Dugaan Kelalaian Puskesmas Nosu Mamasa Berujung Pasien Kritis Meninggal

Posted on

Pihak Puskesmas Nosu di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) diduga lalai sehingga seorang pasien wanita yang dalam kondisi kritis meninggal dunia di ruangan unit gawat darurat (UGD). Insiden itu berujung pencopotan Kepala Puskesmas (Kapus) Nosu, Adolfina.

Peristiwa itu terjadi di Puskesmas Nosu, Kecamatan Nosu pada Jumat (1/8) malam. Kepala Dinas Kesehatan Mamasa, dr Ratna Dewi Sari mengatakan pasien itu tidak langsung ditangani karena petugas jaga sedang merujuk pasien lain ke Kabupaten Polewali Mandar.

“Terkait kejadian di Puskesmas Nosu tadi malam, menurut informasi dari kepala Puskesmas bahwa pada saat itu memang waktu jeda menunggu pergantian petugas,” kata Ratna kepada wartawan, Sabtu (2/8/2025).

“Karena yang bertugas pada waktu itu, yang petugas sore itu sementara merujuk pasien ke Polewali. Jadi jeda menunggu petugas pengganti itu masuk ke pasien, ada keterlambatan,” sambungnya.

Dia mengungkapkan bahwa hanya ada bidan yang sedang melakukan pelayanan di lantai 2 puskesmas saat pasien itu masuk. Namun bidan tersebut juga sedang menangani pasien lain.

“Menurut ibu kapus pada saat kejadian ada petugas bidan, tapi ada di lantai 2, ada pasiennya juga, sementara menangani pasien kebidanan jadi tidak sempat melihat ke bawah,” terangnya.

Ratna menuturkan seharusnya tidak boleh ada kekosongan petugas jaga di Puskesmas Nosu. Sebab Puskesmas Nosu masuk kategori Puskesmas rawat inap.

“Di situlah titik kelemahannya, karena sebenarnya ini puskesmas rawat inap, jadi (petugas) harus standby 24 jam, jadi tidak boleh ada kekosongan petugas,” terangnya.

Namun jumlah petugas medis di Puskesmas Nosu memang terbatas. Lima perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN) yang satu di antaranya sedang cuti.

“Untuk tenaga perawat itu ada 5 orang yang ASN. Cuman satu lagi cuti menurut informasi dari pak kapus, jadi hanya empat orang yang aktif untuk melayani rawat inap, poli, dan lain-lain,” ungkap Ratna.

Bahkan kata Ratna, saat kejadian tidak ada dokter yang berjaga di Puskesmas Nosu. Sebab, dokter yang ada terangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di daerah lain.

“Dokter yang lalu itu sudah selesai masa tugasnya karena lulus PNS di daerah lain. Memang tidak ada dokter, tapi sudah ada dokter yang akan bertugas di daerah Nosu,” bebernya.

Bupati Mamasa, Welem Sambolangi kemudian mencopot Kepala Puskesmas (Kapus) Nosu, Adolfina atas insiden tersebut. Kebijakan itu berdasarkan hasil pemeriksaan tim investigasi.

“Saya telah menandatangani surat pemberhentiannya (Kepala Puskesmas Nosu),” kata Welem dalam keterangannya, Senin (4/8).

Welem menyebut Adolfina bertanggung jawab atas insiden tersebut. Pihak puskesmas diduga lalai sehingga tidak memberikan penanganan kepada pasien.

“Tim menemukan bahwa saat pasien tiba di UGD, tidak ada petugas yang memberikan pelayanan,” ungkapnya.

Menurut Welem, pihak puskesmas harusnya bisa memastikan kesiapan tenaga medis di UGD untuk memberikan pelayanan kepada warga. Dia menegaskan persoalan ini terkait dengan nyawa manusia.

“Ini menyangkut nyawa manusia dan sebagai pimpinan konsekuensinya harus dicopot. Pihak puskesmas seharusnya memastikan kesiapan tenaga medis di UGD, baik saat merujuk pasien ke tempat lain maupun saat jam dinas berakhir,” tegasnya.

Welem mengimbau seluruh tenaga medis di Mamasa menjadikan persoalan ini sebagai pembelajaran. Dia memastikan akan terus mengevaluasi layanan di setiap fasilitas kesehatan.

“Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi di masa depan,” imbuh Welem.

Petugas Medis Terbatas

Kepala Puskesmas Nosu Dicopot

Bupati Mamasa, Welem Sambolangi kemudian mencopot Kepala Puskesmas (Kapus) Nosu, Adolfina atas insiden tersebut. Kebijakan itu berdasarkan hasil pemeriksaan tim investigasi.

“Saya telah menandatangani surat pemberhentiannya (Kepala Puskesmas Nosu),” kata Welem dalam keterangannya, Senin (4/8).

Welem menyebut Adolfina bertanggung jawab atas insiden tersebut. Pihak puskesmas diduga lalai sehingga tidak memberikan penanganan kepada pasien.

“Tim menemukan bahwa saat pasien tiba di UGD, tidak ada petugas yang memberikan pelayanan,” ungkapnya.

Menurut Welem, pihak puskesmas harusnya bisa memastikan kesiapan tenaga medis di UGD untuk memberikan pelayanan kepada warga. Dia menegaskan persoalan ini terkait dengan nyawa manusia.

“Ini menyangkut nyawa manusia dan sebagai pimpinan konsekuensinya harus dicopot. Pihak puskesmas seharusnya memastikan kesiapan tenaga medis di UGD, baik saat merujuk pasien ke tempat lain maupun saat jam dinas berakhir,” tegasnya.

Welem mengimbau seluruh tenaga medis di Mamasa menjadikan persoalan ini sebagai pembelajaran. Dia memastikan akan terus mengevaluasi layanan di setiap fasilitas kesehatan.

“Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi di masa depan,” imbuh Welem.

Kepala Puskesmas Nosu Dicopot

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *