Banjir bandang menerjang permukiman warga di Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Bencana hidrometeorologi ini mengakibatkan dua orang tewas terseret arus hingga 350 rumah warga terdampak.
Peristiwa banjir bandang dilaporkan terjadi tepatnya di Desa Wombo, Kecamatan Tanantove, Donggala pada Selasa (27/5) sekitar pukul 15.30 Wita. Daerah itu sebelumnya diguyur hujan deras sebelum akhirnya sungai meluap dan menghantam permukiman warga.
“Informasinya air sungai di desa tersebut meluap dan langsung menghantam permukiman warga,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring kepada wartawan, Selasa (27/5/2025).
Kepala Desa Wombo, Zulfikar mengatakan dua warga bernama Ramisah (60) dan Rano (54) juga dilaporkan hanyut terseret banjir bandang. Korban Ramsiah ditemukan sekitar 500 meter dari TKP banjir bandang, sementara korban Rano ditemukan tertimbun material banjir di dekat rumahnya dalam kondisi meninggal dunia.
Proses evakuasi terhadap korban Rano tidak bisa dilakukan secara manual. Korban yang tertimbun material banjir harus dievakuasi menggunakan alat berat.
“Proses evakuasi menggunakan bantuan alat berat,” kata Zulfikar kepada infocom, Rabu (28/5).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Muh Rizal menambahkan kedua korban telah dievakuasi ke rumah duka untuk proses pemakaman. Operasi pencarian pun resmi ditutup.
“Seluruh unsur SAR yang terlibat telah kembali ke kesatuannya masing-masing,” ungkap Rizal.
BPBD Sulteng hingga kini masih mendata dampak banjir bandang yang terjadi. Sejauh ini dilaporkan ada 350 rumah warga yang terdampak banjir bandang.
BPBD Sulteng juga mencatat sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan satu jembatan rusak parah. Terdapat 100 Kepala Keluarga (KK) yang masih mengungsi.
“Iya setelah di data terdapat 350 rumah warga yang terdampak. Saat ini sejumlah pihak terkait dan warga masih membersihkan sisa sisa material banjir,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andi Sembiring kepada wartawan, Rabu (28/5).
Warga mengaku kekurangan logistik usai wilayahnya diterjang banjir bandang. Apalagi akses jalan penghubung di desa tersebut dilaporkan terputus total.
“Iya ada jembatan yang putus, jadi akses dari dusun dua ke dusun tiga tidak bisa,” ujar salah seorang warga bernama Merlin kepada infocom, Rabu (28/5).
Dia menyebut, akibat akses yang terputus, warga kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar. Mulai dari makanan, susu bayi, hingga pakaian.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Yang kami butuhkan itu untuk bayi seperti popok dan susu. Ada juga rumah tertutup lumpur, tentu butuh pakaian juga,” kata Merlin.
Saat ini sejumlah warga memilih mengungsi di rumah kerabat yang ada di desa berdekatan di Desa Wombo. Sementara sebagian lagi memilih bertahan di sekitar rumahnya.
“Ada yang mengungsi ke rumah keluarga yang dekat-dekat dari situ,” ucapnya.