Orang tua di Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), melakukan protes gegara anaknya tidak lulus Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili di SDN 85 yang jarak rumahnya sekitar 300 meter dari sekolah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parepare belum memiliki solusi agar anak yang ditolak SPMB domisili tetap bersekolah.
Persoalan tersebut terungkap saat 7 orang tua calon murid menyampaikan protes di Ruang Komisi II DPRD Parepare, Kamis (3/7/2025). Disdikbud Parepare baru mengusulkan tiga tawaran termasuk usulan DPRD Parepare terkait persoalan tersebut.
“Kita datang sini, semoga (bisa) dibukakan rombel (rombongan belajar) lagi supaya anak kami bisa diterima,” ungkap ortu bernama Abdul Rasyid kepada infoSulsel, Jumat (4/7/2025).
Rasyid mengatakan pendaftar di SDN 85 memang membludak. Sementara pihak sekolah hanya membuka dua rombel sehingga tidak bisa mengakomodir semua anak yang mendaftar.
“Anakku ditolak. Rumah saya itu (memang) wilayah perumnas padat. Baru dua rombel SD 85. Semoga bisa dibuka satu rombel lagi,” katanya.
Di laman SPMB, SDN 85 Parepare hanya diberi daya tampung sebanyak 48 murid. Namun yang mendaftar ada sebanyak 94 calon murid.
“Ada 46 yang ditolak termasuk anak saya. Depan rumahku itu ada anaknya yang diterima. Cuma perantara jalan,” kata dia.
Ketua Komisi II DPRD Parepare Satria Parman Agoes Mante mengatakan akan mengupayakan agar calon murid tersebut bisa diakomodir di sekolah yang dekat. Dia meminta agar pihak Disdikbud bersurat untuk penambahan rombel.
“Kami mengupayakan anak-anak ini tetap bisa diakomodir dengan catatan. Apakah nanti setelah pemerintah daerah menyurat untuk penambahan satu rombel lagi,” katanya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Parman mengungkapkan, para orang tua bersedia diterima di sekolah meskipun anaknya belajar di kelas alternatif. Seperti sebelumnya, belajar di musala dan perpustakaan.
“Mereka bersedia belajar untuk sementara di perpustakaan contohnya. Dengan menandatangani surat pernyataan kan tidak keberatan. Karena itu tadi persoalan kendala ekonomi,” tuturnya.
Disdikbud Parepare mengusulkan menambah rombongan belajar di SDN 85 usia ortu calon murid mengadu ke DPRD Parepare. Terkait penambahan rombel tersebut, Disdikbud Parepare akan bersurat ke kementerian terkait.
“Sementara diusahakan penambahan rombel (dari 2 menjadi 3). Bersurat ke kementerian,” ujar Kadisdikbud Parepare, Makmur kepada infoSulsel, Jumat (4/7).
Makmur mengatakan, masih ada sekolah yang belum penuh setelah pengumuman kelulusan SPMB. Dia juga mengupayakan agar calon murid yang ditolak bisa mengisi sekolah tersebut.
“SD Negeri di Parepare masih banyak yang belum penuh. Tetap juga diupayakan kalau orang tuanya mau sekolah di SD yang belum penuh,” jelasnya.
Makmur mengatakan solusi titip belajar yang ditawarkan DPRD Parepare juga menjadi pertimbangan. Namun dia akan melakukan koordinasi dengan pihak kepala sekolah.
“Perlu dikoordinasikan dengan kepala sekolahnya,” imbuh dia.