Bulog Parepare Tahan Distribusi SPHP Biang Harga Beras di Pasar Melonjak

Posted on

Bulog Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) menahan distribusi beras subsidi program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Hal itu disebut menjadi salah satu pemicu lonjakan harga beras di pasaran.

“Belum ada beras murah yang SPHP. Masih ditahan sama Bulog,” ungkap salah seorang pedagang beras bernama Rahma kepada infoSulsel, Selasa (8/7/2025).

Situasi itu turut membuat lonjakan harga beras premium lokal di pasar menembus angka Rp 16 ribu per kilogram. Padahal harga sebelumnya di angka Rp 12 ribu per kilogram.

“Memang naik sekali harganya beras. Baru mulai naik bulan ini (Juli). Sebelumnya itu bisa ada Rp 10.500 per liter kalau per kilo itu Rp 12 ribu. Sekarang ada Rp 14 ribu per kilo ada sampai Rp 16 ribu per kilo,” terangnya.

Pimpinan Cabang Bulog Parepare, Mohammad Junaedy mengakui belum menyalurkan beras subsidi SPHP dan cadangan beras pemerintah (CBP). Dia mengatakan, belum ada perintah dari pihak Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk pendistribusiannya.

“Benar bahwa di seluruh wilayah Indonesia Bulog belum bisa melakukan kegiatan stabilisasi cadangan beras pemerintah. Karena belum ada dasar penugasan dari Bapanas,” kata Junaedy kepada infoSulsel, Selasa (8/7).

Junaedy menjelaskan, lonjakan harga beras juga dipicu stok dari penggilingan menipis. Meskipun masa panen padi semester 1 sudah selesai.

“Suplai (beras) dari penggilingan mungkin agak susah. Karena stok di penggilingan juga sudah terbatas,” jelasnya.

Kendati demikian, pihak Bulog mengaku akan menyalurkan beras subsidi dan CBP jika sudah ada perintah dari Bapanas. Dia mengungkapkan, stok beras di Bulog Parepare tersedia.

“Pada prinsipnya kami Bulog siap segera melakukan intervensi pasar menggunakan beras CBP bila surat penugasan ke Bulog dari Bapanas sudah terbit. Sekarang ada 105.000 ton setara beras (di Bulog Parepare),” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, harga beras premium lokal di Pasar Lakessi Parepare mengalami lonjakan. Selain karena beras subsidi dari Bulog tidak tersalurkan, harga ditengkulak juga ikut naik.

“Karena memang mahal dari pedagangnya (tengkulak),” ujar salah seorang pedagang, Rahma di Pasar Lakessi, Selasa (8/7).