Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam relasi pribadi dengan Allah. Melalui renungan ini, umat diajak untuk merenungkan sabda Tuhan secara lebih personal, menanggapi panggilan-Nya, serta membawanya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Minggu, 7 Desember 2025 adalah Minggu Adven II. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Yes 11:1-10; Mzm 72:1-2,7-8,12-13,17; Rm 15:4-9; dan Matius 3:1-12.
Renungan Katolik 7 Desember 2025 mengangkat tema “Pertobatan” dikutip dari buku Renungan Tiga Titik oleh Ari Susanto. Nah, artikel ini juga memuat informasi:
Yuk, disimak!
Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Refrain: Keadilan akan berkembang pada zamannya dan damai sejahtera akan berlimpah sampai slama-lamanya.
Saudara-saudara, segala sesuatu yang dahulu ditulis, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita. Maka kita harus teguh berpegang pada pengharapan berkat ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
Semoga Allah, sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
Oleh karena itu, terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita untuk kemuliaan Allah. Yang aku maksudkan ialah bahwa demi kebenaran Allah, Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengukuhkan janji yang telah diberikan Allah kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa lain memuliakan Allah berkat kasih karunia yang diberikan Allah kepada mereka.
Hal ini kukatakan kepadamu seperti ada yang tertulis: “Aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.”
Persiapkan jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya; dan semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.
Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat
Sekali peristiwa tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan berseru, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” Sesungguhnya, dialah yang dimaksudkan Nabi Yesaya ketika nabi itu berkata, “Ada suara orang yang berseru di padang gurun; Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”
Yohanes itu memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, makanannya belalang dan madu hutan. Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.
Dan sambil mengakui dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan. Tetapi, waktu melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah Yohanes Pembaptis kepada mereka, “Hai kamu keturunan ular beludak!
Siapakah yang mengatakan kepada kamu bahwa kamu dapat lolos dari murka yang akan datang? Maka hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Kami adalah anak Abraham.
Sebab aku berkata kepadamu: Dari batu-batu ini pun Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham. Kapak sudah tersedia pada akar pohon, dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku, dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung; tetapi debu jerami akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”
“Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Mat. 3:2)
Tugas perutusan Yohanes Pembaptis adalah menyiapkan jalan bagi Sang Mesias. Caranya dengan mengajak orang bersedia dibaptis sebagai wujud pertobatan.
Selanjutnya ia memperkenalkan tugas perutusan Yesus yang segera datang. Yesus selain bertindak sebagai hakim juga akan memurnikan dengan api (bdk. 1Kor.3:13) dan melengkapi umat dengan Roh Kudus.
Demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun Yudea seperti sebagai Nabi Elia, menyiapkan jalan bagi Tuhan (bdk. Mal.4:5). Bacaan Minggu ini mengisahkan karya Yohanes Pembaptis di padang gersang dengan tampilannya yang penuh kesederhanaan.
Ia mengajak umat untuk menyadari dosa dan mengubah haluan hidup dalam rangka menyambut Kerajaan Surga yang kian mendekat. Banyak orang dari daerah sekitar Yudea dan Yerusalem datang, menyediakan diri dibaptis sambil mengaku dosa.
Datang pula dua kelompok terkemuka masyarakat Yahudi, yakni kaum Farisi dan kelompok imam kaum Saduki. Mereka ingin dibaptis namun ditolak oleh Yohanes, sebab mereka tidak menghasilkan buah pertobatan yang baik.
Mereka mengajarkan namun tidak melakukan, dan hanya mengandalkan status lahiriah sebagai keturunan Abraham. Yohanes secara tegas mengatakan bahwa mereka tidak bisa lepas begitu saja dari apa yang telah mereka buat.
Kampak dan alat penampi sudah siap sedia untuk menebang pohon yang tidak berbuah dan memisahkan gandum dari sekam yang hendak dibakar. Pada Adven Minggu Kedua ini, bagaimana tanggapan kita yang sudah dibaptis atas seruan Yohanes Pembaptis?
Apakah kita percaya bahwa keselamatan kita sudah terjamin? Dalam menjalani hidup ini kita memiliki kehendak bebas dan kerapuhan yang dapat menyebabkan kita jatuh ke dalam dosa.
Menanggapi seruan Yohanes Pembaptis, marilah kita melakukan pertobatan dengan memeriksa diri untuk melihat dosa- dosa kita dan mengadakan pembaharuan diri secara batiniah. Kita tinggalkan dosa-dosa yang lalu, kembali kepada Allah serta melakukan kehendak-Nya.
Pertobatan ini tidak hanya dilakukan dalam batin, tetapi juga dilakukan secara lahiriah, yaitu dengan doa dan, puasa dan karya kasih.
Ya Allah Bapa kami, kami bersyukur sebab Engkau telah mengutus Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan pada masa Adven ini. Ampunilah kami sebab sering mengikuti kecenderungan daging, sehingga kami jatuh ke dalam dosa. Bantulah kami agar dapat menyadari dosa-dosa kami dan layakkan kami untuk menyambut kedatangan Putera-Mu. Amin.
Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kristen. Ayahnya menjabat Gubernur Gaul, dengan wilayah kekuasaannya meliputi: Prancis, Inggris, Spanyol, Belgia, Jerman, dan Afrika.
Ia mendapat pendidikan yang baik dalam bahasa Latin, Yunani dan ilmu hukum. Di kemudian hari ia terkenal sebagai seorang ahli hukum yang disegani.
Keberhasilannya di bidang hukum menarik perhatian Kaisar Valentinianus; ia kemudian dinobatkan menjadi Gubernur Liguria dan Aemilia, yang berkedudukan di Milano, Italia Utara.
Ketika Auxentius, Uskup kota Milan meninggal dunia, terjadilah pertikaian antara kelompok Kristen dan kelompok penganut ajaran sesat Arianisme. Mereka berselisih tentang siapa yang akan menjadi uskup yang sekaligus menjadi pemimpin dan pengawas kota dan keuskupan Milano.
Para Arian berusaha melibatkan Kaisar Valentinianus untuk menentukan bagi mereka calon uskup yang tepat. Kaisar menolak permohonan itu dan meminta supaya pemilihan itu dilangsungkan sesuai dengan kebiasaan yang sudah lazim yaitu pemilihan dilakukan oleh para imam bersama seluruh umat.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Ketika mereka berkumpul untuk memilih uskup baru, Ambrosius dalam kedudukannya sebagai gubernur datang ke basilika itu untuk meredakan perselisihan antara mereka. Ia memberikan pidato pembukaan yang berisi uraian tentang tata tertib yang harus diikuti.
Tiba-tiba terdengar teriakan seorang anak kecil: “Uskup Ambrosius, Uskup Ambrosius!” Teriakan anak kecil itu serta-merta meredakan ketegangan mereka.
Lalu mereka secara aklamasi memilih Ambrosius menjadi Uskup Milano. Ambrosius enggan menerimanya karena ia belum dibaptis. Selain itu ia merasa jabatan uskup itu terlalu mulia dan meminta pertanggungjawaban yang berat. Tetapi akhirnya atas desakan umat, ia bersedia juga menerima jabatan uskup itu.
Enam hari berturut-turut ia menerima semua sakramen yang harus diterima oleh seorang uskup. Setelah itu ia ditahbiskan menjadi uskup. Seluruh hidupnya diabdikan kepada kepentingan umatnya; ia mempelajari Kitab Suci di bawah bimbingan imam Simplisianus; memberikan kotbah setiap hari minggu dan hari raya dan menjaga persatuan dan kemurnian ajaran iman yang diwariskan oleh para Rasul.
Dengan bijaksana ia membimbing hidup rohani umatnya. Ia mengatur ibadat hari minggu dengan tata cara yang menarik, sehingga seluruh umat dapat ikut serta dengan gembira dan aktif; mengatur dan mengusahakan bantuan bagi pemeliharaan kaum miskin dan mentobatkan orang-orang berdosa.
Ambrosius, seorang uskup yang baik hati dalam melayani umatnya. Selama 10 tahun, ia menjadi pembela ulung ajaran iman yang benar menghadapi para penganut Arian.
Pertikaian antara dia dan kaum Arian mencapai klimaksnya pada tahun 385, ketika ia melarang keluarga kaisar memasuki basilik untuk merayakan upacara sesuai dengan aturan mereka. Seluruh umat mendukung dia selama krisis itu.
Ia dengan tegas menolak permintaan Yustina, permaisuri kaisar yang menginginkan penyerahan satu gereja Katolik kepada para penganut Arian. Ia berhasil membendung pengaruh buruk ajaran Arianisme.
Terhadap Kaisar Theodosius yang menumpas pemberontakan dan melakukan pembantaian besar-besaran, Ambrosius tak segan-segan mengucilkannya dan tidak memperkenankan dia masuk Gereja. Ia menegaskan bahwa pertobatan di hadapan seluruh umat merupakan syarat mutlak bagi Theodosius untuk bisa diterima kembali di dalam pangkuan Bunda Gereja.
Katanya: “Kalau Yang Mulia mau meneladani perbuatan buruk Raja Daud dalam berdosa, Yang Mulia juga harus mencontohi dia dengan bertobat” – “Kepala Negara adalah anggota Gereja, tetapi bukan tuannya.” Theodosius, yang dengan jujur mengakui dosa dan kesalahannya, tak berdaya di hadapan kewibawaan Uskup Ambrosius.
Ia mengatakan: “Ambrosius adalah satu-satunya uskup yang menurut pendapatku layak memangku jabatan yang mulia ini”. Ambrosius, seorang uskup yang berjiwa praktis.
Meskipun kepentingan politik sangat menyita perhatiannya, namun ia tetap berusaha mencari waktu untuk berdoa dan menulis tentang kebenaran-kebenaran Kristen. Kotbah-kotbahnya sangat menarik dan kemudian diterbitkan menjadi bacaan umat.
Salah satu kemenangannya yang terbesar ialah keberhasilannya mempertobatkan Santo Agustinus. Ambrosius meninggal dunia pada tahun 397 dan digelari Pujangga Gereja. Ia termasuk salah seorang dari 4 orang Pujangga Gereja yang terkenal di lingkungan Gereja Barat.
Demikian renungan harian Katolik Minggu, 7 Desember 2025. Tuhan Yesus memberkati!
Renungan Harian Katolik Hari Ini 7 Desember 2025
Bacaan I: Yes 11:1-10
Mazmur Tanggapan: Mzm 72:1-2,7-8,12-13,17
Bacaan II: Roma 15:4-9
Bait Pengantar Injil: Lukas 3:4.6;2-4
Bacaan Injil: Matius 3:1-12
Renungan Hari Ini: Pertobatan
Doa Penutup
Kisah Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja









