Heboh Siswi SD di Muna Nyaris Diculik, Ternyata Bohong Usai Telat ke Sekolah

Posted on

Heboh di media sosial siswi SD berinisial AM (8) di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), nyaris menjadi korban penculikan hingga pulang ke rumahnya sembari menangis karena ketakutan. Usut punya usut, AM mengarang cerita karena takut telat datang ke sekolah.

Dari video dilihat infocom, tampak AM masih mengenakan pakaian sekolah duduk di kursi sambil diinterogasi oleh ibunya. Kepada ibunya, AM mengaku bahwa nyaris menjadi korban penculikan pria dewasa.

“Saya mau ke sekolah, setelah itu ada bapak-bapak pakai helm dan dia tutup mukanya pakai masker, dia tarik saya tapi saya langsung lari,” ujar AM dalam video.

Sementara, Kapolres Muna AKBP Indra Sandy Purnama Sakti meluruskan terkait informasi beredar tersebut. Ia mengatakan setelah dilakukan penyelidikan, kabar upaya penculikan anak di Desa Lohia, Kecamatan Lohia pada Selasa (2/12), tidak benar adanya.

“Setelah dilakukan serangkaian penyelidikan di lapangan kepada saksi-saksi, ternyata terduga korban mengakui bahwa yang diceritakan itu tidak benar,” kata Indra kepada wartawan, Kamis (4/12/2025).

Menurutnya, sejak informasi dugaan penculikan itu muncul, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak, termasuk AM sendiri. Polisi bahkan menanyakan ciri-ciri pelaku, namun keterangan AM kemudian berubah.

“Yang benar bahwa saat akan berangkat ke sekolah, dia terlambat dan takut ke sekolah karena kebetulan sedang ujian Bahasa Indonesia,” tuturnya.

Ia menegaskan kasus ini tidak dapat serta-merta disebut kebohongan karena melibatkan anak-anak yang secara psikologis bisa saja takut menceritakan keadaan sebenarnya kepada orang tua. Menurut dia, ada ketakutan dari korban kepada orang tuanya.

“Sebetulnya bukan berbohong ya. Kalau kita bicara anak-anak, apalagi anak kecil, secara psikologis mungkin dia takut cerita ke orang tuanya karena terlambat dan tidak ikut ujian di sekolah,” ujarnya.

Meski kabar tersebut tidak benar, Indra mengingatkan masyarakat agar tetap waspada. Ia menyebut polisi juga akan membuat informasi resmi untuk memberikan penjelasan kepada publik.

“Ini bisa menjadi pembelajaran juga untuk kita. Bukan berarti dengan berita yang tidak benar kemudian kita tidak waspada,” pungkasnya.