Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Kamis, 3 Juli 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Berdoa merupakan cara bagi umat Katolik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mensyukuri berkat juga kasih-Nya.
Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Efesus: 2: 19-22; Mazmur 117: 1, 2; Yohanes 20: 24-29, Kisah Para Rasul 5: 12-32; dan 1 Korintus 1: 17-2:5.
Simak, yuk!
Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Santo Thomas, Rasul Allah
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
Yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya. Haleluya!
Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.
Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.”
Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
Dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
Supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.
Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu.
Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.
Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Thomas adalah salah satu dari Kedua Belas Rasul Yesus yang lahir di Galilea. Ia dikenal juga sebagai Didimus, yang berarti “kembar”.
Ia hidup sebagai nelayan miskin tanpa perahu sendiri. Sikapnya yang hati-hati dan cenderung pesimis membuat banyak orang mengingatnya sebagai rasul yang meragukan.
Meski dikenal ragu-ragu, Thomas menunjukkan keberanian luar biasa. Ketika Yesus hendak kembali ke Yudea setelah Lazarus wafat, Thomas berkata:
“Ayo, kita pergi juga! Biarlah kita mati bersama-sama dengan Dia.”
Ia juga tampil polos dan terus terang dalam Perjamuan Terakhir. Saat bertanya ke mana Yesus akan pergi, kemudian dijawab Yesus dengan pernyataan agung: “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup.”
Keraguan Thomas terhadap kebangkitan Yesus membuatnya tidak percaya sebelum melihat dan menyentuh luka-Nya sendiri. Namun saat ia akhirnya percaya, ia berseru, “Ya Tuhanku dan Allahku!”
Menurut Santo Agustinus, Thomas mengajarkan iman sejati karena melihat kemanusiaan Yesus namun mengakui keilahian-Nya. Yesus pun menegaskan, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Setelah peristiwa itu, Kitab Suci tidak mencatat lagi karya kerasulan Thomas. Berdasarkan tradisi, ia mewartakan Injil ke Suriah, Armenia, Persia, dan India.
Di kota Malaipur, dekat Madras, Thomas wafat sebagai martir setelah ditusuk tombak. Umat Kristen India Selatan percaya bahwa mereka adalah keturunan dari orang-orang yang ditobatkannya pada abad pertama.
Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga Tuhan memberkati, ya!