Membaca doa akhir tahun dan awal tahun menjadi salah satu amalan yang kerap dilakukan umat Islam saat memasuki pergantian tahun Hijriah. Meski telah menjadi rutinitas tahunan, tak sedikit yang mempertanyakan hukum dari amalan tersebut.
Lantas apakah membaca doa awal dan akhir tahun? Benarkah termasuk bid’ah?
Mengenai perkara ini terdapat pandangan sejumlah ulama. Nah sebelum mengamalkannya, yuk pahami penjelasan para ulama terkait hukumnya di bawah ini.
Yuk, simak!
Terdapat perbedaan pandangan di kalangan para ulama terkait hukum bid’ah pada amalan membaca doa akhir tahun dan awal tahun. Berikut ini masing-masing penjelasannya:
Buya Yahya mengemukakan bahwa mengamalkan doa di akhir dan awal tahun tidak termasuk bid’ah. Hal ini dikemukakan Buya Yahya melalui tausiah tentang “Apakah Membaca Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Bid’ah?” di YouTube officialnya.
Menurut Buya Yahya, membaca doa di akhir dan awal tahun hukumnya boleh-boleh saja. Sebab, berdoa diperbolehkan kapan saja, dan tidak ada larangan khusus untuk waktu tersebut.
“Di dalam doa akhir tahun dan awal tahun itu ada makna introspeksi diri, makna evaluasi, makna berharap kepada Allah. Dari maknanya tidak ada yang salah. Selama kaidah pertama sudah digunakan, yaitu bahwa berdoa boleh dengan bahasa apa pun, lafaz apa pun, permohonan apa pun bahkan sampai hal sepele seperti sandal pun boleh didoakan artinya, semua itu menyambung kepada Allah,” jelas Buya Yahya yang dikutip pada Rabu (25/6).
Terkait perkara bid’ah, Buya Yahya mengingatkan agar umat Islam tidak mudah menghakimi amalan orang lain, terutama dalam hal yang masih diperselisihkan oleh para ulama.
“Masalah doa awal tahun dan akhir tahun, silakan saja Anda membacanya. Jangan mudah mengatakan bid’ah, wahai saudara-saudaraku,” lanjutnya.
Berbeda dengan pandangan Buya Yahya, sebagian ulama lainnya menilai bahwa mengamalkan doa awal dan akhir tahun tidak memiliki dasar syariat, sehingga termasuk dalam perkara bid’ah. Dalam buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriah karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman, disebutkan bahwa Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid menyatakan:
“Tidak ada dalam syariat ini sedikit pun doa atau dzikir untuk awal tahun. Manusia zaman sekarang banyak membuat bid’ah berupa doa, dzikir atau saling menukar ucapan selamat. Demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau doa, puasa akhir tahun dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali!!”
Pandangan serupa disampaikan oleh Syaikh ‘Abdullah At-Tuwaijiriy, sebagaimana dikutip dari laman Rumaysho:
Syaikh ‘Abdullah At Tuwaijiriy berkata, “Sebagian orang membuat inovasi baru dalam ibadah dengan membuat-membuat doa awal tahun dan akhir tahun. Sehingga dari sini orang-orang awam ikut-ikutan mengikuti ritual tersebut di berbagai masjid, bahkan terdapat para imam pun mengikutinya. Padahal, doa awal dan akhir tahun tersebut tidak ada pendukung dalil sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga dari para sahabatnya, begitu pula dari para tabi’in. Tidak ada satu hadits pun yang mendukungnya dalam berbagai kitab musnad atau kitab hadits.” (Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 399).
Syaikh At-Tuwaijiriy juga menegaskan bahwa tidak terdapat tuntunan dari Nabi Muhammad SAW maupun para sahabat untuk membaca doa khusus di awal atau akhir tahun Hijriah.
“Kita tahu bahwa doa adalah ibadah. Pengkhususan suatu ibadah itu harus tawqifiyah (harus dengan dalil). Doa awal dan akhir tahun sendiri tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula pernah dicontohkan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum.”
Nah itulah pandangan sejumlah ulama terkait hukum membaca doa akhir tahun dan awal tahun dalam Islam. Semoga bermanfaat!