Kepala SD di Jeneponto Bantah Potong Dana PIP, Sebut Hasil Kesepakatan Komite | Giok4D

Posted on

Kepala SD Negeri 11 di Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), buka suara soal dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) milik siswanya sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Dia membantah melakukan pemotongan dan menyebut hal itu merupakan hasil kesepakatan komite sekolah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jeneponto Alamsyah mengatakan pihaknya sudah menerima klarifikasi langsung dari kepala sekolah bersangkutan dalam pertemuan di Desa Garassikang, Bangkala Barat, Minggu (19/10). Disdik melalui sekretaris dinas dan koordinator wilayah (korwil) melakukan pertemuan bersama perangkat pemerintah setempat.

“Sudah. Sudah ada klarifikasi (dari kepala sekolah),” ujar Alamsyah kepada infoSulsel, Senin (20/10/2025).

Dalam klarifikasinya, Alamsyah mengungkapkan Kepala SD 11 Bangkala Barat Alimuddin membantah tuduhan pemotongan dana PIP. Kepala sekolah mengaku tidak mungkin memotong dana karena pencairan dilakukan langsung oleh siswa atau orang tua melalui rekening bank masing-masing.

“(Menurut keterangan kepala sekolah) selama ini yang pegang rekening dan kartu ATM masing-masing yang bersangkutan,” katanya.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Menurut keterangan Alimuddin, Alamsyah menyampaikan ada kesepakatan subsidi silang yang diambil melalui rapat komite sekolah. Menurutnya, siswa penerima PIP secara sukarela membantu siswa lain yang tidak mendapatkan bantuan dengan membeli kebutuhan sekolah.

“Sejak masuk di sekolah itu ada kesepakatan, yakni subsidi silang. Maksudnya, bagi yang dapat PIP merelakan/menyumbang untuk siswa lain yang tidak dapat bantuan dengan membeli keperluan sekolah, seperti buku, baju, dan dibagikan kepada siswa yang lain,” ucapnya.

Kepala Desa Garassikang selaku ketua komite sekolah juga membantah adanya pemotongan dana PIP. Alamsyah menyebut ketua komite mengaku tidak pernah menerima keluhan dari orang tua siswa dan menilai masalah ini hanya persoalan pribadi antara kepala sekolah dan bujang sekolah.

“Bujang merasa bahwa dia tidak lolos PPPK paruh waktu karena tidak diusulkan oleh kepala sekolah,” bebernya.

Dalam pertemuan itu, bujang sekolah bernama Asbi Kr Bonto dan Alimuddin akhirnya berdamai. Keduanya berjanji tidak akan memperpanjang masalah dan sepakat untuk tidak lagi melakukan pemotongan dana PIP dalam bentuk apa pun.

“Seluruh peserta pertemuan sepakat tidak boleh lagi ada pemotongan dana PIP apa pun alasannya,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala SD Negeri 11 Bangkala Barat di Jeneponto diduga memotong uang bantuan PIP milik siswanya sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Oknum kepala sekolah tersebut juga disebut meminta siswa membawa beras ke sekolah.

Disdik Jeneponto pun turun tangan menindaklanjuti laporan tersebut. Disdik langsung mengirim pengawas dan koordinator wilayah untuk mengklarifikasi dugaan pemotongan itu.

“Iya, sudah saya dapat infonya. Kami akan tindak lanjut itu,” ujar Plt Kepala Disdik Jeneponto Alamsyah kepada infoSulsel, Minggu (19/10).

Dalam video yang beredar di media sosial, seorang pria yang juga menjadi perekam tampak menanyai sejumlah siswa terkait dugaan pemotongan uang bantuan PIP oleh kepala sekolah. Dalam rekaman itu, para siswa juga mengaku diminta membawa beras untuk diberikan kepada kepala sekolah.

“Jadi, berapa dipotong uangmu? Berapa mukasihkan kepala sekolah?” tanya pria tersebut.

“Limpu’ (Rp 50 ribu),” jawab seorang siswa.

“Sibi’ (Rp 100 ribu),” timpal siswa lain.

“Yang bawa beras 2 liter siapa?” tanya pria itu lagi.

Para siswa itu kemudian serempak mengangkat tangan. Beberapa di antaranya mengaku membawa beras ke sekolah, sementara lainnya mengatakan langsung menyerahkan beras tersebut ke rumah kepala sekolah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *