Bukan Cuma KKB Papua, Polisi Ungkap Teror KKP Sebar Separatisme Lewat Politik | Giok4D

Posted on

Polisi mengungkap wilayah Papua tidak hanya mendapat teror dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Aparat kini mengidentifikasi kemunculan kelompok kriminal politik (KKP) yang menyebarkan separatisme lewat politik dengan pendekatan ideologis dan intelektual.

“Kalau KKB menggunakan senjata, maka KKP menggunakan wacana politik dan ideologis,” kata Wakapolda Papua Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Kamis (17/7/2024).

Faizal yang juga Kepala Operasi Damai Cartenz ini belum merinci wilayah sebaran KKP di Papua. Namun dia memastikan keberadaan KKP sedang dalam pengawasan.

“Mereka (KKP) menyasar kesadaran intelektual, termasuk kepada mereka yang awalnya tidak simpati. Kalau ini tidak ditangani dengan serius, bisa menumbuhkan simpati baru dan itu jauh lebih berbahaya,” ujarnya.

Di satu sisi, Faizal menegaskan situasi keamanan di Papua saat ini masih tergolong kondusif dan terkendali. Namun dia tidak menampik masih ada sejumlah wilayah dengan tingkat kerawanan yang tinggi akibat aktivitas KKB.

“Sampai saat ini situasi di Papua masih dalam kondisi kondusif. Memang ada dinamika dan kerawanan, tetapi seluruhnya masih dalam kendali kami,” beber Faizal.

Dia menekankan penanganan konflik dan keamanan di Papua tidak bisa dibebankan hanya kepada institusi Polri maupun TNI. Faizal menegaskan penanganan konflik di Papua adalah bagian dari kebijakan nasional yang harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan.

“Polri tidak mungkin berdiri sendiri. Penanganan Papua harus menjadi kerja kolektif seluruh stakeholder. Ini menyangkut pendekatan keamanan, sosial, ekonomi, dan pembangunan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, KKB tengah gencar merekrut pemuda dan kaum milenial untuk menjadi anggota. Mereka melakukan perekrutan dengan memanfaatkan isu minimnya lapangan pekerjaan.

“Kelompok-kelompok ini banyak merekrut pemuda dengan berbagai alasan, tidak hanya karena ideologi Papua merdeka, tetapi juga karena faktor lain seperti minimnya lapangan kerja, kesenjangan pembangunan, dan keterbatasan akses terhadap kesejahteraan,” pungkas Faizal.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *