Dua kelompok warga di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar demonstrasi menuntut agar PT Semen Tonasa memperbaiki Jalan Poros Tonasa II yang kerap memicu kecelakaan. Warga juga meminta PT Semen Tonasa memprioritaskan warga lokal saat merekrut karyawan baru.
Dua kelompok yang menggelar aksi yakni Forum Komunikasi Masyarakat Ring I (Fokmar) dan Aliansi Masyarakat untuk Keadilan (AMUK) pada Selasa (15/4). Fokmar melakukan aksi di kantor PT Semen Tonasa, Kelurahan Bontoa sementara AMUK di Jalan Poros Tonasa 2, Kelurahan Sapanang.
Dalam aksinya, massa AMUK menutup jalan dengan sebuah mobil yang mengakibatkan aktivitas armada Semen terhenti selama kurang lebih 1 jam. Mereka mendesak agar PT Semen Tonasa memperhatikan tuntutan perbaikan jalan.
“Kami menuntut agar PT Semen Tonasa peduli dengan kondisi Jalan Poros Tonasa ini. Sudah banyak warga yang jadi korban gara-gara jalan ini,” kata koordinator AMUK, Mustafa dalam orasinya.
Sementara itu, massa Formak yang dipimpin Kepala Desa Biringere, M Syawir juga sempat memblokir jalan masuk kantor pusat PT Semen Tonasa lalu menuju DPRD Pangkep. Syawir mengecam PT Semen Tonasa yang kerap merekrut karyawan secara diam-diam.
“Ini baru-baru ada 14 orang masuk kerja dan kita tidak dilibatkan padahal sudah ada kesepakatan dengan warga ring 1. Kalau begini terus jangan salahkan kita razia LTP pekerja di Tonasa, orang luar jangan masuk,” katanya.
Syawir menjelaskan, perekrutan pekerja yang dimaksudnya adalah pekerjaan non skill yang juga bisa dilakukan warga sekitar. Menurutnya, perusahaan merekrut karyawan dari luar padahal warga sekitar juga bisa.
“Kalau hanya menyapu-nyapu saja tidak perlu datangkan orang luar, insyaallah warga ring 1 juga bisa kalau hanya menyapu,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Semen Tonasa, Achdarisa mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan perbaikan jalan untuk tahun ini. Dia menegaskan perbaikan jalan dilakukan karena kebutuhan perusahaan bukan karena tekanan.
“Ini akses satu-satunya karena ini penting bagi Tonasa, tidak mungkin kami tidak melakukan perbaikan kalau itu sesuai dengan anggaran. Kita lakukan perbaikan bukan karena tekanan tapi kebutuhan. Kita penganggaran bulan Oktober 2025,” ucapnya.
Terkait tuntutan perekrutan tenaga kerja lokal, Achdarisa mengungkapkan pihak perusahaan akan merekrut 62 orang dari warga ring 1. Hal tersebut sudah menjadi kesepakatan antara perusahaan dan warga sekitar.
“Kami akan perekrutan tenaga kerja lokal ring 1 perusahaan sebanyak 62 orang,” ujarnya.