Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Dahsyatnya efek gempa tersebut membuat 106 rumah rusak dan 2.011 warga mengungsi.
BMKG mengungkap bahwa pusat gempa bumi itu berada di area berjarak 70 km sebelah barat daya Poso, Kamis (24/7/2025) pukul 21.06 Wita. Pusat gempa berada di darat pada kedalaman 10 kilometer.
Gempa M 6,0 yang mengguncang Poso tersebut juga diwarnai gempa susulan dengan kekuatan mencapai Magnitudo 5,5. Gempa itu dilaporkan mengguncang area yang sama di Poso hanya beberapa menit setelah gempa pertama.
Gempa tersebut menyebabkan kerusakan bangunan seperti sekolah, tempat ibadah dan rumah warga. BPBD Sulteng mendata dampak gempa terasa di empat desa di Poso, yakni di Desa Tokilo, Desa Tindoli, Desa Tolambo, dan Desa Pendolo.
“Desa Tokilo terdapat 4 rumah rusak berat dan 21 rumah rusak ringan. Selain itu, 184 kepala keluarga atau 596 jiwa tercatat mengungsi dari desa tersebut,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus dalam keterangannya, Jumat (25/7/2025).
Sementara di Desa Tindoli terdapat 10 rumah rusak berat, 70 rusak ringan, serta satu gereja dan satu sekolah TK terdampak. Akris menyebut, warga yang mengungsi di Desa Tindoli berjumlah 887 jiwa.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Kami juga mencatat dua warga luka ringan dari Desa Tindoli dan dua lagi dari Desa Tolambo. Untuk desa Tolambo kerusakannya saat ini masih dalam pendataan,” ucapnya.
Akris menambahkan, Desa Pendolo di Kecamatan Pamona Selatan juga terdapat satu rumah mengalami kerusakan ringan. Tim BPBD dibantu aparat desa telah melakukan assessment di lokasi terdampak dan mengupayakan pemenuhan logistik bagi para pengungsi.
“Kebutuhan mendesak meliputi tenda, genset, makanan siap saji, dan perlengkapan bayi,” paparnya.
Warga bernama Imel, mengatakan getaran gempa sangat terasa di RSUD Poso. Hal itu membuat keluarga pasien, pasien dan petugas rumah sakit panik hingga berhamburan keluar gedung.
“Getarannya kuat sekali, pasien langsung lari (dievakuasi) ke halaman rumah sakit,” kata Imel kepada infocom.
Imel mengaku panik saat gempa terjadi. Namun dia sempat merekam suasana di rumah sakit saat pasien dievakuasi.
“Situasi berlangsung cepat dan membingungkan,” katanya.
Dalam video beredar, tampak kepanikan di RSUD Poso. Pasien keluar dari kamar perawatan menuju parkiran.
Terlihat ada pasien yang berjalan di koridor rumah sakit sambil memegang botol infusnya. Sebagian pasien sudah berada di parkiran rumah sakit.
BMKG mencatat 113 kali gempa susulan terjadi setelah gempa berkekuatan M 6,0 mengguncang Kabupaten Poso. BMKG Poso melaporkan gempa susulan memiliki kekuatan yang bervariasi.
“Sampai dengan jam 2 siang sudah sebanyak 113 gempa susulan. Gempa susulan memiliki kekuatan bervariasi, mulai dari magnitudo 1,8 hingga 5,5,” kata Kepala BMKG Geofisika Palu, Sujabar kepada wartawan, Jumat (25/7).
Sujabar mengatakan beberapa gempa signifikan terjadi dengan kekuatan magnitudo 5,5, 4,9, dan 4,5. Gempa susulan cukup terasa di sejumlah wilayah Sulteng.
“Hingga kini getaran masih terus terasa secara berkala. Hampir semua sesar di Sulawesi Tengah aktif. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Poso Verna Inkiriwang mengatakan, kondisi masyarakat di wilayah terdampak dinyatakan aman. Namun mereka tetap siaga karena getaran masih terasa.
“Untuk sementara mereka kembali ke rumah menyambut syukuran Padungku, lalu kembali ke tenda saat malam hari,” kata Verna kepada wartawan.