Amalan Sunah dan Persiapan Penting Menyambut Idul Adha 2025

Posted on

Umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan pada awal Dzulhijjah. Hal itu pun menjadi salah satu persiapan untuk menyambut satu satu hari besar Islam, yakni Idul Adha.

Dikutip dari buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriyah oleh Siti Zumratus Sa’adah, bulan Dzulhijjah termasuk ke dalam bulan-bulan haram. Dzulhijjah menjadi bulan yang diutamakan karena di dalamnya terdapat kemuliaan, terkhusus pada 10 hari pertamanya.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَفْضَلُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ أَيَّامٍ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ

Artinya: “Tiada satu hari yang lebih utama di sisi Allah daripada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.”

Untuk itu, berikut infoSulsel menyajikan informasi selengkapnya mengenai amalan sunnah yang bisa diamalkan infoers. Yuk, disimak!

Ada sejumlah amalan sunnah dan persiapan penting yang dapat diamalkan oleh umat islam untuk menyambut Idul Adha. Di antaranya adalah puasa sunnah, memperbanyak dzikir dan doa, serta bertobat.

Berikut penjelasan untuk masing-masing amalannya:

Salah satu amalan shalih yang dianjurkan pada awal Dzulhijjah adalah puasa sunnah pada sembilan hari pertama atau tanggal 1-9 Dzulhijjah. Amalan ini merupakan salah satu hal yang sering dikerjakan oleh Rasulullah SAW.

“Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), dan tiga hari di setiap bulan.” (HR Abu Dawud).

Termasuk pula di dalamnya puasa Tarwiyah yang dikerjakan pada 8 Dzulhijjah. Dan juga puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, ketika jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah.

Memperbanyak dzikir dan doa pada bulan Dzulhijjah sangatlah dianjurkan. Umar muslim dapat memperbanyak bacaan takbir, tahlil, tasbih, istighfar, dan berdoa pada setiap waktu dan keadaan.

Sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya berikut:

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ، وَالْأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَفِّرَانِ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا. وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِي خَلْفَ النَّافِلَةِ

Artinya: “Ibnu Abbas berkata, ‘Berdzikirlah kalian kepada Allah di hari-hari yang ditentukan, yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari Tasyriq.’ Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.”

Bertobat menjadi salah satu hal yang ditekankan di bulan Dzulhijjah. Tobat sendiri berarti kembali kepada Allah SWT dari segala perkara yang dibenci-Nya dan menuju kepada perkara yang disenangi-Nya.

Hendaklah umat muslim menyesali segala dosa yang pernah diperbuatnya dan meninggalkannya. Lalu bertekad untuk tidak mengulangiya lagi dan memperbaiki diri.(1)

Adapun amalan-amalan yang dianjurkan pada Hari Raya Idul Adha adalah sebagai berikut:

Umat muslim disunnahkan untuk mengumandangkan takbir mulai Subuh Hari Arafah atau 9 Dzulhijjah hingga akhir petang Hari Tasyrik yang jatuh pada 11,12, dan 13 Dzulhijjah.

Hal itu dijelaskan oleh sahabat Nabi SAW, Ali dan Ibnu Mas’ud yang diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dan yang lainnya.(2)

Rasulullah SAW menganjurkan untuk mandi terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat Jumat. Begitu pula sebelum berangkat sholat Idul Adha, umat muslim pun dianjurkan untuk mandi besar.(3)

Anjuran ini didasarkan pada hadits berikut:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَسُوْلُ كَانَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Artinya: “Dari Ibnu Abbas, beliau berkata: Rasulullah SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.”(4)

Sebelum sholat Idul Adha, disunnahkan memakai wangi-wangian dan pakaian terbaik. Hal ini pun diajarkan dan diamalkan oleh para sahabat Nabi SAW.(3)

Dalam sebuah hadits dari Hasan As Shibti disebutkan:

آمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْعِيدَيْنِ أَنْ نَلْبَسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ وَأَنْ نَتَطَيَّبَ بِأَجْوَدِ مَا نَجِدُ وَأَنْ نُصْحِيَ بِأَثْمَنِ مَا نَجِدُ

Artinya: “Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami agar pada kedua hari raya memakai pakaian yang terbagus, memakai wangi-wangian yang terbaik dan berkurban dengan hewan yang paling berharga.” (HR. Hakim).

Perlu diperhatikan bahwa yang dianjurkan adalah menggunakan pakaian terbaik, bukan pakaian baru. Sehingga tetap bisa menggunakan pakaian lama, tetapi termasuk pakaian terbaik yang kita miliki.

Berbeda dengan Idul Fitri, sebelum sholat Idul Adha tidak dianjurkan ataupun disunnahkan untuk makan dan minum. Melainkan setelah pelaksanaan sholat Idul Adha, baru dibolehkan untuk makan.

Hal ini dijelaskan dalam hadits dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم – لا يَعْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلَا يَأْكُلُيَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أَضْحِيَّتِهِ

Artinya: “Rasulullah SAW biasa berangkat shalat Id pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat id baru beliau menyantap hasil kurbannya.” (HR. Ahmad).(4)

Amalan sunnah lainnya pada saat Idul Adha adalah berjalan kaki menuju lokasi pelaksanaan sholat Id. Hal ini sebagaimana sunnah atau kebiasaan Rasulullah SAW yang disebut tidak pernah menunggangi hewan tunggangannya saat berangkat ke tempat sholat Id.

Sahabat Ibnu Umar RA juga berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Artinya: “Rasulullah SAW biasa berangkat sholat Id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah Nomor 1295).(3)

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat muslim disunnahkan untuk mengerjakan sholat Idul Adha. Amalan ini agar umat muslim menyadari segala kenikmatan dan kesenangan yang didapatkan adalah karunia Allah SWT.

Pada Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyrik, disunnahkan untuk berkurban yakni menyembelih hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban ini dilaksanakan setelah mengerjakan sholat Idul Adha.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Barang siapa menyembelih hewan qurban setelah shalat, maka sungguh telah sempurna penyembelihannya. Ia telah cocok dengan sunnah kaum muslimin.” (HR. Bukhari dan Muslim).(1)

Umat muslim disunnahkan untuk melewati jalanan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari lokasi pelaksanaan sholat Idul Adha. Sunnah ini didasarkan pada hadits dari Jabir bin Abdillah RA berikut:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Artinya: “Nabi SAW ketika melaksanakan shalat Id, beliau memilih jalan yang berbeda (ketika berangkat dan pulang).” (HR. al-Bukhari).(4)

Itulah amalan sunnah yang bisa infoers amalkan sebagai persiapan menyambut Idul Adha. Semoga bermanfaat!

Referensi:

1. Buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid

2. Buku Fikih Sunnah Jilid 2 oleh Sayyid Sabiq

3. Laman Majelis Ulama Indonesia (MUI) berjudul 5 Amalan Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Idul Adha

4. Buku Fikih Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah oleh Kemenag RI

Amalan Sunah dan Persiapan Penting Menyambut Idul Adha 2025

1. Puasa Sunnah 1-9 Dzulhijjah

2. Perbanyak Dzikir dan Doa

3. Bertobat

Amalan saat Hari Raya Idul Adha

1. Bertakbir

2. Mandi Wajib Idul Adha

3. Memakai Wangi-wangian dan Pakaian Terbaik

4. Tidak Makan dan Minum Sebelum Sholat Idul Adha

5. Berjalan Kaki Menuju Tempat Sholat Idul Adha

6. Sholat Idul Adha

7. Berkurban

8. Melewati Jalanan yang Berbeda