Danyon Arhanud 4/AAY Letkol Arh A dicopot dari jabatannya buntut Prada HMN tewas diduga dianiaya di barak Yonarhanud 4/AAY, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polisi Militer Kodam (Pomdam) XIV/Hasanuddin juga telah menetapkan 3 tersangka tewasnya Prada HMN.
“Pimpinan TNI AD mengambil langkah tegas terhadap masalah ini. Tidak mentolerir permasalahan-permasalahan supaya tidak muncul lagi ke depannya. Mencopot Danyon Arhanud,” ujar Kapendam XIV/Hasanuddin Kolonel Kav Budi Wirman kepada wartawan, Selasa (12/11/2025).
Budi mengatakan Letkol Arh A dicopot dari jabatannya berdasarkan surat keputusan Pangdam XIV/Hasanuddin akhir Oktober lalu. Namun Budi tidak menyebut pengganti Letkol Arh A.
“Tinggal menunggu proses pelaksanaan serah terimanya (jabatan),” katanya.
Budi mengungkapkan Pomdam XIV/Hasanuddin ketiga oknum anggota TNI yang menjadi tersangka masih dalam pemeriksaan. Ketiga tersangka yakni Prada AG, Prada WE, dan Prada FL.
“Untuk kasus kejadian yang di Arhanud itu sekarang 3 orang yang kemarin masih saksi sekarang sudah naik statusnya menjadi tersangka,” ungkapnya.
Budi menuturkan penyidik Pomdam masih terus mendalami kasus ini dan melengkapi bukti-bukti. Dia memastikan proses hukum akan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
“Sekarang masih didalami oleh Pomdam sambil melengkapi bukti-bukti,” sebutnya.
Budi belum membeberkan peran ketiga tersangka terkait kematian Prada HMN. Dia menyebut hal itu baru bisa disampaikan setelah proses penyidikan rampung.
“Untuk peran ketiga orang ini kami belum dapat menyampaikan karena masih dalam proses oleh Pomdam. Kalau memang sudah dilimpahkan kasus ini ke Otmil (Oditur Militer), nanti akan disampaikan,” ucapnya.
Diketahui, Prada HMN ditemukan tergeletak di kamar mandi baraknya di Gowa, Sabtu (11/10). Prada HMN sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Usut punya usut, Prada HMN diduga menjadi korban penganiayaan oleh seniornya. Terduga pelaku melakukan penganiayaan dengan dalih memberikan pembinaan terhadap juniornya.
“Jadi, sebenarnya mau memberikan pengajaran, tapi akhirnya mengarah ke penganiayaan. Mungkin mau mendisiplinkan, tapi dengan metode yang salah,” kata Danpomdam XIV/Hasanuddin Kolonel CPM Johny PJ Pelupsessy kepada infoSulsel, Rabu (5/11).







