Gubernur Malut Lobi ke Pusat Cari Anggaran Pembangunan Sofifi Jadi DOB

Posted on

Gubernur Maluku Utara (Malut), Sherly Tjoanda menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan status Sofifi menjadi daerah otonomi baru (DOB). Salah satu upayanya adalah mendatangkan anggaran untuk membangun dan menata Sofifi.

“Yang bisa saya lakukan adalah mencari anggaran-anggaran dari pusat untuk membangun ibu kota Sofifi, sambil menunggu pemerintah pusat untuk berdiskusi dan menentukan tentang status wilayahnya bagaimana,” ujar Sherly Tjoanda, Senin (28/7/2025).

Hal itu disampaikan Sherly saat menemui massa aksi pro DOB Sofifi di kantor Gubernur Maluku Utara di Desa Gosale, Kelurahan Sofifi, Kecamatan Oba Utara, Tidore Kepulauan, Senin (28/7) pukul 14.00 WIT. Menurutnya, proses pemekaran butuh waktu dan tahapan.

“(DOB Sofifi) butuh waktu bertahap, biarlah pemerintah pusat melakukan tugasnya sesuai dengan aturannya. Pak ketua (Rifqinizamy Karsayuda) mau datang di sini, bertemu, berjumpa langsung untuk mendengar aspirasi adalah bukti kesungguhan dan kepedulian kepada aspirasi bapak ibu semua,” katanya.

Sherly juga mengaku telah meneruskan aspirasi masyarakat ke pemerintah pusat. Tapi yang terpenting adalah masyarakat dapat hidup sejahtera, sekaligus menikmati pelayanan infrastruktur seperti pasar, rumah sakit, air bersih, hingga jaringan telekomunikasi.

“Saya di sini selaku Gubernur Maluku Utara, tugas saya menyampaikan aspirasi bapak ibu kepada pemerintah pusat dan sudah saya sampaikan juga. Yang penting kan bapak ibu sejahtera, ada pasar baru, ada rumah sakit lebih baik, air bersih, signal, listrik, bagus, begitu bukan?” bebernya.

Sherly kembali meminta masyarakat untuk tetap bersabar. Sebab, Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda juga mengaku akan ikut membantu mencari anggaran di pusat, untuk menata wajah Kota Sofifi.

“Jadi sambil menunggu dengan sabar, akan saya cari dengan segala sumber, pak ketua pun tadi mengatakan akan bantu di pusat cari anggaran untuk Sofifi bisa kelihatan seperti ibu kota provinsi yang saat ini pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia,” tuturnya.

Sherly juga berpesan kepada seluruh masyarakat Malut agar tidak larut dalam perdebatan hingga berteriak terkait DOB Sofifi. Dia yakin persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik

“Terakhir, pesan saya, karena torang (kami) semua bersaudara, tidak boleh berkelahi. Kalau bicara baik-baik, jangan baku lempar, jangan berteriak, bicara baik-baik saja,” imbuh Sherly.

Diketahui, secara administratif wilayah Sofifi berada di bawah Pemkot Tidore Kepulauan. Sofifi terletak di Pulau Halmahera, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan.

Wacana Sofifi menjadi DOB memicu aksi demonstrasi dari pihak yang menolak rencana tersebut. Kesultanan Tidore sampai menggelar aksi damai penolakan Sofifi menjadi DOB yang berlangsung di Kedaton Kesultanan Tidore pada Kamis (7/7).

Aksi damai penolakan Sofifi menjadi DOB turut melibatkan perangkat adat, warga hingga aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Tidore Kepulauan. Massa yang berunjuk rasa mengenakan pakaian dan ikat kepala warna putih.

“Jadi yang mengaku orang Tidore, jangan tidur terlelap dengan suasana ini,” ucap Sultan Tidore Husain Sjah dalam orasinya di lokasi.

Sehari setelah aksi penolakan itu, sejumlah warga dan beberapa legislator DPRD Tidore Kepulauan membuat petisi memberikan dukungan untuk Sofifi menjadi DOB. Penandatanganan petisi berlangsung di pelataran Masjid Raya Shaful Khairaat di Kelurahan Sofifi, Kecamatan Oba Utara, Tidore Kepulauan, Jumat (18/7) pukul 13.20 WIT.

“Anggota DPRD Kota Tidore Kepulauan itu dari Partai PKS Fahrizal Do Muhammad, kemudian Hasanuddin Fabanyo dari NasDem, dan Idrus Salim dari Gerindra. Selain tandatangan petisi, mereka juga berikan orasi politik,” ujar Juru Bicara Majelis Rakyat Kota Sofifi (Markas), Ibrahim Asnawi kepada infocom, Jumat (18/7).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *