Pemkab Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) buka suara usai disorot anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka terkait guru SDN 156 Kalukubodo, Ahmad Firman DM meminta maaf usai memvideokan atap dan plafon sekolah ambruk. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) meminta Ahmad mengklarifikasi omongannya yang menyebut ambruknya plafon membahayakan siswa.
“Bagaimana caranya menimpa siswa (seperti narasi dalam video Ahmad) kalau ruangan itu memang dari awal sudah kosong. Jadi, ada misinformasi di situ. Bahasanya dia dramatisir,” ujar Kabid Humas Diskominfo Bulukumba Andi Ayatullah Ahmad kepada infoSulsel, Selasa (18/11/2025).
Ayatullah membenarkan bahwa Ahmad dipanggil Satgas Disdikbud Bulukumba untuk dimintai klarifikasi. Dia menyebut pemanggilan itu dilakukan karena informasi yang disampaikan Ahmad dalam videonya perlu diluruskan.
“Jadi, setelah kejadian videonya, kemudian dipanggillah (Ahmad) oleh satgas. Sebenarnya video (klarifikasi Ahmad) lebih kepada klarifikasi internal yang kemudian divideokan, sebagai bukti,” katanya.
Dia menegaskan bagian yang keliru adalah narasi yang menyebut atap dan plafon sekolah yang ambruk hampir menimpa siswa. Namun Ayatullah menegaskan ruangan sekolah tersebut telah dikosongkan sejak Maret 2025.
“Benar itu bahwa terjadi kerusakan, tapi dia menyebut ‘hampir menimpa siswa’. Sementara faktanya adalah ruangan itu sejak Maret 2025 sudah dikosongkan, sudah tidak ada aktivitas belajar-mengajar,” jelasnya.
Ayatullah mengatakan guru tersebut memahami kekeliruan narasinya setelah diklarifikasi satgas. Menurutnya, permintaan maaf guru itu lebih pada penyampaian informasi yang ternyata tidak sesuai fakta.
“Jadi, ketika diklarifikasi, akhirnya dia menyadari bahwa kapasitasnya dia sebagai guru, menyampaikan juga informasi yang ada misinformasinya. Lebih kepada itu permintaan maaf (video klarifikasi),” tuturnya.
Dia juga menyoroti etika ASN yang tidak dibenarkan menyebarkan informasi keliru. Menurutnya, ASN memiliki jalur komunikasi internal yang harus dipatuhi.
“Nah, secara etika ASN, dia kan terikat dengan aturan organisasi, ada jalur komunikasi, koordinasi, terkait internal. Beda konteksnya ketika masyarakat yang memvideokan, melaporkan, fasilitas publik. Itu tidak masalah, sah-sah saja,” bebernya.
Ayatullah menambahkan pemanggilan itu berlanjut pada penyampaian agar sekolah mengusulkan perbaikan melalui sistem resmi. Dia menyebut pengusulan kini dilakukan lewat Dapodik.
“Dari pemanggilan satgas itu kemudian disampaikan kepada pihak sekolah untuk melakukan pengusulan terkait perbaikan sekolahnya dengan cara meng-update Dapodik. Karena pengusulannya sekarang lewat Dapodik, bukan dengan cara memvideokan kemudian menyampaikan ke publik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Pemkab selama ini rutin memperbaiki sekolah tanpa menunggu viral. Dia mengklaim sudah ratusan sekolah yang dikerjakan melalui anggaran DAK.
“Jadi, sejak 2021 sampai 2025 ini pemerintah daerah sudah mengerjakan sekitar 350 sekolah dengan anggaran DAK pendidikan tanpa melalui cara-cara seperti ini. Itu artinya selama ini kita memperhatikan, kita punya komitmen untuk memperbaiki sekolah,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Rieke Diah Pitaloka menyoroti kasus guru yang meminta maaf usai memvideokan atap dan plafon SDN 156 Kalukubodo ambruk di Bulukumba. Rieke menilai persoalan ini menjadi contoh bullying atau perundungan terhadap orang dewasa.
“Ada kasus yang menurut aku contoh bullying dewasa kepada orang dewasa. Apa masalahnya? Ada sekolah di Bulukumba yang rusak lalu diviralkan sama gurunya dipanggil sama satgas dari dinas pendidikan. Habis itu meminta maaf dibacakan sambil gemetar,” ucap Rieke di instagram pribadinya dilihat infoSulsel, Selasa (18/11).
Legislator PDIP itu mengaku tidak terima guru Ahmad sampai meminta maaf atas video tersebut. Dia menganggap Dinas Pendidikan (Disdik) Bulukumba harusnya tidak bereaksi berlebihan dengan meminta guru tersebut meminta maaf.
“Aku nggak terima, ini bukan persoalan bahwa ada satgas yang mencoba meluruskan. Harusnya satgas itu adalah mencoba untuk segera memperbaiki sekolah yang rusak. Itu sekolah negeri loh,” jelas Rieke.
