Ibu hamil bernama Ela (40) terpaksa ditandu sejauh 13 kilometer (km) menuju Puskesmas karena jalan rusak tidak bisa dilalui mobil di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Sayangnya, bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar meninggal dunia.
“Infonya meninggal memang anaknya sebelum di sc (caesar). Bisa jadi karena keterlambatan (penanganan) karena jalanan, biar ditandu itu pasti goyang-goyang (pasien),” kata bidan yang mendampingi pasien, Jumaliah kepada wartawan, Sabtu (27/9/2025).
Perjuangan menandu pasien menuju Puskesmas dilakukan warga Dusun Pusu, Desa Pao-pao, Kecamatan Alu, Jumat (26/9). Pasien ditandu selama lebih kurang 3,5 jam menuju Puskesmas Alu. Sesampainya di Puskesmas Alu, pasien langsung dirujuk ke rumah sakit di Majene, untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
“Diperkirakan mulai ditandu sekira setengah tujuh, sampai di puskesmas tiba sekira jam sepuluh. Jaraknya sekira 13 kilometer, setelah itu langsung dirujuk ke rumah sakit,” ungkap Jumaliah.
Jumaliah mengungkapkan bahwa sebenarnya pasien melakukan persalinan bayi kembar. Persalinan pertama berjalan lancar di rumah pasien di Dusun Pusu, Kamis malam (25/9). Keluarga pasien baru memanggil bidan setelah persalinan kedua tidak berjalan lancar.
“Kemarin malam (kamis malam) melahirkan di rumahnya, keluarganya datang cari saya karena katanya yang satu (bayi) belum keluar. Sampai di rumahnya saya tindaki (pasien), saya suruh juga suaminya untuk cari orang buat persiapan bawa pasien ke Puskesmas,” tuturnya.
“Tapi karena sudah tengah malam tidak ada orang (yang bisa tandu ke puskesmas), saya sampaikan harus cepat dibawa karena jangan sampai (pasien) pendarahan, kita kekurangan alat, fasilitas tidak memadai,” sambung Jumaliah.
Menurut Jumaliah, pasien terpaksa ditandu menuju Puskesmas karena akses jalan yang dilewati rusak parah dan belum bisa dilalui kendaraan roda empat. Dia menegaskan, menandu pasien ke Puskesmas untuk mendapat perawatan sudah berulang kali dilakukan warga setempat akibat buruknya infrastruktur jalan.
“Memang tidak bisa mobil (melintas), pokoknya kalau ada di sini orang sakit, sudah beberapa kali saya alami kalau ada orang sakit, orang mau melahirkan susah untuk ditolong, selalu dibawa ke sana (Puskesmas) ditandu. Sempit jalan, juga rusak sebagian masih tanah, ada juga sungai kalau musim hujan kerap meluap tidak bisa dilalui karena tidak ada jembatan,” pungkasnya.
Dalam potongan video pendek yang dilihat infocom, Sabtu (27/9), tampak sejumlah warga menandu pasien menggunakan kain sarung yang diberi bambu.
Permukaan jalan selebar satu meter yang dilalui warga menandu pasien sebagian besar masih berupa tanah. Warga juga terlihat melintasi jembatan kayu kecil serta anak sungai.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.