Bulog Sulsel dan Sulbar Beli Gabah Langsung dari Petani, Berdampak Positif

Posted on

Perum Bulog Kanwil Sulsel dan Sulbar kini tidak lagi menunggu bola untuk membeli gabah milik petani. Lebih dari itu, Bulog telah turun langsung membeli gabah hingga ke sawah demi menyejahterakan para petani.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pemimpin Wilayah Bulog Sulsel dan Sulbar Fahrurozi saat berkunjung ke kantor redaksi infoSulsel di Makassar, Senin (21/4/2025). Menurutnya, Bulog kini telah mengganti formula dalam membeli gabah.

“Dulu dikenal kalau mau beli beras nunggu di gudang. Saat ini formula itu berubah, kita harus membeli gabah ke petani,” ujar Fahrurozi.

Fahrurozi mengatakan formula Bulog yang baru tersebut juga berdampak kepada kendala kurangnya sumber daya manusia (SDM) di internalnya. Oleh sebab itu, Bulog telah menggandeng Babinsa dari pihak TNI untuk membantu para petani di desa terhubung degan Bulog.

“Dalam pelaksanaannya kita menggandeng tentara, tentara ini langsung ke pusat perjanjiannya, meminta bantuan Babinsa, kebetulan setiap desa itu ada Babinsa. Pesannya Pak Prabowo itu jelas, buat petani tersenyum. Melalui apa, beli gabah petani Rp 6.500 sehingga petani bisa tersenyum, bisa sejahtera,” imbuhnya.

“Babinsa itu kerjanya minimal sebagai call center nya. Petani kan umurnya rata-rata 50 tahun ke atas, mereka kita kasi call center juga jarang telepon, makanya paling gampang kita kasi tahu kalau mau jual gabah harga Rp 6.500 itu hubungi Babinsa, kalau ada mau jual harga di bawah Rp 6.500, jangan, tidak usah,” sambungnya.

Fahrurozi berharap upaya pemerintah menyejahterakan petani dapat memicu pertumbuhan minat dari kaum muda untuk terjun dalam pertanian. Dia pun menyinggung minat pemuda yang terus berkurang terhadap pertanian.

“Kita harapkan minat anak-anak muda untuk bertani itu tumbuh. Karena saat itu kalau lihat itu data BPS, itu satu dekade terakhir, mengalami penurunan tingkat minat anak muda untuk bertani 6%,” katanya.

“2013 petani dengan umur di bawah 35 tahun angkanya 16%, tapi pada tahun 2023 petani dengan umur 35 tahun ke bawah sisa 10% sehingga ada penurunan 6%. Artinya 10 tahun ke depan bisa sisa 4 %,” ujarnya.