Puasa Arafah termasuk ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat muslim karena keutamaannya yang luar biasa. Banyak yang menjalankan ibadah ini untuk meraih keberkahan dan pahala istimewa di sisi Allah SWT.
Namun, tidak sedikit orang yang masih memiliki utang puasa Ramadhan saat memasuki waktu puasa Arafah. Agar bisa mendapatkan pahala dari kedua puasa tersebut, banyak yang bertanya-tanya bagaimana hukumnya jika digabung.
Lantas, bolehkah puasa Arafah digabung qadha Ramadhan?
Untuk mengetahui jawabannya, berikut infoSulsel menyajikan penjelasan selengkapnya. Simak, yuk!
Berdasarkan buku Panduan Praktis Ibadah Puasa oleh Drs E Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim LC, para ulama menyepakati bahwa tidak boleh menggabungkan niat puasa wajib dan sunnah dalam sekali puasa. Pasalnya, qadha Ramadhan merupakan amalan fardhu atau wajib dilakukan, berbeda dengan puasa Arafah yang hukumnya sunnah.
Meski demikian, umat muslim diperkenankan melaksanakan puasa qadha di waktu puasa Arafah. Puasa yang dilakukan tetap sah dan mendapatkan pahala.
Menukil laman Rumaysho, Syaikh Ibnu Utsaimin RA menyebutkan jika berpuasa qadha Ramadhan pada hari Arafah, maka orang tersebut mendapatkan dua pahala. Yaitu pahala puasa Arafah sekaligus puasa qadha Ramadhan.
Adapun niat yang dibacakan yakni niat puasa qadha Ramadhan. Bacaannya hanya merujuk pada membayar utang puasa tanpa menyebutkan puasa sunnah Arafah.
“Bagaimana niatnya? Anda niat bayar utang. Jangan digabung dengan niat (puasa sunnah), sebab niat puasa fardhu tidak boleh digabung dengan lainnya,” ujar Buya Yahya dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV yang dikutip pada Selasa (3/6/2025).
Perkara ini juga dijelaskan oleh Buya Yahya. Ia menjelaskan bahwa puasa qadha Ramadhan hukumnya wajib dan pahalanya lebih besar. Dengan demikian, umat muslim sebaiknya mendahulukan qadha Ramadhan dibandingkan puasa sunnah seperti puasa Arafah.
“Yang lebih baik adalah, bayar utangmu terlebih dahulu, karena bayar utang adalah puasa wajib. Dan puasa wajib pahalanya lebih gede,” terang Buya Yahya.
Meski begitu, mendahulukan puasa Arafah tidak dilarang dan orang yang mengerjakannya tidak berdosa. Pasalnya, waktu qadha Ramadhan sangat longgar yakni sampai Ramadhan berikutnya.
Sebagaimana dinukil dari laman Rumaysho, Allah SWT memutlakkan qadha puasa dan tidak memerintahkan membayarnya sesegera mungkin. Allah SWT berfirman:
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
Artinya: “Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin menjelaskan, puasa sunnah yang dikerjakan sebelum qadha diperbolehkan selama waktunya masih lapang. Puasa sunnah yang dikerjakan sah dan orang tersebut tidak berdosa.
Bagi infoers yang hendak melaksanakan puasa Arafah, berikut bacaan niat puasa Arafah dikutip dari buku Meraih Surga dengan Puasa H Herdiansyah Achmad LC:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma yauma ‘arafata sunnata-lillâhi ta’ala.
Artinya: “Saya berniat puasa Arafah sunnah karena Allah Ta’ala.”
Jika hendak mengerjakan puasa qadha Ramadhan di waktu puasa Arafah, umat muslim dapat membaca niat puasa qadha. Berikut niatnya dikutip dari buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhaai fardhi ramadhaana lillahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
Berdasarkan kalender Hijriah terbitan Kemenag RI, puasa Arafah tahun ini tanggal 9 Dzulhijjah 1446 H bertepatan dengan Kamis, 5 Juni 2025. Pada hari ini, umat muslim bisa mengerjakan puasa Arafah dan puasa Kamis sekaligus.
Merujuk pada buku Panduan Praktis Ibadah Puasa, berbeda dengan puasa wajib, khusus puasa sunnah maka diperbolehkan untuk berpuasa dengan menggabungkan banyak niat puasa. Misalnya, puasa Syawal dengan puasa Senin, puasa Syaban dengan Ayyamul Bidh, dan sebagainya.
Begitu pula karena tahun ini hari Arafah bertepatan dengan hari Kamis, maka boleh menggabungkan keduanya. Umat muslim bisa berniat “saya berniat puasa sunnah Arafah dan hari Kamis karena Allah”.
Mengerjakan puasa Arafah memiliki keutamaan diampuni dosanya satu tahun yang akan datang dan satu tahun lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
Artinya: “Puasa di hari Arafah di sisi Allah, menghapus (dosa-dosa) setahun yang lampau dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Adapun maksud diampuni dosa setahun yang akan datang bukan berarti umat muslim bebas berbuat dosa karena sudah diampuni Allah SWT. Bentuk pengampunan tersebut berupa dijauhkan dari segala perbuatan maksiat.
Itulah penjelasan mengenai “bolehkah puasa Arafah digabung puasa Ramadhan?”. Semoga menjawab, infoers!