Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVIII memastikan temuan bebatuan disebut mirip dolmen di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), bukan artefak. Pihak BPK menegaskan batuan tersebut terbentuk secara alami alias tidak ada campur tangan manusia.
“Kami pastikan bahwa itu tidak ada jejak pembuatan manusia (terbentuk secara alami),” kata Kasubag BPK XVIII, Muhammad Tang kepada wartawan, Minggu (5/10/2025).
Bebatuan diduga artefak ditemukan di Desa Lembang-Lembang, Kecamatan Limboro. Keberadaan bebatuan itu baru mendapat perhatian setelah fotonya diunggah ke media sosial oleh warga, Senin (29/9).
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan bersama Dosen Geologi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Tang menyebut tidak menemukan adanya tanda ataupun ciri fisik yang membuktikan batu-batu tersebut dibentuk manusia.
“Berdasarkan hasil observasi kami tidak ada yang memperlihatkan bahwa batu tersebut adalah batuan yang pernah dikerja oleh manusia. Tidak ada ciri-ciri fisik bahwa batuan yang ada di sana adalah batuan yang pemangkasan (terbentuk) pernah dikerjakan oleh manusia,” ungkap pria dengan latar belakang pendidikan arkeologi itu.
Tang juga menyebut jika pihaknya melakukan observasi di sekitar lokasi temuan batuan. Dia mengaku tidak menemukan tanda yang bisa menjadi petunjuk bahwa batuan tersebut adalah peninggalan kebudayaan manusia.
“Artinya bahwa onggokan batu-batu tersebut murni dari endapan bumi yang tertimbun di bawah permukaan bumi. Jadi tidak ada sisa-sisa kebudayaan manusia yang terkait dengan onggokan batu tersebut. Memang bentuknya sangat unik,” jelasnya.
Sementara Dosen Geologi Unhas Makassar, Muhammad Sulhuzair Burhanuddin mengungkapkan, bebatuan yang ditemukan di lokasi terbentuk secara alami melalui proses pelapukan. Dia memastikan, temuan batuan yang sempat heboh karena diduga artefak itu terbentuk secara alamiah.
“Struktur itu terbentuk karena adanya pelapukan-pelapukan yang terjadi… pada saat setelah batuan sedimen itu terendapkan,” tuturnya.
“Jadi dari sudut pandang geologi seperti itu. Kita percaya morfologi dari batuan tersebut memang terbentuk karena proses alamiah, yang terbentuk karena proses geologi,” pungkas Sulhuzair.
Diberitakan sebelumnya, warga di Kabupaten Polman dihebohkan dengan penemuan bebatuan yang diduga artefak. Batuan dengan berbagai bentuk dan ukuran itu diyakini merupakan peninggalan manusia pada masa lampau.
“Ada yang mirip dolmen, ada yang mirip manusia cuma kepalanya hilang, ada yang mirip meja, gapura. Tidak mungkin batu sedemikian yang tertata, dari lapisan tanahnya saja sudah terlihat kalau itu sangat disengaja, kalau struktur tanah sembarangan pasti acak-acakan, kita lihat struktur tanahnya beberapa lapis berbeda-beda, bentuk batuan juga sangat halus tidak mungkin hasil alam,” ungkap salah satu warga, Rahmat kepada wartawan, Rabu (1/10).