Dugaan Dokter RS Mitra Mamuju Salah Diagnosis Pasien Usus Buntu Jadi Tumor baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Pasien bernama Jamaluddin (42) di Rumah Sakit (RS) Mitra Manakarra, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) didiagnosis usus buntu namun berubah menjadi tumor usai menjalani operasi. Dokter diduga salah mendiagnosis penyakit pasien hingga dirujuk ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Jamaluddin awalnya menjalani perawatan di RS Mitra Manakarra selama sepekan sebelum menjalani operasi usus buntu pada Kamis (28/8) sore. Namun setelah tindakan, dokter menyampaikan bahwa pasien menderita tumor.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Begitu sudah di-USG dibilang usus buntu, begitu dibedah langsung dibilang tidak bisa diangkat karena tumor,” ujar kakak Jamaluddin, Muh Saal kepada wartawan, Jumat (29/8/2025).

Saal mengaku jika dokter RS Mitra Manakarra memang menyarankan agar adiknya dirujuk ke Makassar untuk penanganan medis lebih lanjut. Namun pasien meminta agar tindakan operasi dilakukan di Mamuju.

“Dokter bilang seharusnya dirujuk ke Makasssar, cuman pasien bilang bisakah dioperasi di Mamuju, na bilang (dokter) bisa,” terangnya.

Saat dilakukan tindakan operasi, Saal tiba-tiba diminta masuk ke ruangan lalu diberi tahu jika adiknya ternyata menderita tumor bukan usus buntu. Akibatnya, perut adiknya kembali dijahit dan harus dirujuk ke Makassar.

“Makanya saya tanya sudah di-USG masa tidak ditahu itu tumor atau usus buntu,” kesalnya.

Saal meminta agar pihak RS Mitra Manakarra bertanggung jawab atas insiden itu. Dia ingin dilakukan evaluasi agar kedepannya tidak ada lagi kasus pasien salah diagnosis.

“Harapannya bagaimana baiknya (agar ada evaluasi),” imbuhnya.

Dokter bedah RS Mitra Manakarra, dr Tjia Adynata mengatakan sejak awal diagnosis pasien itu bukan menderita usus buntu biasa. Dia mengaku telah menyarankan pasien dirujuk ke Makassar untuk penanganan lebih lanjut.

“Sejak awal kami sudah menyarankan agar pasien dan keluarganya dirujuk ke Makassar untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” kata Tjia dalam keterangannya, Rabu (3/9).

Namun saat itu, pasien dan keluarganya memilih dan meminta agar operasi tetap dilakukan di RS Mitra Manakarra dengan alasan istri pasien sedang hamil besar dan akan segera melahirkan. Pihak RS kemudian menghormati permintaan pasien.

“Kami menghormati keputusan tersebut dan sebelum operasi berlangsung, kami meminta pasien dan keluarga menandatangani dokumen persetujuan tindakan operasi, dan itu dilakukan,” jelasnya.

Selanjutnya tindakan medis dilakukan, namun pascaoperasi kecurigaan dokter bahwa penyakit pasien bukan usus buntu biasa mulai terbukti. Hal itu ditandai dengan adanya benjolan di bagian perut kanan bawah.

Oleh karena itu, dokter kembali menyarankan agar pasien dirujuk ke Makassar guna mendapatkan penanganan yang lebih tepat. Sebab kata dia, jika tetap dilanjutkan bisa terjadi resiko yang tidak diinginkan.

“Saya kemudian menjelaskan temuan saat operasi dan segala resiko kepada saudaranya, akhirnya saudaranya setuju untuk dirujuk dan menandatangani persetujuan rujukan. Pasien kemudian dirujuk ke RS Tajuddin Chalid Makassar dalam kondisi stabil dan luka operasi kering,” ungkap Tjia.

Tjia menegaskan, langkah rujukan tersebut diambil demi memberikan pelayanan terbaik bagi pasien, bukan sebagai bentuk penelantaran. Sebab lanjut dia, memang sejak awal pasien sudah disarankan untuk dirujuk.

“Kami bertanggung jawab penuh terhadap pasien dan berkomitmen memberikan yang terbaik sesuai kemampuan dan prosedur medis yang berlaku,” ucapnya.

Kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dokter bedah di RS Tadjuddin Makassar. Sementara pasien yang dirujuk saat ini dalam kondisi pemulihan setelah menjalani operasi.

“Berdasarkan informasi dari dokter di RS Tajuddin, pasien saat ini kondisinya baik dan stabil, dan dalam masa pemulihan pasca operasi,” tutup Tjia.

Dokter RS Mitra Bantah Salah Diagnosis

Dokter bedah RS Mitra Manakarra, dr Tjia Adynata mengatakan sejak awal diagnosis pasien itu bukan menderita usus buntu biasa. Dia mengaku telah menyarankan pasien dirujuk ke Makassar untuk penanganan lebih lanjut.

“Sejak awal kami sudah menyarankan agar pasien dan keluarganya dirujuk ke Makassar untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” kata Tjia dalam keterangannya, Rabu (3/9).

Namun saat itu, pasien dan keluarganya memilih dan meminta agar operasi tetap dilakukan di RS Mitra Manakarra dengan alasan istri pasien sedang hamil besar dan akan segera melahirkan. Pihak RS kemudian menghormati permintaan pasien.

“Kami menghormati keputusan tersebut dan sebelum operasi berlangsung, kami meminta pasien dan keluarga menandatangani dokumen persetujuan tindakan operasi, dan itu dilakukan,” jelasnya.

Selanjutnya tindakan medis dilakukan, namun pascaoperasi kecurigaan dokter bahwa penyakit pasien bukan usus buntu biasa mulai terbukti. Hal itu ditandai dengan adanya benjolan di bagian perut kanan bawah.

Oleh karena itu, dokter kembali menyarankan agar pasien dirujuk ke Makassar guna mendapatkan penanganan yang lebih tepat. Sebab kata dia, jika tetap dilanjutkan bisa terjadi resiko yang tidak diinginkan.

“Saya kemudian menjelaskan temuan saat operasi dan segala resiko kepada saudaranya, akhirnya saudaranya setuju untuk dirujuk dan menandatangani persetujuan rujukan. Pasien kemudian dirujuk ke RS Tajuddin Chalid Makassar dalam kondisi stabil dan luka operasi kering,” ungkap Tjia.

Tjia menegaskan, langkah rujukan tersebut diambil demi memberikan pelayanan terbaik bagi pasien, bukan sebagai bentuk penelantaran. Sebab lanjut dia, memang sejak awal pasien sudah disarankan untuk dirujuk.

“Kami bertanggung jawab penuh terhadap pasien dan berkomitmen memberikan yang terbaik sesuai kemampuan dan prosedur medis yang berlaku,” ucapnya.

Kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dokter bedah di RS Tadjuddin Makassar. Sementara pasien yang dirujuk saat ini dalam kondisi pemulihan setelah menjalani operasi.

“Berdasarkan informasi dari dokter di RS Tajuddin, pasien saat ini kondisinya baik dan stabil, dan dalam masa pemulihan pasca operasi,” tutup Tjia.

Dokter RS Mitra Bantah Salah Diagnosis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *