Dokter di Luwu Diduga Lecehkan Pasien Diberi Syarat Sebelum Sanksinya Dicabut

Posted on

Sanksi oknum dokter inisial JHS di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), bakal dicabut dan diaktifkan kembali untuk melayani pasien. Namun, pihak RSUD memberikan syarat kepada JHS sebelum kembali bertugas.

“Kami minta buat pernyataan, melakukan perbuatan yang serupa terkait dengan kode etik, ya langsung kami sanksi berat,” kata Direktur RSUD Batara Guru, Daud Mustakim kepada infoSulsel, Kamis (14/8/2025).

Daud juga mengaku akan memberikan pengawasan ketat saat dokter JHS menangani pasien. Dia menegaskan, dokter JHS dipastikan tidak bisa lagi menemui pasien tanpa didampingi perawat.

“Dengan syarat harus dengan pendampingan yang ketat, pengawasan yang ketat, tidak boleh melakukan pelayanan sendiri, harus ada pendamping,” ujar Daud.

“Kami larang juga, terutama yang wanita, (dokter JHS) mengambil nomor telepon, biar menutup ruang komunikasi terhadap pasien dan keluarganya,” bebernya.

Menurutnya, kebijakan mengaktifkan kembali dokter JHS juga karena dia merupakan satu-satunya dokter spesialis bedah mulut di RSUD Batara Guru. Sehingga, saat bertugas nanti dokter JHS tetap diperbolehkan menangani pasien wanita.

“Kan kebetulan sendiri beliau ini (dokter spesialis bedah mulut). Jadi seandainya tidak menangani wanita, ya tidak perlu pengawasan. Spesialis bedah mulut ini dia sendiri,” paparnya.

Diberitakan sebelumnya, RSUD Batara Guru kini memproses pengaktifan kembali dokter JHS yang diduga melecehkan pasien wanita berusia 17 tahun. Kebijakan ini diambil karena status hukum dokter JHS di kepolisian yang masih belum jelas.

“Dia belum tersangka tawwa. Sekarang praduga tidak bersalah. (Jadi) Rencana (akan diaktifkan kembali),” kata Direktur RSUD Batara Guru, Daud Mustakim kepada infoSulsel, Kamis (14/8).

Daud mengatakan hingga saat ini status hukum dokter JHS di kepolisian belum ada kepastian. Sementara, kata dia, tenaga dokter JHS sebagai spesialis bedah mulut juga dibutuhkan untuk melayani pasien lain.

“Karena kalau kita menunggu penyelidikan dari Polres ini kan bisa lama, tidak jelas kapan waktunya. Sementara kan beberapa pasien juga butuh beliau. Kan kebetulan spesialis bedah mulut ini dia sendiri,” ungkap Daud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *