Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan lewat sabda-sabda-Nya. Lantas apa renungan harian Katolik, Jumat, 7 November 2025?
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 7 November adalah Hari Biasa, Pekan Biasa XXXI Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Rm. 15:14-21, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, dan Luk 16:1-8
Renungan Katolik 7 November 2025 mengangkat tema “Gunakan Harta demi Kebaikan Bersama” dikutip dari buku Inspirasi Pagi (LBI) oleh Budi Ingelina. Nah, artikel ini juga memuat informasi:
Yuk, disimak!
Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:
Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati.
Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu,
yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.
Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan,
oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus.
Dan dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat, di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain,
tetapi sesuai dengan yang ada tertulis: “Mereka, yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka, yang tidak pernah mendengarnya, akan mengertinya.”
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.
Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.
Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.
Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.
Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Yesus suka mengajar dengan perumpamaan. Dari sekian banyak perumpamaan yang kita temukan dalam Kitab Suci, mungkin ini merupakan perumpamaan yang paling sukar untuk dipahami. Bagaimana mungkin seorang bendahara yang berbuat tidak jujur, malah dipuji oleh tuannya?
Jelas bahwa Yesus tidak ingin kita ikut-ikutan berbuat tidak jujur atau membenarkan ketidakjujuran si bendahara. Ada makna yang jauh lebih dalam di balik perumpamaan ini.
Dikisahkan bahwa si bendahara menghamburkan uang milik tuannya, sehingga dipecat. Sebelum pergi, ia harus mempertanggungjawabkan urusannya, semacam memberikan laporan keuangan.
Momen ini sangat genting. Bendahara itu berada dalam situasi terdesak dan harus segera membuat keputusan yang menentukan nasibnya di kemudian hari.
Ia harus melakukan sesuatu untuk mengamankan masa depannya, sebab sadar bahwa dirinya tidak mampu mencangkul, tetapi malu untuk mengemis. Yang kemudian dilakukannya adalah melakukan reduksi atau pemotongan utang.
Surat utang diganti; nominal utang diperkecil. Tujuannya sederhana: Semoga orang-orang ini ingat kebaikannya dan mau memberinya tumpangan di kemudian hari.
Bendahara yang serakah itu menetapkan bunga yang tinggi kepada orang-orang yang meminjam kepada tuannya, dengan harapan bisa menikmati keuntungan yang besar besar bagi dirinya sendiri. Namun, belum sempat menikmati hasil keserakahannya itu, ia sudah tertangkap basah dan dipecat.
Nominal utang yang mengecil menghilangkan semua keuntungan bagi dirinya. Dalam hal ini mungkin ia rugi, tetapi tindakannya itu pasti menyenangkan orang-orang yang berutang.
Beban mereka menjadi ringan, kesulitan hidup mereka terurai. Mereka akan berterima kasih kepada si bendahara.
Bacaan Injil hari ini berhenti pada ayat 8 saja. Namun, mari kita lihat ayat selanjutnya, “Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi” (Luk. 16:9).
Dalam perumpamaan ini, uang tidak menjadi fokus utama. Uang hanya merupakan alat yang membantu memulihkan nasib si bendahara dan meringankan beban orang-orang yang berutang.
Dampak perbuatan bendahara inilah yang dipuji. Pesan yang ingin disampaikan Yesus jelas: Selagi hidup, gunakanlah uang dan harta milik kita sebagai alat untuk memulihkan kehidupan dan kesejahteraan bersama.
Uang jangan hanya disimpan, ditumpuk, dan dinikmati sendiri. Uang memang hanya bisa menolong saat kita masih hidup, tetapi dampak perbuatan yang kita lakukan kepada sesama dengan uang tersebut akan dapat menghantar kita ke kemah abadi.
Ya Tuhan, jangan biarkan aku menikmati dan menghambur-hampurkan harta milik ku sendiri. Pakailah aku agar bisa membantu orang-orang disekirat ku yang membutuhkan. Amin,
Willibrordus lahir di Northumbria, Inggris pada tahun 658. Pendidikan masa mudanya, ketika ia masuk Ordo Benediktus, diperoleh di sekolah biara di Rippon, dekat York di bawah bimbingan Santo Wilfrid. Pada usia 20 tahun, ia pindah ke Irlandia untuk melanjutkan studinya.
Di sana ia dididik oleh Santo Egbert dan Wigbert, mantan misionaris bangsa Fries. Guru-guru yang cakap itu tidak saja memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga mengarahkan perhatian Willibrordus kepada bangsa-bangsa yang belum pernah mendengar Kabar Baik tentang Kristus.
Di samping bersemangat rasul, Willibrordus juga terkenal sebagai seorang organisator yang baik. Setelah berada selama 12 tahun di lrlandia, ia bersama sebelas orang teman setarekat diutus ke Friskia oleh Santo Egbert atas permintaan raja Pepin.
Mereka menyeberangi Laut Utara dan mendarat di muara sungai Reijn pada tahun 690. Mereka langsung menghadap raja Pepin, penguasa wilayah Frank dan Fries.
Pepin meminta mereka mewartakan Injil Kristus kepada orang Fries. Pepin kemudian mengutusnya ke Roma guna meminta restu dari Paus Sergius I (687-701) untuk berkarya sebagai misionaris.
Atas suruhan Raja Pepin, ia sekali lagi pergi ke Roma. Di sana ia ditahbiskan menjadi Uskup oleh Paus Sergius pada tanggal 82 Nopember 695.
Ia ditugaskan berkarya di kalangan orang Fries di berbagai bagian wilayah yang sekarang dikenal sebagai Nederland. Pusat keuskupannya ialah kota Utrecht.
Di sana ia membangun sebuah gereja Katedral. Kemudian ia juga membangun sebuah biara yang luas dan termasyhur di Echternac, Jerman.
Sementara itu Willibrordus menjelajahi seluruh wilayah Fries, merombak kuil-kuil berhala menjadi gereja. Ia mendampingi dan memberi petunjuk kepada pembantu-pembantunya tentang bagaimana membuat sumur-sumur yang baik dan yang bisa dipakai juga untuk melaksanakan upacara Sakramen Permandian.
Sampai sekarang, sumur-sumur itu masih ada, dan biasa disebut orang Sumur-sumur Willibrordus. Di Denmark pun ia memberitakan Injil, tetapi kurang berhasil.
Ia pun menaruh perhatian pada soal pendidikan imam-imam pribumi. Sayang sekali bahwa dua calon imam pribumi Fries meninggal dunia sebelum mereka menerima tahbisan imamat.
Willibrordus adalah seorang uskup yang rendah hati. Ia senantiasa merasa diri tak layak menjabat pangkat uskup.
Santo Bonifasius menamakannya seorang pertapa. Dalam wasiat rohaninya, Willibrordus menyebut dirinya seorang berdosa, tetapi karena pekerjaan kerasulannya ia mengharapkan kemurahan hati Allah. Ia meninggal dunia di Echternach, Luxemburg pada tanggal 7 Nopember 739.
Itulah renungan harian Katolik Jumat, 7 November 2025. Semoga Tuhan Memberkati!







