Bumil Kehilangan Bayi Usai Dirujuk ke RSUD Selayar, Bupati Keluhkan Fasilitas

Posted on

Bupati Kepulauan Selayar M Natsir Ali turut buka suara soal seorang ibu hamil (bumil) dari pulau terpencil kehilangan bayinya setelah dirujuk ke daratan utama Selayar, RSUD KH Hayyung. Natsir Ali mengatakan fasilitas di rumah sakit daerahnya memang terbatas sehingga pasien seringkali terpaksa lanjut dirujuk ke rumah sakit di Makassar.

“Itu masyarakat di pulau-pulau itu, kan, berharap mereka dirujuk ke Benteng, Selayar, ada penanganan. Ini sampai di Benteng (daratan utama Selayar), kami dengan peralatan terbatas, fasilitas terbatas, biasanya tidak mampu lagi menjawab ini harapannya masyarakat. Jadi, harus lagi dirujuk ke Makassar,” ujar Natsir kepada infoSulsel, Senin (28/7/2025).

Natsir menyebut Kepulauan Selayar tidak bisa disamakan dengan kabupaten/kota di Sulsel yang hanya membutuhkan satu kali rujukan ke Makassar. Menurutnya, jarak tempuh dari pulau-pulau terluar menuju RSUD KH Hayyung saja bisa mencapai 20 jam.

“Selayar ini beda dengan daratan yang ada di Sulawesi. Mereka (daerah lain), kan, cuma satu kali dirujuk ke Makassar. Kami ini dari pulau terluar ada 20 jam, 16 jam, ke Benteng itu berharap dapat pelayanan maksimal. Tapi, ternyata tidak,” katanya.

RSUD KH Hayyung yang berstatus rumah sakit tipe C dinilai belum mampu menangani kasus penyakit serius seperti jantung dan stroke. Natsir berharap pemerintah pusat membantu meningkatkan fasilitas rumah sakit tersebut.

“Kami harapkan pemerintah pusat dalam hal ini kementerian memberikan perhatian lebih, tidak sama perhatian RS kabupaten yang ada di
daratan Sulawesi dengan kami di Selayar. Masalahnya itu tadi, 2 kali dirujuk,” ucapnya.

Natsir mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Prof Abdul Kadir, tokoh asal Selayar yang kini menjabat Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan dan mantan Dirjen Yankes Kemenkes. Dia meminta bantuan agar dapat difasilitasi bertemu dengan pejabat kementerian terkait.

“Saya hubungi Prof Kadir. Saya minta bantu, beliau sampaikan, ‘Iya, siapkan dokumennya apa semua. Termasuk penyakit-penyakit yang tidak bisa ditangani di Selayar’. Beliau mau bantu mempertemukan dengan Dirjen-nya,” bebernya.

Natsir juga menyoroti minimnya fasilitas kesehatan di pulau-pulau. Dia menyebut hanya ada Puskesmas dan pustu (puskesmas pembantu), tanpa alat dan layanan memadai.

“Tidak ada. Kan, cuma pustu, cuma Puskesmas, yang ada di desa. Jadi, memang harus rujuk ke daratan,” sebutnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Tarupa, Suharjo Muna, turut mengeluhkan fasilitas kesehatan di wilayahnya. Suharjo mengungkap pasien sering kali dirujuk menggunakan perahu warga karena keterbatasan ambulans laut.

“Kalau tidak bisa ditambahkan (ambulans laut), kalau bisa bergilir 1 bulan di sini, 1 bulan di sana, supaya ada yang begitu-begitu (keadaan pasien darurat), cepat ditangani. Ditaktisi saja,” ujarnya.

Menurut Suharjo, kejadian pasien diantar pakai perahu warga bukan yang pertama. Kasus seperti ini sudah beberapa kali terjadi dan menyebabkan keterlambatan penanganan.

Suharjo menilai risiko fatal bisa dicegah atau paling tidak diminimalkan bila ambulans laut siaga. Pasien bisa langsung dibawa ke rumah sakit besar tanpa menunggu lama.

“Jadi, sebenarnya, semuanya itu, terlambat penanganannya,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, ibu hamil bernama Jumiati dirujuk dari pulau terpencil menuju RSUD KH Hayyung, Selayar. Meski telah berjuang, ibu hamil itu harus menelan kenyataan pahit lantaran bayinya meninggal saat tiba di rumah sakit.

Jumiati dirujuk menggunakan perahu dari pulau terpencil yakni Pustu Tarupa, Desa Tarupa, Kecamatan Taka Bonerate menuju RSUD KH Hayyung, Kelurahan Putabangun, Kecamatan Bontoharu, Jumat (25/7) pagi. Dia dirujuk setelah kondisi janinnya sudah masuk fase gawat.

“Ibu hamil. Kondisi pasien alhamdulillah, cuma kondisi janinnya yang saya khawatirkan tempo hari karena sudah gawat janin. Makanya saya ambil keputusan untuk rujuk,” ujar bidan Pustu Tarupa, Andi Adrah, yang ikut merujuk Jumiati kepada infoSulsel,Senin(28/7).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *