Heboh emak-emak pedagang melayangkan protes ke petugas gegara diusir dari lokasi Car Free Day (CFD) di Jalan Boulevard, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka keberatan setelah dilarang kembali berjualan di lokasi tersebut.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Boulevard, Kecamatan Panakkukang, Minggu (24/8) sekitar pukul 08.30 Wita. Camat Panakkukang Ari Fadli menjelaskan, pedagang yang diusir merupakan pedagang yang sebelumnya sudah dikeluarkan dari aktivitas UMKM CFD.
“Itu oknum pedagang yang kami keluarkan dari aktivitas di UMKM Car Free Day,” ungkap Ari kepada infoSulsel, Minggu (24/8/2025).
Ari menjelaskan, persoalan ini bermula saat Pemkot Makassar meniadakan aktivitas CFD karena bertepatan HUT ke-81 RI, Minggu (17/8) lalu. Seluruh petugas yang seharusnya berjaga, harus mengikuti upacara peringatan Hari Kemerdekaan.
“Jadi kami Dishub, Satpol PP, PD Parkir, dan juga atas kebijakan pimpinan kita liburkan seluruh Car Free Day se-Kota Makassar, karena seluruh personel harus mengikuti upacara 17. Jadi tidak ada yang menjaga di lokasi Car Free Day se-Kota Makassar,” tuturnya.
Namun kebijakan itu menuai protes dari beberapa pedagang yang belakangan protes di lokasi CFD. Menurut Ari, situasi dipicu adanya ulah provokator sehingga sejumlah pedagang yang diduga mendalangi keributan diputuskan dikeluarkan dari grup UMKM CFD.
“Iya diliburkan minggu lalu karena bertepatan 17 (Agustus), mereka tidak diterima, dia bikin gerakan-gerakan memprovokasi pedagang-pedagang lain. Jadi daripada sebagai provokator lebih baik kami keluarkan,” katanya.
Di satu sisi, Ari turut membantah tudingan disebut memungut biaya dari pedagang di lokasi CFD. Dia menegaskan, fungsi utama CFD adalah untuk kegiatan olahraga, bukan ajang jualan.
“Kan selama ini juga pemerintah kecamatan tidak pernah pungut biaya di situ dan fungsi-fungsi Car Free Day kan untuk olahraga, bukan untuk UMKM. Justru kenapa mereka yang harus marah kan,” ungkapnya.
Ari menyesalkan ulah oknum pedagang yang memicu keributan saat CFD. Ari menjelaskan, emak-emak yang sempat protes dilarang berjualan karena dinilai memprovokasi pedagang lain.
“Iya (dilarang menjual) nda bisa kita toleransi. Ini kan akan jadi benalu karena fungsi Car Free Day sebenarnya bukan untuk berdagang, untuk berolahraga kan,” tegas Ari.
Ari menyebut ada sekitar enam pedagang yang sudah dikeluarkan dari grup UMKM CFD. Mereka juga dilarang kembali berjualan karena dianggap sebagai provokator.
“Sekitar enam kalau saya nda salah. Itu ji provokator semua,” terangnya.
Dia memastikan akan melakukan pemantauan secara berkala terhadap aktivitas pedagang di CFD Boulevard. Ari tidak ingin peristiwa tersebut terulang kembali.
“Kami setiap minggu pasti memantau di situ, memantau apakah ada pedagang liar atau tidak. Kan ini pedagang diminta diatur supaya tidak ada pedagang lagi di situ,” imbuhnya.
Dalam video yang beredar, tampak sejumlah emak-emak meluapkan amarahnya di CFD Jalan Boulevard. Terlihat seorang petugas berada di dekat emak-emak tersebut.
Emak-emak itu menuding ada perlakuan pilih kasih terhadap pedagang yang boleh berjualan di lokasi CFD. Salah satu di antaranya mengaku mendapat ancaman dari salah satu petugas kecamatan.