Dinsos Makassar Bongkar Peminta Sumbangan Fiktif, Raup Rp 500 Ribu Sehari

Posted on

Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), membongkar komplotan peminta sumbangan fiktif dengan modus menggalang donasi untuk anak sakit. Para pelaku mengumpulkan donasi dari pengguna jalan hingga Rp 500 ribu per hari.

“Setelah kita telusuri, anak yang dia kasih gambar itu (untuk disalurkan sumbangan), anaknya sudah sehat. Seakan-anak anak itu butuh bantuan, ternyata itu fiktif semua,” kata Kepala Dinsos Makassar Andi Bukti Djufrie kepada infoSulsel, Rabu (8/10/2025).

Andi Bukti mengatakan sejumlah pelaku diamankan setelah tim Rehabilitasi Sosial (Resos) melakukan penjangkauan di lapangan. Kasus itu kemudian diproses bersama Satpol PP dan dilimpahkan ke kepolisian untuk ditindaklanjuti.

“Teman-teman dari Resos melakukan penjangkauan dan kita tangkap. Kemudian kita laporkan, proses dulu di Satpol PP, setelah itu baru kita bawa ke polisi,” bebernya.

Menurutnya, tindakan seperti itu merupakan bentuk pembohongan publik yang tidak bisa dibiarkan. Dinsos memastikan pelaku tetap akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Iya. Diproses dulu kalau seperti itu karena itu kan pembohongan publik,” tegasnya.

Andi Bukti mengungkapkan praktik peminta sumbangan fiktif terjadi di sejumlah titik di Makassar. Dinsos pun terus melakukan penelusuran.

“Itu sementara kita telusuri juga. Kemungkinan besar seperti itu (fiktif) juga,” sebutnya.

Dia membeberkan pelaku bisa memperoleh uang cukup besar dari hasil sumbangan palsu itu. Dia memperkirakan jumlah uang yang terkumpul bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah setiap harinya.

“Saya kurang tahu (persisnya). Tapi, tidak kurang dari Rp 500 ribu itu setiap hari. Mungkin lebih di atasnya lagi. Bisa jadi (jutaan rupiah). Sedangkan pengemis saja bisa Rp 800 per hari. Apalagi yang kita lakukan penjangkauan ini, model-model lembaga mau membantu masyarakat,” bebernya.

Menurut Andi Bukti, uang hasil sumbangan itu tidak digunakan untuk kegiatan sosial seperti yang diklaim pelaku. Seluruh dana justru dipakai untuk kepentingan pribadi.

“Iya, pasti pribadi,” ujarnya.

Andi Bukti menduga para peminta sumbangan fiktif itu dikoordinir kelompok tertentu yang terorganisir. Dinsos akan menelusuri lebih dalam untuk memastikan siapa yang mengatur aksi tersebut.

“Ya, rata-rata seperti itu,” ucapnya.

Dia mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan permintaan sumbangan di jalanan. Warga yang ingin menyalurkan bantuan bisa menempuh jalur resmi, salah satunya melalui Dinas Sosial.

“Kalau seperti itu, langsung saja ke Dinas Sosial. Jangan ke jalan,” imbaunya.

Sementara dalam video yang beredar, tampak tim gabungan Dinsos dan Satpol PP menertibkan sekelompok orang yang diduga meminta donasi ke pengguna jalan. Penertiban itu dilakukan di area traffic light Masjid Raya Makassar.

Sekelompok orang itu mengenakan seragam berwarna merah marun dengan tulisan ‘Relawan Peduli Tanpa Batas’ di bagian punggung. Mereka terlihat membawa poster dan spanduk sebagai penanda untuk meminta sumbangan kepada pengendara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *