Dinsos Makassar Sebar Intel di 9 Titik Keramaian Awasi Aktivitas Anjal-Gepeng baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Bukti Djufrie menyebut pihaknya telah menyebar intelijen atau intel untuk mengawasi aktivitas anak jalanan, gelandangan, dan pengemis (anjal-gepeng). Intel ini bertugas memantau pada 9 titik keramaian di Kota Makassar.

“Memang kita sebar intel yang ada di Kota Makassar ini untuk melihat kalau misalnya dia di situ ada lagi, ditelepon kita lagi,” kata Andi Bukti Djufrie kepada infoSulsel, Jumat (18/7/2025).

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Djufrie menjelaskan, pemantauan oleh tim intel itu dilakukan di titik-titik keramaian. Menurutnya, jika terdeteksi ada anjal dan gepeng, maka tim Reaksi Tanggap Cepat (RTC) bersama Satpol PP akan langsung bergerak.

“Kita lakukan penjangkauan di beberapa titik. Kalau ada lagi informasi dari intelijennya kita bahwa ada di sini, ada bergeser lagi teman-teman RTC di-backup oleh Satpol PP yang dikawal dengan teman-teman dinsos,” jelas dia.

Dia juga menuturkan bahwa Dinsos selama sebulan terakhir aktif melakukan edukasi kepada warga agar tidak memberikan uang kepada pengemis. Sosialisasi ini menyasar lokasi yang kerap ada aktivitas anjal dan gepeng.

“Kita dalam satu bulan ini kita memang melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di sembilan titik rawan. Ada sembilan,” ujarnya.

“Titik-titiknya itu tadi ada di BTP, perbatasan, di bandara, persimpangan, kalau kita ke bandara itu banyak sekali itu pengemis di situ. Titik-titik yang keramaian yang sering dianjurkan melakukan aktivitas di situ,” tambahnya.

Dia mengatakan bahwa kebiasaan memberi uang membuat anjal dan gepeng ini berada pada zona nyaman. Sehingga, menurutnya, hal itu justru memicu makin banyaknya pengemis berkeliaran di Kota Makassar.

“Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa kalau bisa membantu kami, paling tidak dia tidak memberi,” kata dia.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa Dinsos Makassar juga menjalankan program pembinaan terhadap anak jalanan yang berhasil dijangkau. Mereka akan dibawa ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Barombong untuk diberikan pelatihan keterampilan.

“Nah sekarang ini kita sudah punya program ketika ini anak dijangkau, kita masukkan di Barombong, kemudian kita lakukan pelatihan,” jelasnya.

Pelatihan ini akan disinergikan dengan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) serta Dinas Koperasi dan UMKM Makassar, agar peserta bisa memperoleh keterampilan dan modal usaha setelah pelatihan. Bagi Djufrie, hal ini adalah langkah jangka panjang dalam menangani persoalan tersebut, sehingga anjal dan gepeng ini bisa mandiri secara ekonomi.

“Makanya kami ada kerja sama nanti dengan Disnaker dengan dinas UMKM dan koperasi. Disnaker kan bisa melatih anak-anak ini. Kemudian setelah selesai dilatih, mungkin butuh dana, butuh modal, mungkin ada dinas UMKM bisa membantu untuk bantuan modalnya dan bantuan peralatannya,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Djufrie menyebut anjal-gepeng kini mulai bergeser ke luar daerah seperti di Kabupaten Pangkep dan Sidrap. Dinsos mengklaim pergeseran itu buntut dari ketatnya pengawasan di Kota Makassar.

“Orang dari sini yang pergi ke sana karena dianggap (pengawasan) kita kencang sekarang, kan, untuk menjangkau gepeng dan anjal,” kata Kepala Dinsos Makassar Andi Bukti Djufrie kepada infoSulsel, Jumat (8/7).

Djufrie mengungkapkan, kondisi itu diketahui setelah Dinsos Pangkep melaporkan adanya 7 manusia silver asal Makassar yang terjaring razia. Satu keluarga itu pun kemudian diamankan dan dikirim ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Makassar.

“Kemarin informasinya dari (Dinsos) Pangkep. Satu keluarga, manusia silver, kurang lebih tujuh orang. Informasikan saya dinas sosial sana, informasinya bahwa ini anjal dari Makassar. Makanya dibawa ke sini. Di Makassar kita terima dibawa ke Liponsos,” ujarnya.

Dia menyebut, pihaknya terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota lain untuk penanganan anak jalanan dan gelandangan yang berpindah-pindah antarwilayah. Kata Djufrie, pada Jumat (8/7) pagi tadi, dua orang manusia silver dikembalikan ke Makassar setelah terjaring razia di Kabupaten Sidrap.

“Tadi pagi lagi ini ada lagi konfirmasi dari Sidrap. Dua orang, manusia silver juga, ditanya, ditangkap, dari mana, dari Makassar. Dikembalikan lagi ke sini sementara dalam perjalanan,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *