Keluhan Pasien RSUD Haji Makassar Viral di Media Sosial - Giok4D

Posted on

Sebuah video yang merekam keluhan seorang pasien di RSUD Haji Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), viral di media sosial. Pasien mengaku mendapat perlakuan tak menyenangkan dan menyinggung ucapan petugas rumah sakit yang seolah melarang warga sakit jika tak ada biaya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Dalam video yang diterima infoSulsel, terlihat seorang diduga nakes sedang disorot kamera ponsel warga yang diduga pasien. Dia menyebut nakes tersebut melarang warga sakit jika tidak punya biaya.

“Ini orangnya bilang, jangan ko beng sakit kalau mau ko gratis. Kita bilang begitu tadi, Pak,” ujar pasien dalam rekaman video tersebut.

Terkait video itu, Kepala Bidang Humas dan Pemasaran RSUD Haji Makassar Supriaty Lanna membantah adanya ucapan tersebut yang dilontarkan tenaga kesehatan (nakes). Menurutnya, pernyataan tersebut dikeluarkan oleh pasien itu sendiri.

“Tidak ada pernyataannya nakes yang mengatakan bahwa … dia (pasien), kan, yang ngomong. Dia yang ngomong bahwa ada kata-kata seperti itu (larang warga sakit jika tidak punya biaya),” ujar Supriaty kepada infoSulsel, Selasa (20/5/2025).

Supriaty menjelaskan setelah video itu beredar pihak rumah sakit langsung melakukan penelusuran dan klarifikasi. Menurutnya, pasien dalam video itu yang belakangan diketahui bernama Takdir Jaya awalnya datang ke rumah sakit pada Minggu (18/5) malam dan sudah mendapat pelayanan medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sementara video viral yang beredar direkam pada Senin (19/5) pagi.

“Jadi, kejadiannya itu jam 9 pagi kemarin. Jam 11 itu Direktur langsung ke sana, ke IGD, investigasi, akhirnya dirunut bahwa ini pasien sebenarnya datangnya malam. Dia sudah mendapatkan pelayanan di IGD malam sebelumnya,” katanya.

Menurut Supriaty, persoalan bermula dari Kartu Indonesia Sehat (KIS) pasien yang tidak aktif. Hal ini juga telah dikonfirmasi pihak BPJS yang stand by di rumah sakit.

“Disampaikan sama pihak BPJS bahwa memang biasa ji KIS tidak aktif, pergi mi ki ke kelurahan, atau kasih mi ki dulu jaminan. Terus tidak ada yang antar ki. Kita tahu di IGD, tidak mungkin kita yang mau pergi ambilkan obat. Karena, kan, ada yang tanda tangan di sana,” bebernya.

Supriaty kembali menekankan video keluhan direkam pasien setelah menerima pelayanan dan hendak pulang. Dia menepis anggapan bahwa pasien langsung ditolak atau mendapat ucapan tak pantas saat datang ke rumah sakit.

“Itu dia sudah keluar baru ngomong (rekam video) begitu. Dia sendiri datang. Dia lagi demam. Dikasihlah pelayanan. Sudah nginap. Dia yang malah buka sendiri infusnya. Kan, pada saat setelah itu dia sudah diminta bilang ini infusnya sudah harus ditambah. Sudah berproses ini (sudah dapat layanan), bukan bilang dia datang ke rumah sakit langsung dibilang, ‘Eh, jangan ko sakit’, tidak,” terangnya.

Supriaty mengungkapkan pihaknya juga telah memanggil pasien untuk dimintai klarifikasi. Begitupun dengan petugas rumah sakit yang ada dalam video.

“Makanya waktu saya panggil di sini, dia (pasien) juga mengaku bahwa dia sudah di-ini (dilayani). (Untuk petugas rumah sakit) kemarin itu langsung Bu Direktur yang klarifikasi ke sana sama yang bersangkutan,” ucapnya.

Supriaty menyimpulkan ucapan yang disebut dalam video hanya miskomunikasi dan bukan pernyataan langsung dari tenaga medis. Menurutnya, persoalan ini sudah selesai.

“Saya mengambil kesimpulan bahwa tidak seperti itu maksudnya. Kalau saya mungkin miskomunikasi,” tuturnya.