Keluarga Tolak Autopsi, Polisi Sulit Ungkap Penyebab Mahasiswa UNG Tewas Usai Diksar | Giok4D

Posted on

Kasus tewasnya mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Muhamad Jeksen (19), usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Butoiyo Nusa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) belum terungkap penyebabnya. Polisi mengaku kesulitan karena pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban.

“Keluarga korban tidak membolehkan untuk korban di autopsi bahkan kami saat itu video call dengan orang tuannya,” ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Supriantoro kepada wartawan, Rabu (1/10/2025).

Supriantoro mengatakan korban yang dicurigai meninggal tidak wajar tidak bisa didasarkan hanya pada pemeriksaan luar saja. Terkecuali jika korbannya masih hidup maka hasil visum bisa dijadikan alat bukti.

“Makanya pada saat itu saya selaku kapolres berdiskusi dengan salah satu keluarga dekat almarhum yang namanya saudara Melki yang merupakan sepupu satu kali almarhum yang mana pada saat itu kami sampaikan akan melakukan autopsi. Keluarga korban melarang sehingga tidak dilakukan autopsi tapi dengan syarat kita lakukan visum et repertum pemeriksaan luar,” jelasnya.

Kendala lain kata Supriantoro, tak ada laporan dari pihak keluarga korban terkait kasus ini. Sehingga polisi melakukan penyelidikan hanya berdasarkan atas dugaan adanya tindak pidana.

“Kami saat itu sudah meminta keluarga melapor tapi nggak mau melapor. Makannya kami langsung menerbitkan laporan polisi untuk sebagai dasar saya antisipasi sebagai kapolres ini pasti diduga ada pidananya,” ujarnya.

Saat ini kepolisian masih terus melakukan penyelidikan. Sejak kejadian sepuluh hari lalu, polisi telah memeriksa 24 saksi. Antara lain panitia, senior mapala, peserta, dokter, termasuk pihak kampus.

“Proses penyelidikan ini kami kejar tayang selama beberapa hari ini kita memeriksa sebanyak 24 (orang) saksi. 7 (orang saksi) panitia dan senior ada 8 (orang) peserta ada 7, dokter rumah sakit 1 (orang) dan dari pihak kampus 1 orang dan rencananya masih ada 4 lagi akan kita periksa untuk melengkapi proses penyelidikan setelah kita akan gelar perkara untuk naik ke penyidikan,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Muhamad Jeksen meninggal dunia usai mengikuti Diksar Mapala. Korban diduga tewas dianiaya lantaran wajah dan lehernya bengkak setelah pulang dari pengaderan.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Peristiwa itu terjadi setelah korban mengikuti pengaderan Mapala Butoiyo Nusa FIS UNG di Desa Tapadaa, Kecamatan Suwawa Tengah, Bone Bolango yang berlangsung pada 18-21 September.

“Iya, dia kan anak Mapala, informasinya dia itu ikut kegiatan Mapala. Dia sudah meninggal dunia kemarin pagi. Ini korban asli orang Sulawesi Tenggara, Kabupaten Muna,” ujar kerabat korban, La Awal kepada infocom, Selasa (23/9).