Hari Literasi Internasional diperingati setiap tanggal 8 September. Peringatan ini menjadi momentum untuk menegaskan kembali tentang pentingnya literasi.
Dikutip dari laman United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), Hari Literasi Internasional pertama kali diperingati pada tahun 1967. Sejak saat itu, peringatan ini dirayakan setiap tahun di seluruh dunia dengan tema yang berbeda.
Lantas, apa tema Hari Literasi Internasional 2025? Dan apa saja rangkaian acara resminya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Hari Literasi Internasional pertama kali dibahas oleh UNESCO pada 17 November 1965 dan dirayakan pertama kali pada 8 September 1967. Penetapan tanggal ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat internasional tentang status literasi dan pembelajaran orang dewasa di seluruh dunia.
Melansir dari situs resmi Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, salah satu latar belakang munculnya Hari Literasi Internasional adalah buta huruf. Kondisi ini dialami oleh hampir semua negara baik itu negara berkembang ataupun negara maju seperti Amerika.
Pada Tahun 1965 diadakan konferensi yang bertajuk “World Conference of Ministers of Education on the Eradication of Illiteracy” yang diselenggarakan di Teheran, Iran membahas tentang kondisi literasi dunia. Tahun selanjutnya, UNESCO pun memimpin dan mendeklarasikan 8 September sebagai Hari Literasi Internasional.
Satu tahun setelahnya, komunitas global menerima tantangan untuk mengakhiri buta huruf dengan berpartisipasi dalam Hari Literasi Internasional yang pertama pada tahun 1967. Pemerintah, sekolah, serta warga di segala dunia ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Selanjutnya pada tahun 1990, konferensi dunia “Education for All” yang diadakan di Jomtien, Thailand, membahas peran penting literasi untuk kemajuan dunia. Pada tahun 2015, literasi menjadi poin yang dimasukkan ke dalam tujuan utama Suistainable Development Goals (SDG’s) dalam bidang pendidikan.
Hingga pada tahun 2017, Hari Literasi Internasional mengganti fokusnya pada keterampilan literasi digital karena dianggap berhubungan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih saat itu.
Melansir situs resmi UNESCO, literasi merupakan hak asasi manusia yang fundamental bagi semua orang. Literasi membuka pintu bagi terwujudnya hak asasi manusia lainnya, kebebasan yang lebih besar, dan kewarganegaraan global.
Dengan literasi setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, dan perilaku yang lebih luas. Hari Literasi Internasional dilaksanakan untuk mengingatkan para pembuat kebijakan, praktisi, dan masyarakat tentang pentingnya literasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih terpelajar, adil, damai, dan berkelanjutan.
Setiap tahun, UNESCO pun menetapkan tema untuk memperingati Hari Literasi Internasional. Tahun ini, tema Hari Literasi Internasional 2025 adalah “Promoting literacy in the digital era” atau “Mempromosikan literasi di era digital”. Literasi di era digital memungkinkan masyarakat untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, menciptakan, mengomunikasikan, dan berinteraksi dengan konten digital dengan aman dan tepat.
Selain membaca dan menulis di atas kertas, literasi juga diperlukan di dunia maya. Menurut UNESCO, digitalisasi telah mengubah cara kita belajar, hidup, bekerja, dan bersosialisasi, baik secara positif maupun negatif, tergantung bagaimana kita berinteraksi.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Meskipun perangkat digital dapat membantu memperluas kesempatan belajar bagi kelompok-kelompok marginal, termasuk 739 anak muda dan dewasa yang tidak memiliki keterampilan literasi dasar. Digitalisasi juga menimbulkan kekhawatiran lain, termasuk masalah privasi, pengawasan digital, etika, risiko konsumsi pasif, dan dampak lingkungan.
Dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional 2025, UNESCO akan merayakannya kemajuan literasi di tingkat global, regional, nasional, dan lokal.
Perayaan global akan berlangsung pada tanggal 8 September di Markas Besar UNESCO, Paris, Prancis. Perayaan ini terdiri dari konferensi global dan upacara penganugerahan penghargaan literasi internasional UNESCO.
Acara ini akan menjadi kesempatan untuk refleksi kritis tentang makna literasi saat ini, dan bagaimana pengajaran dan pembelajaran, program, serta kebijakan literasi dirancang, dikelola, dan dipantau di era digital ini.
Selain itu, Hari Literasi Internasional 2025 juga akan menyoroti kebijakan dan intervensi efektif yang mempromosikan literasi sebagai kebaikan bersama dan hak asasi manusia serta sebagai pendorong pemberdayaan dan transformasi untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Nah, itulah informasi tentang Hari Literasi Internasional 2025. Semoga menambah pengetahuan ya, infoers.