Berbagai momen penting di dunia diperingati setiap tanggal 15 September 2025, salah satunya Hari Demokrasi Internasional. Selain itu, ada pula peringatan lain yang tak kalah bermakna di bidang sosial, budaya, hingga profesi.
Lantas, tanggal 15 September memperingati hari apa saja?
Beberapa peringatan lainnya adalah Hari Afro Sedunia, Hari Insinyur Sedunia, dan Hari Hormat kepada Lansia di Jepang. Setiap peringatan membawa pesan yang bermakna dan bernilai sebagai pengingat pentingnya keberagaman, penghargaan profesi, serta rasa hormat terhadap sesama.
Bagi infoers yang ingin mengetahui lebih jauh makna dari masing-masing peringatan tersebut, berikut ulasan lengkap yang telah dirangkum infoSulsel. Simak selengkapnya!
Hari Demokrasi Internasional diperingati setiap 15 September. Momentum ini menjadi ajang refleksi bagi pemerintah dan masyarakat untuk meninjau kembali bagaimana demokrasi berjalan di negaranya masing-masing.
Dinukil dari laman resmi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), demokrasi menekankan kebebasan berekspresi sebagai hak asasi mendasar. Prinsip ini tercantum dalam Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang memberi hak setiap orang untuk berpendapat dan mengekspresikannya tanpa campur tangan pihak lain.
Meski demikian, praktiknya tidak selalu berjalan mulus. Masih banyak negara yang menghadapi tantangan berupa misinformasi, polarisasi, hingga menurunnya kepercayaan terhadap institusi.
Melansir National Today, keresahan tersebut mendorong Majelis Umum PBB menetapkan Hari Demokrasi Internasional pada 15 September 2007. Sejak itu, peringatan ini dirayakan pada hari tersebut dan menjadi sarana untuk menegaskan peran pemerintah dalam mendorong partisipasi masyarakat menjaga nilai-nilai demokrasi.
Dengan terwujudnya demokrasi, warga negara berkesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan penting. Sistem ini menjadi dasar masyarakat bebas, di mana kebebasan berpendapat dijunjung tinggi.
Peringatan ini bisa dirayakan dengan mengikuti acara global PBB, mempelajari calon politik sebelum memilih, hingga benar-benar menggunakan hak suara. Langkah sederhana ini berkontribusi menjaga demokrasi tetap relevan dan kuat.
Sebagian besar negara di dunia saat ini sudah menganut bentuk pemerintahan demokrasi. Hingga kini, masih ada empat negara yang tidak menganut sistem demokrasi, yakni Arab Saudi, Burma, Brunei, dan Kota Vatikan.
Hari Afro Sedunia diperingati setiap 15 September untuk merayakan gaya rambut alami ini. Rambut afro memiliki ciri khas keriting, bergelombang, atau bergelung, yang umumnya dimiliki oleh orang-orang dari etnis kulit hitam maupun campuran.
Peringatan ini bertujuan menormalisasi rambut afro, menghapus diskriminasi, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas alami yang melekat pada rambut tersebut. Pasalnya, orang dengan rambut afro kerap didiskriminasi bahkan sejak masa perbudakan.
Menyadur laman National Today, sejarah mencatat, pemilik rambut afro seperti orang Afrika di masa perbudakan dipaksa menyesuaikan diri dengan standar tuan mereka, sehingga rambut keriting dianggap tidak pantas. Selain itu rambut keriting kerap dipandang berantakan oleh beberapa orang sehingga membuat pemiliknya kehilangan kepercayaan diri.
Tekanan sosial ini bertahan lama, bahkan setelah perbudakan berakhir. Sampai pada tahun 1800an, banyak orang dengan rambut afro terpaksa meluruskan rambut mereka dengan bahan kimia berbahaya yang merusak kesehatan rambut dan kulit kepala.
Namun, pada 1960-an etnis kulit hitam mulai melakukan gebrakan dengan menerima tekstur alami rambut mereka dan menggunakan afro sebagai simbol kebanggaan serta perlawanan terhadap standar kecantikan dominan. Aksi itu membuat rambut afro menjadi populer bahkan di era 1970-an.
Afro bahkan menjadi identitas tokoh seperti Angela Davis dan Jimi Hendrix. Meskipun sempat meredup di 1980-an, gaya afro kembali populer pada 1990-an hingga awal 2000-an.
Kemudian pada 2017, seorang bernama Michelle De Leon menciptakan Hari Afro Sedunia atau World Afro Day. Peringatan ini merayakan kebanggaan terhadap gaya rambut afro sekaligus seluruh aspek budaya dan identitas yang terkait dengannya.
Insinyur adalah profesional yang merancang, mengembangkan, dan membangun sistem, struktur, serta material kompleks untuk memenuhi tujuan tertentu. Kata “insinyur” sendiri berasal dari bahasa Latin “ingeniare” yang berarti menciptakan, dan “ingenium” yang berarti kecerdikan.
Dari laman National Today, dijelaskan sejarah profesi ini berakar pada penemuan mesin uap oleh Thomas Savery pada 1698. Penemuan ini menjadi dasar berkembangnya teknik mekanik modern yang kemudian meluas pesat selama Revolusi Industri.
Tokoh penting lain adalah Michael Faraday yang lahir pada 1791 di London. Eksperimen-eksperimennya dalam elektromagnetisme dan elektrokimia turut memperkuat fondasi teknik listrik.
Pada 1873, insinyur Belgia Zenobe Gramme mengembangkan motor listrik pertama yang layak secara komersial. Penemuan ini memicu revolusi besar dalam bidang teknik listrik dan penggunaannya di industri.
Ada pula perkembangan teknik kimia yang dimulai sekitar tahun 1880, seiring meningkatnya kebutuhan produksi kimia skala besar. Bidang elektronika pun ikut berkembang melalui karya James Maxwell dan Heinrich Hertz yang kemudian diperkuat oleh penemuan tabung hampa udara dan transistor.
Untuk menghargai kontribusi besar para insinyur, ditetapkanlah Hari Insinyur Sedunia atau World Engineers Day, Peringatan ini jatuh pada 15 September yang bertujuan untuk mengapresiasi dedikasi insinyur dalam membangun masyarakat dan memajukan peradaban.
Hari Hormat kepada Lansia atau Keiro no Hi merupakan hari libur nasional di Jepang yang diperingati setiap hari Senin ketiga bulan September. Tahun ini, peringatan tersebut jatuh pada 15 September 2025.
Masih dari National Today, asal mula perayaan ini terjadi pada 1947, ketika sebuah kota kecil bernama Nomatanimura di Prefektur Hyōgo menetapkan 15 September sebagai Hari Lansia. Walikota Masao Kadowaki saat itu ingin masyarakat menghormati orang tua berusia 55 tahun ke atas sebagai sumber bimbingan pasca-Perang Dunia II.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Terdapat beberapa alasan dipilihnya tanggal tersebut, mulai dari legenda Air Terjun Yoro yang konon menyembuhkan seorang ayah, hingga kisah Pangeran Shotoku yang mendirikan panti jompo. Kisah-kisah ini menambah nilai budaya sekaligus spiritual pada hari peringatan.
Popularitas Hari Lansia terus meluas hingga akhirnya ditetapkan sebagai hari libur nasional pada 1966. Namun, pada 2003 tanggalnya dipindahkan menjadi hari Senin ketiga September melalui penerapan Happy Monday System agar masyarakat bisa menikmati akhir pekan panjang.
Kini, Hari Hormat kepada Lansia menjadi ajang apresiasi bagi generasi tua di Jepang. Perayaan ini tidak hanya sarat makna sejarah, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga hubungan keluarga dan nilai penghormatan lintas generasi.
Itulah daftar peringatan pada 15 September 2025 beserta ulasannya. Semoga menambah wawasan!