Bukit Baruga Makassar akan menjadi pilot project atau percontohan Kalla Ecocycle atau Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R). Warga dari 844 rumah mulai dilatih untuk memilah dan mengelola sampah hingga mendorong urban farming.
Pelatihan Kalla Ecocycle ini berlangsung di Baruga Driving Range Golf, Minggu (21/12/2025). Pelatihan ini merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) binaan Kalla yang bekerja sama dengan Yayasan Lestari Mulia (YLM).
Program ini meliputi pemilahan sampah, budidaya maggot, produksi ecoenzim hingga urban farming dan diikuti oleh sejumlah warga Bukit Baruga sebagai tahap awal. TPS-3R di Bukit Baruga ini didorong menjadi salah satu model yang akan kita jual ke nasional.
“Jadi, kota-kota besar yang nantinya akan melakukan studi banding, sudah ada yang bisa kita perlihatkan bahwa ada pengelolaan TPS-3R yang bagus di Bukit Baruga,” ujar Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Ferdi Mochtar dalam keterangannya, Selasa (30/12/2025).
Kalla Ecocycle dinilai sangat membantu warga di sekitar Bukit Baruga termasuk Pemkot Makassar. Biaya pengelolaan sampah yang dulunya merupakan bagian dari retribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekarang dialihkan menjadi bagian dari pengelolaan TPS-3R.
“Kalla Ecocycle ini kita harapkan akan berfungsi dengan baik. Sampah-sampah yang bernilai manfaat akan dikelola bersama bank sampah dan bisa dilakukan daur ulang sehingga hanya sampah residu yang akan masuk ke TPA,” tutur Ferdi.
Sementara itu, Corporate Communication & Sustainability Department Head Kalla, Nadya Tyagita menegaskan, pihaknya akan mendampingi warga untuk memastikan program ini dapat berhasil. Dia menargetkan agar warga dapat memilah sampah organik dan anorganik sebagai tahap awal.
“Keberhasilan program ini sangat bergantung pada keterlibatan warga. Olehnya itu, kami akan terus melatih dan mendampingi warga agar pengelolaan Kalla Ecocycle di Bukit Baruga dapat berjalan dengan baik, minimal bisa melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik terlebih dahulu,” kata Nadya.
Tiap rumah akan dibekali dua tempat sampah untuk pemilahan yang akan dijemput langsung YLM mulai Januari 2026. Program ini juga turut didukung oleh Kalla Toyota yang membagikan bantuan berupa 100 tempat sampah kepada warga.
Sementara itu, Founder YLM, Isnam Junais menegaskan kesiapan pihaknya untuk turut melakukan pendampingan kepada warga. Hal ini dilakukan agar warga terbiasa menjalankan Kalla Ecocycle, mulai dari pemilahan sampah sampai urban farming.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Proses yang paling pertama dan krusial adalah pemilahan. Tetapi ini hanyalah persoalan kebiasaan. Olehnya itu, kami akan terus mendampingi warga melakukan pemilahan, bahkan sampai sistem tanam berbasis urban farming,” pungkasnya.
