Ustaz Das’ad Latif mengisi khotbah salat Idul Adha 1446 H/2025 M Lapangan Karebosi, Kota , Sulawesi Selatan (Sulsel). Dalam khotbahnya, Ustaz Das’ad menekankan pentingnya bersyukur di setiap nikmat Allah SWT yang diberikan
“Boleh cinta jabatan, tapi cinta kepada dunia ini tidak boleh melebihi cinta kepada Allah SWT,” ujar Ustaz Das’ad Latif di atas mimbar Lapangan Karebosi, Jumat (6/6/2025).
Dia mencontohkan keteladanan Nabi Ibrahim yang dikenang hingga kini karena ketundukannya kepada Allah. Menurutnya, kebaikan seorang manusia tidak akan dikenang jika tidak dilandasi cinta dan pengabdian kepada Tuhan.
Dalam khotbahnya, Ustaz Das’ad juga menyinggung soal semangat berkurban. Dia menyindir para pejabat yang diberi nikmat, tetapi tak menjalankan ibadah kurban.
Ustaz Das’ad membandingkan kekayaan dengan nikmat yang sering terlupakan. Dia menyebut nama pesepakbola ternama seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang memiliki penghasilan fantastis, tetapi tetap bergantung pada nikmat sederhana dari Allah seperti lutut yang bisa menekuk.
“Kita nonton sepakbola. Ada namanya Ronaldo dan Messi. Dikumpul semua gaji Pemkot Makassar, pegawainya semua, belum kalah gajinya Messi. Tapi, apakah dia hebat? Tidak. Apa yang lebih hebat? Allah kasih lutut yang bisa bengkok. Mana bisa main bola kalau lututnya tidak bisa bengkok,” katanya.
Ustaz Das’ad turut mengingatkan bahwa jabatan maupun popularitas pun tak ada artinya jika Allah mencabut nikmat-Nya. Menurutnya, mudah bagi Allah mencabut nikmat dari seorang manusia.
“Wali kota kita hebat? Mana bisa jadi wali kota kalau tidak bisa melihat dan tidak bisa mendengar? Das’ad Latief yang hebat? Mana bisa dia ceramah kalau suaranya sudah rusak,” ucapnya.
Mengutip Surah Ar-Rahman, Ustaz Das’ad mengajak jemaah untuk merenungkan nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Dia juga menyebutkan bahwa rasa syukur tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan melalui salat dan kurban.
“Cara bersyukur tidak cukup hanya dengan mengucapkan alhamdulilah. Tapi, apa? Ayat berikutnya dalam ayat yang pendek ini (Surah Al-Kautsar), fasholli lirabbika wanhar. Maka salatlah, salatlah,” tuturnya.
Dia menegaskan bahwa salat merupakan puncak ibadah dan tanda kerendahan hati seorang hamba. Tanpa salat, kata dia, amal lain seperti kurban dan haji pun tak berarti.
“Saudara-saudara sekalian, biar kau kurban, tapi tidak salat, tidak ada gunanya. Biar kau haji tiap tahun, tapi tidak salat, tidak ada gunanya. Salat adalah puncak penghambaan kepada Allah. Orang yang tidak salat sesungguhnya dialah orang yang paling sombong di hadapan Allah,” terangnya.
Menutup khotbahnya, Ustaz Das’ad kembali menyerukan agar umat Islam tidak lalai dalam menunaikan ibadah kurban. Terlebih, kata dia, jika sudah tergolong mampu.
“Berkurbanlah. Banyak saudara-saudara kita yang punya harta, tapi tidak salat, tidak berkurban, hati-hati. Kalau sudah mampu, tapi tidak berkurban, ingat ayat ketiga, Innasyani’aka huwal abtar (Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”. Putus rahmat Allah kepadamu,” serunya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota (Walkot) Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin dan Wakil Wali Kota (Wawali) Makassar Aliyah Mustika Ilham salat Idul Adha di Lapangan Karebosi, Makassar. Para pejabat Pemkot Makassar juga hadir di lokasi.