Polda Gorontalo dan Pemkot Gorontalo memberikan pernyataan berbeda soal dugaan oknum Satpol PP mengeroyok polisi, Bripda DOL (23). Kepolisian menegaskan terjadinya pengeroyokan, sementara Pemkot Gorontalo membantah pengeroyokan dan menyebut hanya terjadi cekcok.
Dugaan pengeroyokan terhadap Bripda DOL diungkapkan oleh Dirkrimsus Polda Gorontalo Dirkrimsus Polda Gorontalo Kombes Maruly Pardede. Dia mengatakan kasus bermula saat Bripda DOL menepi di depan Kafe NMC Dulomo, Kota Gorontalo, Minggu (6/7) pukul 02.00 Wita.
“Ketika turun dari kendaraannya, salah satu oknum satpol PP mendatangi Bripda DOL untuk menunjukkan KTP dengan nada yang arogan,” kata Kombes Maruly dalam keterangannya, Senin (7/7/2025).
Menurut Maruly, Bripda DOL koperatif menunjukkan KTP-nya, namun salah satu oknum satpol PP justru menantang untuk berkelahi. Dia mengatakan kepala Bripda DOL kemudian dipukul dan memicu pengeroyokan menggunakan alat kejut listrik atau taser gun.
“Diikuti oleh beberapa orang satpol PP untuk melakukan pemukulan dan menyetrum menggunakan taser gun kepada Bripda DOL di bagian leher dan punggung,” tuturnya.
Maruly mengatakan Bripda DOL dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Multazam Gorontalo akibat pengeroyokan itu. Maruly mengaku telah mengecek kondisi personelnya tersebut yang masih dalam perawatan intensif.
“Bripda DOL yang menjadi korban arogansi petugas Satpol PP Kota Gorontalo yang di mana kondisinya masih lemas dan merasakan sakit pada beberapa bagian badannya,” ucap Maruly.
Sejam setelah pengeroyokan itu, kantor Satpol PP Kota Gorontalo diserang hingga sejumlah kaca gedung pecah pada Minggu (6/7) sekitar pukul 03.00 Wita. Penyerangan kantor itu diduga dilakukan sejumlah oknum polisi.
Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Desmont Harjendro mengatakan kasus penyerangan kantor masih diselidiki. Namun dia tidak menampik penyerangan kantor ada kaitannya dengan pengeroyokan polisi.
“Ya memang rentetan, tapi harus dibuktikan dalam penyelidikan, masih berproses,” ungkap Desmont kepada infocom, Senin (7/7).
Desmont menegaskan Polda Gorontalo akan menindak personelnya jika terbukti terlibat. Pihaknya tidak akan menoleransi tindakan yang mencoreng nama baik institusi Polri.
“Apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan bukti kuat, maka tindakan tegas, termasuk sanksi pidana maupun pemecatan tidak hormat akan diberikan,” tegasnya.
Polda Gorontalo saat ini melakukan pemeriksaan internal terhadap sejumlah personel untuk mendalami seluruh fakta yang terjadi di lapangan. Desmont memastikan kasus ini akan diusut secara transparan dan profesional.
“Kapolda juga mengimbau seluruh personel Polri di jajarannya untuk selalu menjunjung tinggi profesionalisme dan tidak bertindak di luar kewenangan,” tambah Desmont.
Pemkot Gorontalo Bantah Pengeroyokan Bripda DOL…
Pemkot Gorontalo sendiri telah membantah anggota Satpol PP mengeroyok hingga menyetrum polisi menggunakan alat kejut listrik. Rauf pun menjelaskan kronologi yang berbeda dari versi penjelasan Kombes Maruly.
“Jadi tidak ada pengeroyokan Satpol PP di tempat itu yang mana korbannya polisi dikeroyok Satpol PP dan begitu juga anggota Satpol PP bawa alat kejut listrik, itu semua tidak benar, tidak ada itu,” ujar kuasa hukum Pemkot Gorontalo, Rauf Abdul Azis kepada infocom, Rabu (9/7).
Rauf mengatakan awalnya Satpol PP Kota Gorontalo hendak melakukan razia di kafe MNC Dulomo. Kafe itu hendak ditertibkan karena dianggap beroperasi tidak sesuai perizinan.
“Kemarin itu Satpol PP melakukan razia mendatangi lokasi tempat kafe MNC Dulomo. Di sana itu kedapatan ada jual minuman keras dan juga ada ladies-ladies wanita malam,” jelasnya.
“Setelah itu dipertanyakan oleh pihak petugas Satpol PP ternyata izinnya tempat ini sudah tidak ada, semua sudah tidak beraku izinnya itu sudah habis tahun 2024,” sambung Rauf.
Satpol PP yang berada di lokasi kemudian mengamankan minuman keras. Tidak berselang lama, kata Rauf, datang anggota polisi yang merupakan anak dari pemilik kafe yang diduga hendak menghalangi penertiban.
“Di sana ini anak pemilik tempat ini yang informasinya anggota polisi dia ini menghalangi petugas Satpol PP saat melakukan razia. Dia menghalangi ini ladies-ladies dan barang bukti minuman keras yang ada di tempat itu untuk dibawa di kantor Satpol PP,” tambahnya.
Rauf mengatakan, anggota Satpol PP sempat terlibat adu mulut dengan anggota polisi tersebut. Namun Rauf berdalih personel Satpol PP langsung kembali ke kantor untuk tidak memperpanjang masalah.
“Kemudian tiba-tiba rombongan dari pada anak pemilik tempat (kafe) itu yang polisi ini, ternyata dia datang dengan teman-temanya yang merupakan anggota polisi dan melakukan perusakan kantor Satpol PP sampai kaca jendela kantor pecah rusak,” paparnya.