6 Keutamaan Puasa Asyura yang Perlu Diketahui Umat Muslim

Posted on

Puasa Asyura adalah salah satu amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat muslim. Ada banyak keutamaan yang bisa diraih dengan menjalankan ibadah puasa Asyura.

Lantas, apa saja keutamaan puasa Asyura?

Dikutip dari buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriyah karya Siti Zumratus Sa’adah, puasa Asyura yang dikerjakan setiap 10 Muharram merupakan puasa yang sering dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Hal ini dijelaskan dalam hadist dari Ibnu Abbas:

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW sangat bersemangat untuk berpuasa di suatu hari, kecuali di hari ini (hari Asyura) dan di bulan Ramadhan.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Untuk itu, berikut infoSulsel menyajikan informasi mengenai keutamaan puasa Asyura. Disimak, yuk!

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya jika puasa Asyura memiliki sejumlah keutamaan. Maka tidak heran jika umat muslim berlomba-lomba mengerjakan puasa sunnah ini.

Berikut sejumlah keutamaan puasa Asyura:

Dalam buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriyah karya Siti Zumratus Sa’adah, disebutkan bahwa puasa Asyura termasuk puasa yang paling utama setelah Ramadhan. Hal ini disandarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah Muharam, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Dikutip dari buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa oleh Nur Solikhin, disebutkan bahwa umat muslim yang melaksanakan puasa Asyura diyakini akan dihapuskan dosa satu tahun sebelumnya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu.” (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Puasa Asyura menjadi salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW ketika berpuasa Asyura juga memohon ampun kepada Allah SWT.

“Aku memohon kepada Allah SWT untuk menghapuskan dosa yang pernah aku perbuat pada satu tahun sebelumnya.” (HR Muslim).

Dinukil dari laman Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, umat muslim yang berpuasa sehari pada bulan Muharram, termasuk puasa Asyura, maka akan mendapatkan pahala yang setara dengan 30 hari berpuasa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa.” (HR At-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb, namun sanadnya tidak bermasalah).

Keutamaan puasa Asyura selanjutnya adalah dilaksanakan pada bulan mulia yakni bulan Muharram. Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk berpuasa di empat bulan haram.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari al-Bahili yang dikutip dari laman NU Online:

أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)

Artinya: “Diriwayatkan dari al-Bahili: ‘Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama?’ Rasulullah SAW bersabda: ‘Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah?’ Al-Bahili menjawab: ‘Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus).’ Rasulullah saw bersabda: ‘Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia’.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

Mengutip buku Rahasia Puasa Sunah oleh Ahmad Syahirul Alim, puasa Asyura merupakan amalan yang telah dilakukan oleh para nabi dan umat-umat terdahulu sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. Hal ini terlihat dari kebiasaan orang-orang jahiliah di Mekah yang terbiasa melakukan puasa di hari Asyura.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْسٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Artinya: “Hari Asyura ialah hari yang orang-orang Quraisy berpuasa di masa jahiliah, Nabi SAW juga berpuasa Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, ia berpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa padanya. (Namun), ketika kewajiban puasa bulan Ramadhan diturunkan maka pada mereka berpuasa bulan Ramadhan, dan meninggalkan puasa Asyura. Barang siapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, dan siapa yang hendak berbuka maka berbukalah.” (HR. Bukhari Muslim dari Aisyah RA).

Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dalam bukunya Kalender Ibadah Sepanjang Tahun, menyebutkan bahwa keutamaan bagi umat muslim yang melaksanakan puasa Asyura adalah mendapatkan pahala 10.000 malaikat. Hal ini disandarkan pada hadits dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah dan 10.000 pahala orang mati syahid.”

Selain berpuasa, terdapat sejumlah amalan sunnah lainnya yang bisa umat muslim kerjakan pada hari Asyura ini. Di antaranya adalah menyediakan buka puasa, membaca doa Asyura, hingga bersedekah.

Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan masing-masing amalan:

Anjuran pada hari Asyura berikutnya adalah memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa. Bahkan disebutkan umat muslim yang menyediakan buka puasa bagi orang yang berpuasa seperti memberi makan seluruh umat Nabi SAW yang berpuasa.

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW dalam hadits dari Ibnu Abbas:

“Barang siapa memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah-olah dia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka.”

Doa Asyura ini dibaca pada hari Asyura, tepatnya setelah melaksanakan shalat Maghrib. Doa ini bisa dibaca sebanyak 7 kali, namun lebih utama jika dibaca sebanyak 70 kali.

Berikut bacaan doa Asyura:

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلِ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرِ. سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ. وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا نَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِي الْعَظِيمِ. وَهُوَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ الْوَكِيلِ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم

Arab Latin: Hasbunallaah wani’mal wakil, ni’mal maulaa wani’man nashiir. Subhaanallaahi mil-al miizaani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridhaa wazinatal ‘arsyi. Laa malja-a minallaahi illaa ilaihi subhaanallaahi ‘adadasy syaf’i wal witir. Wa ‘adada kalimatillaahit taammaati kullaha, nas-alukas salaamata birahmatika yaa arhamar raahimiin. Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. Wahuwa hasbunaa wani’mal wakil, ni’mal maulaa wani’man nashiir. Washallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihii washahbihii wasallam.

Artinya: “Cukuplah Allah yang menjadi penolong dan kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maha Suci Allah sepenuh mizan (timbangan), setinggi ilmu, sebanyak keridhaan, dan setimbang ‘Arsy. Tiada tempat untuk menyelamatkan diri, dan tiada tempat untuk bersandar, melainkan kepada Allah. Maha Suci Allah sebanyak bilangan yang genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat yang sempurna kesemuanya. Saya memohon keselamatan kepada-Mu dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dan, tiada daya dan kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Cukuplah Allah yang memeliharaku, tempatku berpegang, dan sebaik-baiknya Pemberi pertolongan. Semoga Allah memberikan rahmat atas nabi kita, penghulu kami, Muhammad. Kemudian, juga kepada keluarga dan para sahabat nabi kesemuanya.”

Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca dzikir pada hari Asyura. Menurut Sayyid Ali al-Ajhuri, Allah akan mencegah segala keburukan yang akan terjadi selama setahun bagi umat yang membaca dzikir berikuti ini:

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلِ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرِ

Arab Latin: Hasbunallaah wani’mal wakil, ni’mal maulaa wani’man nashiir.

Artinya: “Cukuplah Allah yang menjadi penolong dan kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”

Amalan lainnya yang dianjurkan pada hari Asyura adalah mengusap kepala anak yatim. Allah SWT akan menaikkan derajat pada umat muslim yang mengerjakan amalan sunnah tersebut.

Hal ini sebagaimana dalam potongan hadits dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW:

“Barangsiapa mengusap kepala anak-anak yatim di hari tersebut (hari Asyura), maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat.”

Pada laman resmi Kabupaten Bantul, disebutkan jika amalan sunnah ini tidak hanya dimaknai secara harfiah yaitu mengusap kepala anak yatim. Namun, juga mencakup anjuran untuk berbagi rezeki kepada anak-anak yatim piatu.

Disebutkan bahwa setiap helai rambut anak yatim piatu yang diusap tersebut akan menggugurkan dosa bagi orang yang melakukannya. Oleh karena itu, berbagi dan menunjukkan kasih sayang kepada anak yatim sangat dianjurkan.

Dikutip dari laman NU ONline, sedekah merupakan amalan yang dianjurkan yang bisa dikerjakan kapan saja, tanpa terikat waktu tertentu. Namun, jika dilakukan pada hari Asyura yang merupakan hari istimewa di bulan mulia, nilainya akan semakin besar.

Sayyid Abi Bakar Syatha ad-Dimyathi menjelaskan bahwa bersedekah kepada keluarga, kerabat, maupun sesama di hari Asyura, akan dilapangkan rezekinya. Penjelasan ini tertuang dalam kitabnya yang berjudul I’anatut Thalibin:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله ﷺ قال : ” من وسع في يوم عاشوراء على عياله و أهله وسع الله عليه سائر سنته

Artinya : “Diriwayatkan dari abu Hurairah dari Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa meluaskan rezekinya di hari Asyura untuk kerabat dan keluarganya maka Allah akan meluaskan rezekinya di tahun tersebut.” (I’anatut Thalibin Juz 2. Hal 302).

Itulah informasi mengenai keutamaan puasa Asyura beserta amalan sunnah lainnya pada hari Asyura. Semoga bermanfaat!

Keutamaan Puasa Asyura

1. Puasa yang Paling Utama

2. Dihapuskan Dosa selama Setahun

3. Mendapatkan Pahala Puasa 30 Hari

4. Puasa di Bulan Suci

5. Puasanya Para Nabi

6. Mendapatkan Pahala 10.000 Malaikat

Amalan Sunnah Lainnya di Hari Asyura

1. Menyediakan Buka Puasa Bagi yang Berpuasa

2. Membaca Doa Asyura

3. Memperbanyak Berdzikir

4. Mengusap Kepala Anak Yatim

5. Bersedekah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *