Gerhana Bulan merah atau blood moon adalah fenomena astronomi menakjubkan yang kerap dikaitkan dengan berbagai pertanda. Lantas, sebenarnya gerhana Bulan merah itu pertanda apa?
Fenomena gerhana Bulan merah sejatinya merujuk pada fase puncak gerhana Bulan ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus. Pada momen tersebut, Bulan tampak berwarna merah akibat hamburan cahaya Matahari di atmosfer Bumi sebagaimana dijelaskan pada laman resmi BMKG.
Sebagian orang mempercayai gerhana Bulan merah sebagai pertanda tertentu, baik yang dianggap membawa kebaikan maupun sebaliknya. Pandangan ini muncul dari berbagai perspektif, mulai dari Islam, kepercayaan Jawa, hingga warisan pemikiran Yunani Kuno.
Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Berikut beberapa pandangan tentang pertanda gerhana Bulan merah menurut Islam, kepercayaan Jawa, Yunani Kuno, dan tradisi lainnya:
Menurut pandangan Islam gerhana Bulan merah merupakan pertanda kekuasaan Allah SWT. Dinukil dari buku Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet karya Ibnu Watiniyah, hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Fushilat ayat 37 berikut:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ )
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS Fushshilat [41]: 37)
Mengutip laman Kemenag RI, semua yang menakjubkan dan luar biasa pada Matahari dan Bulan termasuk gerhana ini pada dasarnya menunjukkan keagungan, kebesaran, serta kesempurnaan Sang Pencipta. Adapun Matahari dan Bulan disebut sebagai dua makhluk Allah SWT yang paling dekat dalam pandangan.
Dijelaskan dalam Jurnal UIN Walisongo Semarang berjudul “Studi Analisis Efek Gerhana dalam Kitab Mujarrobat H Abdurragman Bin H Abdul Aziz”, pada zaman Rasulullah SAW, fenomena gerhana diyakini masyarakat sebagai pertanda lahir atau meninggalnya seseorang.
Sementara, Rasulullah menjelaskan gerhana tidak menyebabkan kedua perkara itu. Gerhana adalah tanda kebesaran Allah SWT yang jika umat muslim melihatnya maka dianjurkan salat sunah dan zikir kepada-Nya.
Pertanda gerhana Bulan dalam kepercayaan Jawa tercatat dalam Kitab Mujarrabat. Kitab ini termasuk salah satu primbon Jawa yang memuat berbagai ajaran, mulai dari ilmu fikih, tauhid, tafsir dan ramalan, hingga ilmu papetung yang digunakan untuk mengetahui hari baik maupun hari yang dianggap sial.
Berikut pertanda gerhana Bulan berdasarkan kalender Hijriah menurut kepercayaan Jawa:
Bangsa Yunani Kuno meyakini gerhana Bulan merupakan tanda jika Dewa sedang marah. Kata gerhana (eclipse) sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno “ekleipsis” yang memiliki arti ditinggalkan.
Disebutkan secara spesifik dalam buku Gerhana Bulan Merah oleh Institut Seni Indonesia Denpasar, bangsa Yunani juga percaya bahwa gerhana Bulan merah merupakan pertanda bahwa bencana besar akan terjadi.
Dalam Jurnal UIN Walisongo Semarang dijelaskan, kalangan masyarakat Tionghoa sendiri mempercayai bahwa gerhana Bulan merah yang warnanya hampir menyerupai darah adalah pertanda naga yang haus darah. Naga akan turun ke Bumi untuk memangsa manusia, sehingga mereka menyalakan petasan untuk mengusir.
Berbeda dengan kepercayaan lain, suku Hupa di bagian utara California meyakini gerhana Bulan sebagai tanda bahwa Bulan sedang terluka. Menurut mereka, Bulan memiliki 20 istri dan banyak hewan peliharaan buas seperti singa dan ular.
Konon, ketika Bulan terlambat memberi makan hewan-hewan peliharaannya, mereka akan menyerang hingga membuat Bulan berdarah. Dalam kisah ini, para istrinya kemudian datang menolong dan melindungi Bulan dari serangan hewan-hewan tersebut.
Berdasarkan data BMKG, fenomena gerhana bulan Merah atau gerhana Bulan total terjadi pada Senin, 8 September 2025 pukul 01.11 WIB atau 02.11 Wita atau 03.11 WIT.
Fase gerhana total dimulai pukul 00.30 WIB dan berakhir pada 01.53 WIB, dengan durasi totalitas mencapai 1 jam 22 menit 6 info. Sementara itu, fase awal ketika Bulan mulai memasuki penumbra dimulai lebih dulu pada Minggu, 7 September 2025 pukul 22.26 WIB.
Gerhana bulan Merah atau gerhana Bulan total tidak berbahaya. Fenomena langit ini bisa disaksikan secara langsung dengan mata telanjang tanpa perlu mengkhawatirkan keamanannya.
“Kabar baiknya, gerhana Bulan total ini bisa kamu lihat secara langsung tanpa membahayakan mata,” bunyi unggahan pada akun Instagram resmi @infobmkg, dikutip pada Sabtu (6/9/2025).
Jika ingin lebih jelas, gerhana Bulan bisa diamati menggunakan teleskop. Warna merah pada Bulan akan terlihat jelas apabila langit cerah.
Itulah informasi mengenai “gerhana Bulan merah pertanda apa”. Semoga menjawab,infoers!