Dua pos polisi lalu lintas (polantas) dibakar massa saat demonstrasi berakhir ricuh di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Insiden itu mengakibatkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp 525 juta.
Dua pos polisi yang dibakar massa berada di Flyover Makassar dan di Pertigaan Jalan Sultan Alauddin-Pettarani. Pos polisi di Flyover ditaksir mengalami kerugian sekitar Rp 450 juta, sedangkan pos polisi di Pertigaan Alauddin-Pettarani sekitar Rp 75 juta.
“Diperkirakan Rp 450 Juta (untuk di pos polisi flyover). Kalau untuk yang di 705 (pos polisi pertigaan Jalan Alauddin-Pettarani) diperkirakan Rp 75 juta,” kata Kasat Lantas Polrestabes Makassar AKBP Andi Husnaeni kepada infoSulsel, Rabu (3/9/2025).
Husnaeni mengatakan dua pos polisi yang dibakar massa mengalami kerusakan cukup berat. Menurutnya, pos polisi di pertigaan Jalan Alauddin-Pettarani masih bisa digunakan meski harus dibenahi, sementara pos polisi di Flyover Makassar sudah tidak bisa difungsikan lagi.
“Kalau kondisinya rusak berat nda bisa dipakai untuk yang (pos polisi flyover) 704. Kalau yang di pertigaan masih bisa dibenahi masih bisa dipakai,” ujarnya.
Dia menambahkan, tidak ada satupun barang yang tersisa setelah pos dibakar massa. Bahkan bangunan pos yang berdampingan dengan masjid ikut hangus dilalap api.
“Semuanya nda ada yang tersisa. Ada kan masjid di situ juga, masjid sama Pos lantas-nya jadi satu kan nda ada semuanya habis,” bebernya.
Kendati demikian, personel lalu lintas Polrestabes Makassar tetap melaksanakan pengaturan lalu lintas seperti biasa. Husnaeni menegaskan, kegiatan rutin tetap berjalan meski tanpa pos lalu lintas.
“Tetap ada, tetap kita laksanakan Gakur (giat pengaturan lalu lintas). Kita tetap laksanakan pengaturan. Iya, tanpa pos lalu lintas pun kita laksanakan kegiatan rutin,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, dua pos polantas dibakar saat demonstrasi berujung ricuh di Makassar pada Jumat (29/8) malam. Massa juga membakar gedung DPRD Makassar dan gedung DPRD Sulsel.
Kebakaran gedung DPRD Makassar mengakibatkan 3 orang meninggal dunia, yakni Saiful Akbar (Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah), Sarinawati (staf pribadi anggota DPRD Makassar), dan Muhammad Akbar Basri (staf Humas DPRD Makassar). Sebanyak 7 orang lainnya dilaporkan luka-luka dalam insiden itu.
Kericuhan juga terjadi di Jalan Urip Sumoharjo depan Universitas Bosowa (Bosowa). Seorang driver ojol (ojol), Rusdamdiansyah alias Dandi (26) meninggal dunia karena dikeroyok massa usai dituduh anggota intelijen.