Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana menegaskan isu sweeping pelat DP maupun mahasiswa asal Luwu Raya di Makassar usai heboh penyerangan orang tidak dikenal (OTK) di sejumlah kampus tidak benar alias hoaks. Arya menegaskan isu tersebut merupakan ulah provokator.
“Itu murni hoaks (isu sweeping pelat DP), ulah provokator yang ingin membuat Kota Makassar tidak aman,” kata Arya dalam keterangannya dalam pertemuan dengan 5 kepala daerah terkait di Hotel Novotel, Makassar, melalui rilis Pemkot Makassar, Senin (28/7/2025).
Selain itu, Arya mengungkapkan foto-foto korban yang beredar di media sosial juga tidak terkait dengan insiden terbaru. Dia mengatakan gambar kepala korban yang disebut-sebut akibat sweeping, sebenarnya adalah foto dari kasus tawuran geng motor sekitar seminggu lalu.
“Saat itu, kelompok geng motor menyerang warga sipil. Pelakunya sudah kami tangkap, ada 23 orang diamankan, 10 di antaranya telah kami tahan, dan korban juga sudah mendapat perawatan,” jelasnya.
Arya pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah mempercayai dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Dia menegaskan bahwa Makassar tetap dalam kendali aparat. Polri bersama TNI dan pemerintah kota berkomitmen menjaga situasi tetap kondusif.
“Berita yang belum pasti jika langsung di-share justru menjadi teror bagi masyarakat, menimbulkan ketakutan, dan memperburuk situasi. Kami minta semua pihak menahan diri,” ujar Arya.
“Tentu perlu kondusif, tertib mahasiswa dari daerah mana pun kami pastikan bisa kuliah dan beraktivitas dengan aman di Makassar,” pungkasnya.
Arya juga mengungkapkan kejadian yang memicu kekhawatiran masyarakat ini berasal dari kasus pribadi, bukan konflik antarkelompok. Hanya saja, kata dia, pelakunya kebetulan berasal dari wilayah Luwu Raya.
“Peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir berawal dari kasus penusukan dan penganiayaan terhadap salah satu warga Makassar. Kebetulan pelakunya berasal dari wilayah Luwu, tetapi ini murni persoalan pribadi, bukan kelompok,” tambah Arya.
Namun, kasus tersebut belakangan berkembang di media sosial dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Selanjutnya isu ini dipolitisasi oleh provokator seolah-olah menjadi persoalan kelompok.
“Akibatnya, muncul reaksi dari pihak korban yang merasa tidak puas dengan proses penyelidikan, lalu melakukan aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab, seperti memasang spanduk hingga melakukan sweeping di kampus,” ujarnya.
Arya menjelaskan bahwa pihak kepolisian segera bertindak cepat. Beberapa orang sudah diamankan dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan.
“Kami sudah menyampaikan kepada mahasiswa di Makassar agar tidak terprovokasi dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa merugikan orang lain,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin melakukan pertemuan bersama 4 kepala daerah Luwu Raya usai heboh penyerangan orang tidak dikenal (OTK) di sejumlah kampus di Kota Daeng. Rapat dilakukan demi mencegah konflik lanjutan.
Appi bersama Bupati Luwu Utara Andi Abdullah Rahim, Pj Wali Kota Palopo Firmanza DP, Wakil Bupati Luwu Timur Puspawati Husler, Bupati Luwu H. Patahudding, Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana, serta Dandim 1408/Makassar Kolonel Inf Franki Susanto, menggelar rapat tertutup di Hotel Novotel Makassar, Minggu (27/7) malam.
Arya pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah mempercayai dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Dia menegaskan bahwa Makassar tetap dalam kendali aparat. Polri bersama TNI dan pemerintah kota berkomitmen menjaga situasi tetap kondusif.
“Berita yang belum pasti jika langsung di-share justru menjadi teror bagi masyarakat, menimbulkan ketakutan, dan memperburuk situasi. Kami minta semua pihak menahan diri,” ujar Arya.
“Tentu perlu kondusif, tertib mahasiswa dari daerah mana pun kami pastikan bisa kuliah dan beraktivitas dengan aman di Makassar,” pungkasnya.
Arya juga mengungkapkan kejadian yang memicu kekhawatiran masyarakat ini berasal dari kasus pribadi, bukan konflik antarkelompok. Hanya saja, kata dia, pelakunya kebetulan berasal dari wilayah Luwu Raya.
“Peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir berawal dari kasus penusukan dan penganiayaan terhadap salah satu warga Makassar. Kebetulan pelakunya berasal dari wilayah Luwu, tetapi ini murni persoalan pribadi, bukan kelompok,” tambah Arya.
Namun, kasus tersebut belakangan berkembang di media sosial dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Selanjutnya isu ini dipolitisasi oleh provokator seolah-olah menjadi persoalan kelompok.
“Akibatnya, muncul reaksi dari pihak korban yang merasa tidak puas dengan proses penyelidikan, lalu melakukan aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab, seperti memasang spanduk hingga melakukan sweeping di kampus,” ujarnya.
Arya menjelaskan bahwa pihak kepolisian segera bertindak cepat. Beberapa orang sudah diamankan dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan.
“Kami sudah menyampaikan kepada mahasiswa di Makassar agar tidak terprovokasi dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa merugikan orang lain,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin melakukan pertemuan bersama 4 kepala daerah Luwu Raya usai heboh penyerangan orang tidak dikenal (OTK) di sejumlah kampus di Kota Daeng. Rapat dilakukan demi mencegah konflik lanjutan.
Appi bersama Bupati Luwu Utara Andi Abdullah Rahim, Pj Wali Kota Palopo Firmanza DP, Wakil Bupati Luwu Timur Puspawati Husler, Bupati Luwu H. Patahudding, Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana, serta Dandim 1408/Makassar Kolonel Inf Franki Susanto, menggelar rapat tertutup di Hotel Novotel Makassar, Minggu (27/7) malam.