Herannya Walkot Parepare Wilayahnya Jadi Kota Paling Intoleran Versi Setara

Posted on

Setara Institute merilis Indeks Kota Toleran (IKT) tahun 2024 yang menempatkan Kota , Sulawesi Selatan (Sulsel), sebagai kota paling intoleran di Indonesia. Hasil studi itu membuat Wali Kota Parepare Tasming Hamid heran wilayah yang dipimpinnya mendapat skor paling rendah dalam IKT.

Diketahui, objek kajian IKT 2024 adalah 94 kota besar di Indonesia. Setara Institute dalam studi IKT menetapkan 4 variabel sebagai penilaian, yakni regulasi pemerintah, regulasi sosial, tindakan pemerintah dan demografi sosio-keagamaan.

Berdasarkan hasil studi IKT 2024, ada 10 kota yang masuk kategori intoleran alias memiliki skor toleransi terendah. Parepare mendapat mendapat skor 3,945 yang menempatkannya menjadi juru kunci dalam perangkingan IKT dari 94 kota.

“Suatu kota mendapatkan skor terendah bukan hanya disebabkan terjadinya peristiwa intoleran ataupun hal-hal lainnya yang destruktif terhadap toleransi, tetapi juga disebabkan ketiadaan fokus dan inovasi terhadap pemajuan toleransi di kotanya,” tulis Setara Institute dalam studi IKT 2024 yang dikutip infoSulsel, Jumat (30/5/2025).

Selain Parepare, Kota Makassar di Sulsel juga meraih mendapat nilai terendah dalam IKT 2024 dengan skor 4,363. Berikut 10 kota paling intoleran atau memiliki skor toleransi terendah yang dirilis Setara Institute:

85. Pagar Alam (Sumatera Selatan): 4,381
86. Sabang (Aceh): 4,377
87. Ternate (Maluku Utara): 4,370
88. Makassar (Sulawesi Selatan): 4,363
89. Bandar Lampung (Lampung): 4,357
90. Pekanbaru (Riau): 4,320
91. Banda Aceh (Aceh): 4,202
92. Lhokseumawe (Aceh): 4,140
93. Cilegon (Banten): 3,994
94. Parepare (Sulawesi Selatan): 3,945

Setara Institute juga mengumumkan 10 terbesar kota paling toleran atau mendapat skor toleransi tertinggi dalam IKT. Dari data Setara Institute, berikut peringkat 10 kota paling toleran di Indonesia:

1. Salatiga (Jawa Tengah): 6,544
2. Singkawang (Kalimantan Barat): 6,420
3. Semarang (Jawa Tengah): 6,356
4. Magelang (Jawa Tengah): 6,248
5. Pematang Siantar (Sumatera Utara): 6,115
6. Sukabumi (Jawa Barat): 5,968
7. Bekasi (Jawa Barat): 5,939
8. Kediri (Jawa Timur): 5,925
9. Manado (Sulawesi Utara): 5,912
10. Kupang (Nusa Tenggara Timur): 5,853

Sementara itu, Wali Kota (Walkot) Parepare Tasming Hamid mengaku bingung menanggapi IKT 2024 Setara Institute. Tasming baru mengetahui informasi soal wilayah yang dipimpinnya masuk kategori sebagai kota paling intoleran di Indonesia.

“Kalau saya ditanya, saya bingung, kenapa mesti sekarang? Kenapa bukan dari dulu-dulu?” kata Tasming kepada infoSulsel, Jumat (30/5).

Tasming berdalih baru menjabat sebagai wali kota Parepare sejak dilantik 20 Februari lalu. Dia tidak memahami indikator yang digunakan Setara Institute dalam melakukan penilaian.

“Saya juga tidak tahu apa indikatornya sehingga Parepare dikatakan intoleran, karena setahu saya, saya ini baru dilantik, tidak cukup 100 hari. Saya juga tidak mengerti apa indikatornya dan sebagainya,” paparnya.

Dia pun enggan menanggapi lebih jauh hasil studi IKT 2024 tersebut. Tasming masih berupaya memahami letak masalah toleransi yang terjadi di wilayah Parepare.

“Itulah saya bilang, saya juga enggak tahu apa masalahnya sehingga Parepare dikatakan intoleran, apa indikatornya. Dan saya juga, namanya baru-baru dilantik,” tegas Tasming.

Kendati begitu, Tasming menegaskan isu sosial tetap menjadi perhatian selama kepemimpinannya. Dia menegaskan atensi terhadap isu toleransi sudah menjadi hal mendasar di tengah masyarakat yang demokratis.

“Saya pikir kalau bicara masalah toleransi, kita tidak perlu lagi diajari. Kita ini dalam bernegara ini sudah ada pemerintah yang tentukan, ya. Pancasila menjadi rujukan kita semua. Negara, undang-undang mengakui lima agama,” jelasnya.

Tasming Pertanyakan Indikator IKT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *