sebelum melanjutkan perjalanan.

“Sesampainya di Stasiun Mandai, kami sekeluarga dihambat oleh petugas KAI dengan alasan anak kami yang di bawah umur tidak bisa berangkat karena tidak memiliki tiket,” bebernya.

Sri saat itu bermohon agar diberikan tiket pulang ke Pangkep dan siap membayar harga tiket di atas normal. Namun petugas di Stasiun Mandai menolak hingga menyinggung anak Sri tidak diperbolehkan berangkat.

“Yang kami tidak terima karena petugas KAI itu mengatakan, ‘tidak bisa berangkat ini anak, tiket sudah habis, simpan saja ini anak di sini’. Padahal anak kami masih di bawah umur, masa kami tega meninggalkan anak kami di stasiun sendirian,” ujar Sri.

Sri kemudian emosi sampai marah membentak petugas laki-laki. Dia tersinggung karena merasa petugas kereta api tidak memperlakukannya dengan baik.

“Karena petugas itu tidak melayani kami dengan baik dan bicara seolah-olah dia merasa paling hebat. Di situlah kami tidak terima sebagai pelanggan. Sehingga kami sempat emosi karena perlakuan tersebut,” paparnya.

Sekuriti di stasiun tersebut sempat melerai percekcokan penumpang dengan petugas kereta api. Sri mengaku saat itu dirinya dan keluarga sempat diizinkan untuk bisa naik kereta namun kapasitas penumpang sudah penuh.

“Sesudah kami marah-marah barulah petugas security mengizinkan kami untuk naik di kereta menuju Stasiun Pangkep untuk pulang, tapi kondisi kereta sudah full. Akhirnya kami sekeluarga pulang ke Pangkajene dengan memesan mobil Maxim dengan 10 orang keluarga kami dengan penuh kekecewaan,” pungkasnya.

Wartawan infoSulsel telah menghubungi Kepala Tata Usaha Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel, Hasbudi Samad terkait percekcokan tersebut. Namun Hasbudi belum memberikan respons.

Diketahui, percekcokan antara penumpang dan petugas kereta api ini viral di media sosial. Penumpang wanita itu bahkan sempat memaki petugas kereta api laki-laki yang berada di Stasiun Mandai Maros.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *