Gadis Polman Tewas Tergantung Usai Diduga Kena Tipu, Tinggalkan Surat Wasiat

Posted on

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Gadis berinisial RS (19) ditemukan tewas tergantung dalam kamarnya usai diduga menjadi korban penipuan via media sosial di Polewali Mandar (), Sulawesi Barat (Sulbar). Korban pun meninggalkan surat wasiat untuk kedua orang tuanya.

“Dugaan sementara, tekanan psikologis akibat penipuan tersebut menjadi penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya,” kata Kapolsek Binuang Iptu Rahman dalam keterangannya, Minggu (2/11/2025).

Peristiwa itu terjadi di Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Minggu (2/11) sekira pukul 14.30 Wita. Sebelum mayat korban ditemukan, keluarga merasa curiga lantaran korban tidak merespons setelah dipanggil berulang kali.

“Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh tetangga korban, setelah adik korban merasa khawatir karena sang kakak tidak merespons meski sudah dipanggil berulang kali dari dalam kamar,” ungkapnya.

Menurut Rahman, korban sempat mengutarakan niat mengakhiri hidup kepada ibunya sebelum meninggal. Karena merasa khawatir, sang ibu yang berada di Mamuju lalu meminta anaknya alias adik korban untuk membangunkan korban di kamarnya.

“Saat diketuk, korban tidak merespons, sehingga adik korban meminta bantuan tetangga untuk membuka kamar. Setelah jendela berhasil dibuka, korban ditemukan sudah tidak bernyawa,” terang Rahman.

Dari hasil pemeriksaan di tempat kejadian peristiwa (TKP), polisi menemukan sepucuk surat wasiat yang ditulis korban. Dalam surat itu korban menyampaikan permohonan maaf kepada orang tuanya.

“Dalam surat tersebut, korban mengaku mengalami depresi setelah tertipu transaksi online melalui aplikasi Telegram, di mana korban telah mengirim sejumlah uang kepada pihak yang menjanjikan imbalan sebesar Rp 24 juta,” tutur Rahman.

Rahman menambahkan, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi terhadap korban. Keluarga korban menganggap apa yang menimpa korban adalah musibah sehingga memutuskan langsung memakamkan korban.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *