Data dan Fakta Banjir-Longsor Terjang 5 Kabupaten di Sulsel

Posted on

Banjir dan longsor melanda lima kabupaten di (Sulsel), yakni Bone, Sinjai, Jeneponto, Bantaeng dan Bulukumba. Bencana hidrometeorologi tersebut mengakibatkan ribuan rumah terendam hingga sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan.

Bencana tersebut terjadi imbas hujan deras yang melanda kelima wilayah tersebut pada Sabtu (5/7). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel memastikan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu.

“Untuk saat ini belum ada korban jiwa,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo kepada infoSulsel, Sabtu (5/7/2025).

Dirangkum infoSulsel hingga Minggu (6/7), berikut data dan fakta banjir dan longsor yang melanda 5 kabupaten di Sulsel:

Amson menjelaskan, banjir dan longsor turut dipicu intensitas curah hujan yang tinggi. Hujan deras memicu luapan sungai yang masuk ke permukiman warga.

“Banjir karena intensitas hujan yang lebat sehingga aliran sungai meluap, tapi beberapa daerah sudah mulai surut,” ujar Amson.

BPBD Sulsel menyebut sejumlah wilayah masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga Minggu (6/7). Dalam laporan BMKG, ada 9 kabupaten dan kota masuk kategori waspada cuaca ekstrem, yakni Enrekang, Gowa, Luwu Timur, Luwu Utara, Bantaeng, Luwu, Wajo, Palopo dan Barru.

Selain itu Sulsel bagian selatan berpotensi dilanda angin kencang. BMKG juga melaporkan Kabupaten Bantaeng dan Enrekang termasuk wilayah yang masih berpotensi terkena banjir dan longsor akibat hujan lebat.

Banjir dan longsor menerjang Kabupaten Bulukumba pada Sabtu (5/7) sekitar pukul 13.00 Wita. Insiden tersebut terjadi empat kecamatan, yakni Ujung Bulu, Ujung Loe, Gantarang dan Kindang.

“Kurang lebih 1.800 unit rumah terendam banjir, 4 jembatan rusak berat, 2 titik tanggul roboh, 2 titik lokasi longsor menutup badan jalan,” beber Amson.

Banjir terjadi akibat luapan sungai yang masuk ke permukiman warga. BPBD Bulukumba masih melakukan asesmen terkait sejumlah rumah yang dilaporkan rusak akibat kejadian itu.

“Kerugian, kerusakan rumah warga dan infrastruktur. Upaya yang dilakukan adalah melakukan asesmen dan evakuasi warga terjebak banjir,” tambahnya.

BPBD Jeneponto melaporkan 5 orang sekeluarga sempat terjebak banjir di Desa Bonto Tiro, Kecamatan Rumbia pada Sabtu (5/7) sekitar pukul 07.30 Wita. Beruntung, kelima korban dievakuasi dalam kondisi selamat meski salah satu lansia di antaranya dilarikan ke puskesmas.

“Iya, ada 5 orang. Cuma itu yang nenek-nenek syok jadi dibawa ke puskesmas sekarang,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Jeneponto Andi Patappoi kepada wartawan.

Kelima korban tidak bisa keluar dari rumah karena arus banjir yang deras. Terjangan arus banjir nyaris menghanyutkan rumah korban.

“Memang hujan dari pagi, dari subuh. Kan, ini samping rumahnya jembatan, sungai, meluap sungainya. Tidak bisa memang tadi menyeberang, tidak bisa keluar, makanya terjebak,” tuturnya.

Banjir yang terjadi di Bone merendam 500 warga pada Sabtu (5/7) sekitar pukul 10.00 Wita. BPBD Bone melaporkan longsor juga terjadi di beberapa titik.

“Dari hasil pendataan BPBD ada sekitar 500 rumah dengan 500 KK yang terdampak banjir. Kemudian ada 5 jembatan yang rusak berat,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bone Andi Ikbal saat dikonfirmasi.

Bencana hidrometeorologi itu berdampak di 7 kecamatan, yakni Cenrana, Ulaweng, Ponre, Mare, Tonra, Salomekko, dan Kajuara. BPBD Bone saat ini masih menyisir lokasi untuk mengevakuasi warga terdampak.

“Dua hari Bone diguyur hujan yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Bahkan ada juga 1 bendungan hampir jebol Desa Batu Gading, Kecamatan Mare,” sebut Andi Ikbal.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya….

Banjir turut melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bantaeng pada Sabtu (5/7). Sebanyak 11 warga sempat terjebak banjir di Kelurahan Lamalaka, Kecamatan Bantaeng, yang satu orang di antaranya lansia dievakuasi ke rumah sakit.

“Tim SAR gabungan mengevakuasi 11 korban yang terjebak banjir di kampung Gusung Kelurahan Lamalaka. 1 orang dievakuasi ke RSUD Anwar Makkatutu karena dicurigai mengalami syok,” ungkap Danpos SAR Bantaeng, Hamka kepada wartawan.

BPBD Jeneponto masih melakukan pendataan terkait korban dan fasilitas umum yang terdampak akibat banjir. Namun sejumlah perkantoran hingga Rujab Bupati Bantaeng sempat terendam.

“Ada beberapa tanggul jebol. Tunggu ki datanya, ini sementara kami kumpulkan,” ungkap Kepala BPBD Bantaeng Irfan Jafar yang dikonfirmasi terpisah.

Longsor menerjang Kabupaten Sinjai hingga mengakibatkan akses jalan penghubung ke Malino, Kabupaten Gowa, terputus. Peristiwa itu tepatnya terjadi di Desa Gantareng, Kecamatan Sinjai Tengah, Sabtu (5/7) dini hari.

Pengendara yang sempat melintas diminta putar balik dan mencari jalur alternatif. Akses Jalan Poros Sinjai-Malino di Desa Gantareng baru bisa dilalui setelah alat berat diturunkan membersihkan material longsor.

“Itu jalan terputus dan tidak bisa dilewati di Kompang, Desa Gantareng. Harus turunkan alat berat untuk evakuasi material longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sinjai Budiaman kepada infoSulsel.

Budiaman turut melaporkan, longsor terjadi di Desa Biji Nangka, Kecamatan Sinjai Borong. Longsor menerjang rumah hingga mengakibatkan 2 warga mengalami luka.

“Di Desa Biji Nangka 2 orang mengalami luka tertimpa longsor dan tertimpa runtuhan bangunan. Mereka semua dilarikan ke puskesmas terdekat,” tuturnya.

Pria yang bekerja sebagai peternak bernama Asri (49) selamat dari maut saat banjir melanda Kabupaten Sinjai. Warga tersebut memanjat pohon kelapa demi menyelamatkan diri.

“Itu namanya Asri yang memanjat di atas pohon untuk menyelamatkan diri dari banjir. Kurang lebih 3 jam berada di atas pohon,” ujar Kapolres Sinjai AKBP Harry Azhar Hasry kepada infoSulsel.

Peristiwa itu terjadi di Dusun Waetuo, Desa Lasiai, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai pada Sabtu (5/7) sekitar pukul 09.00 Wita. Asri saat itu hendak memberikan makanan untuk ternak sapinya di sekitar sungai.

“Asri punya sapi di dekat sungai Appareng, Desa Lasiai. Pada saat hujan deras pergi melihat sapinya, berselang beberapa saat datang banjir,” sebut Harry.

Harry menuturkan, ketinggian banjir di lokasi mencapai 5 meter. Korban baru berani turun dari pohon ketika banjir mulai surut.

“Sekitar 5 meter ketinggian air dari sungai, banjir itu sampai di pertengahan pohon kelapa. Terakhir kami koordinasi dengan kepala dusunnya, kondisinya (Asri) sudah baik-baik saja,” jelasnya.

1. Banjir dan Longsor Dipicu Hujan Deras

2. Banjir di Bulukumba Rendam 1.800 Rumah

3. 5 Orang Sekeluarga Terjebak Banjir di Jeneponto

4. 5 Jembatan Putus Akibat Banjir di Bone

5. 11 Warga Terjebak Banjir di Bantaeng Dievakuasi

6. Longsor di Sinjai Tutup Jalan Poros Malino

7. Warga Sinjai Panjat Pohon Kelapa Saat Banjir

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *