Hari Jadi Maros ke-66: Festival Gau Maraja Leang-Leang dan Agenda Kegiatannya

Posted on

Tanggal 4 Juli 1959 ditetapkan sebagai Hari Jadi atau Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tahun 2025 ini, Butta Salewangeng genap berusia 66 tahun.

Peringatan Hari Jadi Maros ini menandai sejarah dan perjalanan panjang Kabupaten Maros sebagai daerah yang terus bertumbuh dan berkembang di Sulawesi Selatan. Untuk merayakannya, pemerintah Kabupaten Maros menggelar festival budaya akbar bertajuk “Gau Maraja Leang-Leang”.

Perayaan ini sebagai upaya pemerintah dalam melestarikan sekaligus mengenalkan budaya kepada seluruh masyarakat Maros dan dunia. Berbagai agenda kegiatan pun digelar mulai dari pameran budaya, seni, sejarah, hingga instalasi cahaya modern.

Nah, berikut informasi mengenai tema hingga agenda kegiatan Hari Jadi Maros ke-66 tahun 2025 selengkapnya!

Mengutip akun Instagram resmi Kabupaten Maros, tema yang diangkat dalam memperingati HUT Maros ke-66 adalah “Gau Maraja Goes to Mega The Versiti”. Tema ini mencerminkan semangat keberagaman, kreativitas, dan inovasi yang menjadi ciri khas masyarakat Maros.

Peringatan ini juga menjadi momen penting untuk mempererat kolaborasi dan menguatkan komitmen dari seluruh pihak. Harapannya, seluruh elemen bisa semakin solid dalam membangun Maros yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing.

Selain itu, diharapkan pula kemajuan daerah yang diiringi dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Melalui tema ini, diharapkan pula nilai-nilai budaya dan kearifan lokal terus dijaga dan dilestarikan.

Acara puncak peringatan Hari Jadi Maros ke-66 tahun ini yakni festival budaya “Gau Maraja Leang-Leang”. Festival ini berlangsung di Taman Arkeologi Leang-Leang dan Lapangan Pallantikang, Maros.

Festival budaya ini menjadi bentuk memperkuat identitas daerah dan mengenalkan kebudayaan Maros kepada dunia luas.

Dikutip dari laman resmi pemerintah Kabupaten Maros, Gau Maraja Leang-Leang 2025 mengusung semangat pelestarian budaya dengan harapan Leang-Leang dapat diakui sebagai situs warisan dunia (World Heritage). Ini juga bertujuan untuk menarik generasi muda agar sadar dan bangga pada budayanya.

Perayaan ini berlangsung selama 3 hari yaitu pada tanggal 3-5 Juli 2025. Berikut rincian susunan acara festival Gau Maraja 2025 selengkapnya yang dikutip dari akun TikTok Gau Maraja 2025:

Pertunjukan Seni

1. Perkusi Bali Sumange

2. Amancak

3. Aru

4. Tari Peppe Peppe Pakarena

5. Pertunjukan Kolosal Bate”: Jejak Peradaban

Pertunjukan Budaya

1. Tari Akkado’ Bulo

2. Pepe-pepeka ri Makka

3. Raga

4. Teater Purba

5. Pertunjukan Assitanajang ri Lino

Melansir laman resminya, wilayah Kabupaten Maros pada awalnya merupakan suatu wilayah kerajaan yang dikenal dengan nama Kerajaan Marusu. Seiring perjalanan waktu, wilayah ini kemudian berkembang dan dikenal sebagai Kabupaten Maros hingga saat ini.

Selain dikenal dengan nama Maros, masyarakat juga menyebut daerah ini sebagai Marusu atau Buttasalewangan. Ketiga nama tersebut memiliki arti penting secara historis dan budaya, serta menjadi simbol kebanggaan bagi warga dalam membangun daerahnya.

Secara historis, wilayah Kabupaten Maros adalah wilayah kerajaan yang berada di bawah pengaruh dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan, yakni Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa. Saat itu, Maros dikenal sebagai wilayah yang memiliki nilai strategis yang sangat potensial.

Masyarakat Maros secara turun-temurun dihuni oleh dua suku besar, yaitu Suku Bugis dan Suku Makassar. Kehidupan sosial budaya yang berkembang di wilayah ini banyak dipengaruhi oleh perpaduan dua suku tersebut.

Memasuki masa kemerdekaan, tepatnya tujuh tahun setelah Indonesia merdeka, pemerintah menerbitkan Peraturan Nomor 34 Tahun 1952 juncto PP Nomor 2 Tahun 1952. Dalam regulasi tersebut, Maros ditetapkan sebagai bagian dari Afdelling Makassar dan berstatus sebagai Onderafdelling dengan 16 distrik di dalamnya.

Demikianlah ulasan mengenai HUT Maros ke-66. Semoga bermanfaat ya infoers!

Tema Hari Jadi Maros 2025

Perayaan Hari Jadi Maros ke-66

Sejarah Singkat Kabupaten Maros