Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) meraih penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) usai sukses menurunkan stunting di angka 23,3%. Capaian ini turut membuat Pemprov diberikan insentif Rp 6.965.997.000 dari pemerintah pusat.
Penghargaan itu diserahkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 di Auditorium Jala Leimena, Gedung Adhyatma Kemenkes, Rabu (12/11/2025). Kegiatan itu dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Sulsel dinobatkan sebagai salah satu dari tiga provinsi terbaik dalam percepatan penurunan stunting. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menko PMK Praktikno kepada Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi.
Plt Kepala Bappelitbangda Sulsel, Iqbal Najamuddin mengatakan capaian ini merupakan hasil nyata dari kolaborasi lintas sektor di Sulawesi Selatan, yakni, antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat.
“Penghargaan ini menjadi bukti bahwa kerja sama lintas sektor di Sulsel berjalan efektif,” ujar Iqbal dalam keterangannya.
Dalam kesempatan itu, pemerintah pusat menyerahkan alokasi insentif fiskal tahun anggaran 2025 untuk kategori percepatan penurunan stunting. Sulsel memperoleh dana insentif sebesar Rp 6.965.997.000 setelah dinilai berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan sepanjang 2023-2024.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Sulsel turun 4,1%, dari 27,4% pada 2023 menjadi 23,3 persen pada 2024. Angka ini menempatkan Sulsel sebagai provinsi dengan capaian penurunan stunting tertinggi kedua secara nasional di bawah Jawa Barat.
Selain penghargaan tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman juga menerima penghargaan sebagai Kepala Daerah Selaku Tim Pengendali Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) Tingkat Provinsi.
Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sulsel Ishaq Iskandar menegaskan, penghargaan ini menjadi momentum memperkuat komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Upaya penurunan stunting terus digencarkan.
“Pemerintah menempatkan penurunan stunting sebagai prioritas nasional. Target kami sejalan dengan RPJMN 2025-2029, yaitu menurunkan prevalensi menjadi 14,2% pada 2029 dan 5% pada 2045,” kata Ishaq.
Sebelumnya, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN RI Wihaji turut memuji kinerja Pemprov Sulsel menekan angka stunting. Dia mengapresiasi capaian Sulsel yang bekerja nyata dalam menurunkan angka stunting.
“Sulawesi Selatan menunjukkan penurunan stunting yang nyata. Keberhasilan ini mencerminkan kepemimpinan yang konsisten dalam menjalankan program Bangga Kencana dan Quick Wins,” ujar Wihaji beberapa waktu lalu.
Bukti konkret efektivitas kebijakan daerah yang konsisten dengan strategi nasional melalui program Bangga Kencana dan inisiatif Quick Wins seperti GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), dan GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) yang dikembangkan BKKBN.
Dengan prestasi tersebut, Pemprov Sulsel semakin optimistis mencapai target nasional penurunan stunting di bawah 14 % pada 2025. Melalui pendekatan berbasis keluarga, edukasi gizi, dan penguatan sanitasi, pemerintah daerah berkomitmen mewujudkan generasi Sulsel yang sehat, cerdas, dan siap menuju Generasi Emas Indonesia 2045.







